04. thanks to Jane

8.1K 934 71
                                    

"Huh, hah, huh, hah, huh hah."

Jeff menarik nafas dan menghembuskannya secara berlebihan, heboh sendiri, demi menenangkan detak jantungnya yang berdebar gak normal. Bahkan setelah dia sudah memakai jas rapi dan didandani khas pengantin pria, cowok itu malah olahraga kecil-kecilan sebagai pelampiasan dari rasa groginya.

Deril yang ngelihat itu jadi ngakak. "Lo jangan lebay kenape, sih?"

"Deg-degan gue. Dulu lo begini juga gak?"

"Gak, lah!" Cuman nangis aja dikit karena terharu. Lanjut Deril dalam hati.

"Sinii tangan lo. Siniin, siniin," Jeff menarik tangan Deril untuk menaruhnya di dadanya. "Kerasa, kan, detak jantung gue lagi disko?"

Deril segera menarik tangannya. "Homo, Anjing."

"Hadoh, serius nih gue! Gimana caranya biar gak deg-degan?!"

"Pejamin mata, tarik nafas dan hembuskan perlahan, bayangin aja abis ini lo bisa sentuh-sentuh Hanna secara sah di mata hukum dan agama."

"Mesum, Tolol."

Jeff gak mengindahkan kalimat Deril, dia memilih untuk duduk dengan punggung tegak di sofa, menunggu dipanggil mamanya untuk segera keluar dan mereka berangkat ke tempat mereka mengucap janji suci nanti.

Deril merogoh ponsel dan menghidupkan benda persegi panjang tersebut, sesaat cowok itu terlihat lagi selfie—tapi ternyata dugaan Jeff salah, karena setelahnya, cowok itu malah berbicara sendiri di depan benda mati.

"Udah selesai, Ca, disana?" tanya Deril pada sang istri. "Hanna mana?"

"Bentar, lagi benerin resleting di dalem. Dia tadi hampir jatuh gara-gara gaunnya kecantol paku."

"Lah, jadinya sobek?"

"Untungnya enggak."

"Oh—bangsat, Jeff, balikin hape gue!"

Jeff nyengir. "Shar, mana bini gue?"

"Bini tai kuda. Nikah juga belom." cibir Deril sambil kembali duduk.

Layar ponsel yang tadinya menampakkan wajah Shara kini berganti jadi Hanna, yang bikin Jeff langsung mengembangkan senyum lebar.

"Cantik bangeeeeeeeeet calon istri siape, nih?"

"Ngapain, sih, video call?" Hanna malah protes. "Belum berangkat emang?"

"Belum. Nungguin Mama selesai didandanin. Lo deg-degan gak, Babe?"

"Gak."

"Sumpah?!" Jeff melotot gak terima.

Hanna tergelak. "Ya deg-degan, lah!"

"Oh, ya udah. Gak gue doang berarti. Katanya Shara gaun lo kena paku?"

"Iya, tapi udah dibenerin—"

"Jeff!"

Yang dipanggil menoleh ke arah pintu. Mamanya disana sudah siap berangkat. "Kamu, nih, malah main hape. Abis ini, kan, udah ketemu sama Hanna."

"Orang vidcall juga barusan banget."

"Halo, Tante," sapa Hanna di seberang sana sambil tersenyum.

"Halo, Nak. Haduh, cantik banget. Ati-ati nanti Jeff ngiler pas acara."

Yang jadi bahan julid cuman memutar bola mata.

"Yuk, Jeff. Berangkat sekarang. Hapenya dimatiin."

Jeff segera mengangguk kemudian menunduk lagi ke hapenya. "Gue berangkat, ya. Lo juga berangkat, jangan ngaret."

imperfect.Where stories live. Discover now