09 || Sesak

25 3 1
                                    

"Lo jadi gak mau ikut?" Tanya Abey pada Jakenan yang tengah sibuk merapikan mejanya.

"Jadi kok jadi." Sahutnya. Disamping Jakenan ada Jayden yang akhirnya memilih ikut, karena katanya kalau jadi Ketua Kelas itu harus bertanggung jawab dan bijaksana.

Tak hanya mereka bertiga, tapi ada Sehan yang juga tengah menunggu Abey berkemas. "Masih lama?" Tanya Sehan.

"Enggak ini udah." Jawabnya. "Ayo udah siap?" Sambung Abey. Pertanyaan ini dijawab dengan anggukan dari ketiganya.

Mereka berempat pergi menuju rumah sakit. Yang jelas sebelum menuju tujuan utama, mereka mampir dulu untuk membeli buah tangan. Mereka membeli beberapa roti, susu,buah, dan beberapa camilan lainnya.

Setelah membeli beberapa makanan, akhirnya mereka sampai di rumah sakit dimana Arika dirawat. Mereka menuju kamar yang sudah diberi tahukan oleh Arika.

"Ini beneran kamar Arika? Lo gak salah kan?" Tanya Jakenan pada Abey tepat didepan pintu kamar Arika.

"Iya bener kok gak salah." Jawab Abey sembari memeriksa kembali bahwa nomor kamar yang diberikan Arika benar.

Mereka semua sedikit terkejut karena Arika berada di ruangan VVIP, bukan satu V nya tapi dua. Jelas dia bukan orang biasa, pikir mereka semua. Hingga akhirnya keluarlah seorang wanita dari ruangan Arika berada.

"Eh? Kalian temennya Arika ya?" Tanya Helena, iya wanita itu Helena.

"Halo kak, iya kita temennya Arika." Sapa Abey ramah.

"Masuk aja, Arika nya udah nunggu." Perintah Helena.
Mereka berempat masuk kedalam ruangan yang cukup besar, bersih, namun penuh dengan semerbak aroma obat – obatan.

"Arikaaa." Panggil Abey sedari masuk. "Kangennn." Sambungnya.

"Haii, kangen jugaaa." Mereka berdua berpelukan erat seperti layaknya Teletubbies.

"Kok lo bisa sakit sih?" Tanya Abey.

"Kecapean doang kok." Jawab Arika.

"Kecapean doang maksud lo apaan sampe dirawat gini?" Kali ini Jakenan yang bicara. Terlihat ia terus menunjuk – nunjuk semua alat yang ada diruangan Arika.

"HAHAHAHA. Gue lupa lo dateng kesini bawa bodyguard ya, Bey." Ujar Arika yang seperti tidak orang sakit, ia seperti Arika seperti biasanya. Ceria.

"Bunda gue sampe nanya dan berharap lo dateng kerumah hari ini." Ucap Sehan. Arika jadi teringat Gita.

"Astaga, gue lupa. Yah gimana dong?" Arika jadi merasa tidak enak kalau ia udah punya janji untuk datang kembali. "Sebentar." Sambungnya yang kemudian mengambil handphone nya diatas atas sebelah ranjangnya.

Setelah itu Arika menyimpan handphone nya kembali dan Helena masuk.

"Ada apa?" Tanyanya.

"Aku bisa pulang hari ini gak? Sekarang?" Arika ingin pulang supaya bisa bertemu dengan Gita.

"Lo jangan gila." Ujar Jayden tiba – tiba. Padahal dari tadi ia cuman diam tak bersuara.

"Bisa gak?" Tanya Arika lagi pada Helena. Helena tidak mengerti apa yang diinginkan Arika.

"Saya gak bisa memastikan apakah bisa atau tidak. Nanti saya bisa kena marah, kalau saya mengijinkan kamu pulang sekarang." Jelas Helana yang seketika membuat Arika sedikit kecewa dengan penjelasan itu. "Kalau kamu menginginkan sesuatu, bilang saja. Asal jangan yang itu." Sambungnya.

"Tapi aku mau pulang, sekarang. Aku harus menemui seseorang."  Arika ini benar – benar keras kepala. Selain keras kepala Arika juga gampang sekali merasa tidak enak.

CircleWhere stories live. Discover now