10. weekend activities

5.5K 832 39
                                    

"Terus kenapa tadi aku nemu helai rambut panjang di kerah kemeja kamu?"

Jeff melapas rengkuhannya untuk melihat wajah Hanna. "Masa, sih?"

Yang ditanya mengangguk. Matanya memerah.

"Loh, eh, jangan nangis," Jeff langsung panik, diusapnya sudut mata sang istri yang udah berair. "Aku beneran gak ngapa-ngapain sama anaknya Pak Hamdan. Astaga, jangan nangis..."

"Explain."

Jeff menggaruk alisnya bingung. Masalahnya dia juga gak tahu apa yang harus dijelasin. Orang dia beneran gak ngapa-ngapain.

Atau mungkin...

"Wait, tadi dia emang ini, sih..." Jeff meringis. "Pas mau turun mobil, dia sempet cipika-cipiki, TAPI—bentar, denger dulu, jangan marah dulu," potong Jeff kala Hanna udah mau buka mulut."Bukan yang bibirnya nempel ke aku, Yang. Tapi yang pipi ketemu pipi itu. Aku juga kaget, orang dia langsung aku tegur, kok."

"..."

"Sumpah, Yang. Cuman itu doang—iya, itu bukan cuman. Tapi intinya, aku gak ada aneh-aneh kayak yang kamu pikirin. Kamu jangan nangis dulu," Jeff hendak merengkuh Hanna namun perempuan itu lebih cepat mendorong bahunya, tidak mengizinkan Jeff untuk melakukan itu. "Yah, marah nih?"

"Kamu enggak selingkuh, kan?"

"Ya Tuhan Jesus, ngapain banget? Ngaco, nih, mulutnya kalau ngomong."

"Selingkuh, enggak?"

"Enggak," jawab Jeff tegas. "Gila apa. Udah punya buntut dua masih mau selingkuh."

"Beneran gak, kan?"

"Enggak, sayangku cintaku, haduh."

Jeff gemes banget sama Hanna ini. Bisa-bisanya sang istri sampai menangis dan menuduhnya selingkuh, padahal ada niat seujung kuku aja gak ada. Punya Hanna dan Gellar Jena udah cukup membuat hidupnya sempurna. Dia gak butuh perempuan lain yang malah bikin apa yang dia punya sekarang hancur.

Hanna makin menangis setelah Jeff menjawab itu, membuat sang suami makin panik lagi.

"Loh, kok makin nangis, sih?!"

Jeff menarik Hanna ke pelukan, mengeratkan rengkuhannya, menaruh pipi di atas puncak kepala Hanna.

"Takut kamu selingkuh..." Hanna bergumam lirih, air matanya membahasi dada Jeff. "Jangan selingkuh."

"Enggak, janji enggak bakal selingkuh. Kamu, nih, makanya jangan ngefollow akun Lambe Turah, jadinya parno sendiri."

Hanna hanya diam dan terus menangis.

Tapi lewat hal ini, Jeff makin paham betapa Hanna mencintainya. Melihat perempuan itu ketakutan hanya karena menemukan helai rambut di kemeja Jeff membuat pria itu tak tahu lagi harus berucap syukur seperti apa. Cintanya bersambut sebegini sempurnanya.

Jeff gak tahu, kalau dulu dia gak menegur Hanna ketika perempuan itu ngaku-ngaku jadi pacarnya di depan Juna, apakah detik ini dia tetap akan jadi laki-laki paling bahagia di dunia?

**

Kayak biasanya, setiap hari Sabtu, Hanna akan meminta Jeff untuk ikut turun tangan membersihkan rumah. Setelah di pagi hari Gellar dan Jena sudah mandi, sudah wangi, dan sudah bersih, Hanna akan meminta Gellar untuk menjaga adiknya di ruang bermain yang tersedia di dalam rumah, kemudian mengunci pintu sementara dia akan mulai bersih-bersih.

Jeff selalu kebagian nyapu, padahal laki-laki itu paling gak suka disuruh nyapu.

"Ya udah, kamu yang ngepel." kata Hanna menawari pilihan lain.

imperfect.Where stories live. Discover now