11 || Pasta? Soda?

11 2 1
                                    

"Lo yakin ini unitnya?" Tanya Sehan pada Abey.

"Yakin kok bener, nomor unitnya juga sama." Jawab Abey sembari memperlihatkan layar ponselnya.

"Tapi kok banyak orang gini ya?" Kali ini Jake yang kebingungan.

Jayden, Jake, Sehan, Abey, dan tak lupa Saguna tengah berdiri didekat unit bernomorkan 323 lengkap dengan dua laki - laki berbadan tinggi besar yang sedang berjaga, dan diyakini sebagai bodyguardnya Arika.

Salah satu dari lelaki bertubuh besar itu menghampiri mereka yang tengah kebingungan, persis seperti segerombolan anak hilang.

"Mau cari siapa dek?" Tanya lelaki itu.

"Cari Arika, pak." Jawab Jayden.

"Oh temennya Nona Arika. Disebelah sini, mari saya antar." Ucapnya. Akhirnya mereka menemukan titik terang letak unitnya Arika.

Mereka masuk kedalam dan terlihat Arika yang masih diposisi berbaring sembari memejamkan matanya dan terlihat sangat tenang, sepertinya dia benar - benar terlelap dalam tidurnya kali ini. Helena mencoba untuk membangunkan Arika, tapi aksinya dihentikan oleh mereka semua.

"Jangan kak, biarin aja." Ucap Abey.

Akhirnya Helena mengajak mereka ke ruangan lain, unit yang diberikan Sagara bukanlah unit biasa. Unit dengan ukuran yang cukup besar. Untuk dia cukup besar tapi bagi teman - temannya Arika ini bukan cukup besar tapi memang besar.

Mereka dipersilahkan masuk dan duduk. "Makasih kak." Ucap Abey. Tak ada yang bersuara lagi selain Abey. Mereka hanya sesekali tersenyum kikuk.

"Kak, aku mau tanya boleh gak?" Abey membuka suara untuk memecah keheningan.

"Silahkan."

"Diluar kok banyak om-om yang jaga sih kan? Mana gede-gede lagi kan serem." Tanyanya sembari bergidik ngeri mengingat kedua lelaki yang berjaga diluar. Dan pertanyaan Abey sukses membuat yang lainnya tertawa kecil karena pertanyaan yang dilontarkan Abey.

"Oh iya, mereka ditugaskan untuk menjaga Arika. Soalnya kan bapak dan ibunya jarang ada disini, cuman ada saya jadi gak mungkin kalau cuman saya aja yang jaga." Jelas Helena dan ditanggapi dengan sebuah anggukan.

"Sebelumnya, kayanya kalian belum tau saya." Ujar Helena. "Perkenalkan saya Helena, saya asistennya Arika." Lanjut Helena dan diakhiri dengan sebuah senyuman.

"Kirain kakak, kakaknya Arika." Celetuk Sehan yang pada akhirnya buka suara. Dan langsung ditanggapi dengan sebuah gelengan kepala bertanda bukan.

Terdengar suara langkah kaki dari ruangan sebelah, yang tak lain dan tak bukan adalah Arika. Ia terbangun dari tidurnya, dan sudah dipastikan dia terkejut dengan keberadaan teman - temannya itu.

"Hai Rikk!" Sapa Abey sembari melambaikan tanganya. Begitupun Jakenan, dia juga sama melambaikan tangannya.

Arika hanya tersenyum malu, karena ia merasa bahwa penampilannya sekarang sungguh berantakan. Arika terbilang anak yang perfectionist? Segala sesuatunya harus diperhatikan dan diperhitungkan.

"Kok udah dateng?" Bukannya balik menyapa, Arika malah bertanya dengan ketus.

"Iya, kan kita janjinya pulang sekolah." Jawab Jakenan dengan begitu halus. Arika hanya ber-oh ria mendengar jawaban Jakenan. Kemudian ia menghampiri yang lain, menarik satu kursi disebelah Abey.

Dengan rambut yang tidak terlalu rapih ia duduk dan sesekali memejamkan matanya. Helena yang bangkit dari duduknya kemudian mengambilkan sesuatu dari ruangan tadi. Merasa tau apa yang dibutuhkan Arika, Helena menyodorkan 3 butir obat dan satu gelas air mineral. Dan dengan segera Arika meminum obat yang diberikan Helena.

CircleHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin