07 || Tumbuh dan Patah

25 5 1
                                    

Arika yang canggung lama kelamaan merasa nyaman dan tenang. Seperti inilah rasanya makan bersama dengan dengan formasi yang lengkap, nyaman. Arika hanya tersenyum melihat Gita, tatapannya seperti menandakan bahwa ia berterima kasih.

"Arika, orang tuamu kerja apa?" Tanya Mahatma ditengah keheningan.

"Kerja dibisnis properti Om." Jawab Arika sedikit gugup. Mahatma yang mendengarnya pun hanya mengangguk sembari terus menyantap makanannya.

Setelah selesai, Arika membantu Gita membereskan meja makan.

"Eh udah jangan diberesin, biar sama Tante aja." Ucap Gita yang mencegah Arika membantunya.

"Gapapa Tante, aku bantuin. Kan aku juga ikutan makan." Ujar Arika sembari mengambil piring–piring kotor. "Makasih ya tante." Lanjut Arika dengan senyumannya.

Entah kenapa Arika merasa nyaman ketika dengan Gita.  Ketika mereka berdua tengah asik bersih–bersih, mencuci piring. Ponsel Arika berbunyi pertanda ada telpon masuk. Terlihat bahwa Sagara yang menelpon.

"Mau pulang jam berapa? Kakak jemput

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau pulang jam berapa? Kakak jemput." Tanya Sagara diseberang sana.

"Arika belum selesai. Nanti Arika pulang sendiri aja kak." Jawab Arika.

"Jangan pulang lewat dari jam 7 ya. Kakak udah janji sama papah mau dinner bareng kamu sama Vino juga." Ucap Vino. Arika yang tahu akan dinner bersama Papah dan kedua kakaknya itu tentu saja senang.

"Iya kak. Arika tutup ya." Ujar Arika lalu mengakhiri panggilannya.

"Kakak kamu?" Tanya Gita.

"Iya Tante." Jawab Arika.

"Kamu berapa bersaudara emangnya?" Tanya Gita lagi.

"Tiga bersaudara Tante, Arika anak bungsu." Jawab Arika sembari memindahkan piring yang sudah bersih keatas tempatnya.

"Ohh gitu ya. Tante pengen banget punya anak cewe." Ungkap Gita, karena memang anaknya semua laki–laki.

Setelah selesai bersih–bersih, Arika pamit untuk pergi ke studio. Melanjutkan tugas sekolahnya.

"Nah datang juga." Ucap Jakenan, sepertinya mereka sudah menunggu Arika.

"Hehehe sorry lama ya." Ujar Arika malu.

Jakenan dan Jayden mengambil posisi latihan, sebelumnya mereka sudah mencoba latihan berdua sembari menunggu Arika. Kini Arika sudah tiba lalu latihan pun dimulai.

"Sekarang coba lo yang latihan, gue iringin ya." Pinta Jakenan. Arika yang sudah bersiap pun mengambil napas panjang lalu mulai bernyanyi.

Suara Arika ketika berbicara dan bernyanyi jelas berbeda. Jakenan dan Jayden cukup terpukau dengan suara merdu yang keluar dari mulut Arika. Ketika tengah menikmati suara Arika, Jayden masuk dengan suara yang merdu bersatu dengan suara Arika yang lembut dan menjadikannya sebuah perpaduan yang indah.

CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang