28× : 2 = 98

1.8K 275 42
                                    

Tekan bintang oren yuk

Yuk bisa yuk

Bintang oren

Jangan lupa VOTE

Oke? hehe.

______________________________________

UTS

Duduk di bangku paling depan di ruang kelas yang hening suara. Lea mengamati pulpen di genggaman tangannya—di angkat setara wajah—di depan mata dengan siku di atas meja.

"Pantas buat nulis enak, harganya mahal."

Lima menit lagi, guru pengawas akan membagikan lembar kertas ujian tengah semester di hari senin di jam pertama mata pelajaran matematika.

Lea menegakkan tubuh, sepertinya dia siap bertempur. Betapa beruntung dirinya bisa satu ruangan dengan partner andalan. Siapa lagi kalau bukan Rafael.

Lea menoleh ke belakang merasa iri, karena partnernya duduk di bangku paling belakang. Tempat idaman. Sedangkan, dirinya tepat di depan bangku pengawas.

Lea tersenyum saat Rafael menyemangati dirinya dengan kedua tangan terkepal di atas meja. Tidak ada suara yang di dengar, hanya gerakan bibir dan wajah sumringah.

"Se-ma-ngat," balas Lea nyaris tak bersuara.

Selama ujian berlangsung, suasana begitu tenang. Sampai-sampai ingin batuk saja merasa segan. Lea memukul kepalanya dengan pulpen. Berharap encer dalam menjawab setiap soal.

Sekilas menoleh tuk merilekskan pikiran. Lea tak sengaja melihat suatu hal yang di rasanya, entahlah. Mungkin salah lihat. Lea tidak mau ambil pusing, ia terlihat acuh tak acuh dan kembali fokus ke soal yang ada di atas meja.

~

Menghirup udara segar dan menatap langit biru cerah dengan sekumpulan awan putih yang pelan-pelan bergeser. Lea menyilakan rambut tanpa peduli keramaian lingkungan sekitar. Sembari menggendong tas di pundak. Seorang diri. Tidak ada keluhan, sepertinya dia merasa lancar jaya mengerjakan soal.

Teman-teman sebayanya terlihat antusias saat jemputan mereka telah datang di depan sana. Berbeda dengan Lea, dimana belum menemukan mobil yang biasa menunggu.

Sekilas menoleh, Lea melihat dua orang terlihat dekat. Seorang anak perempuan tak asing yang antusias membagikan ceritanya kepada sang ibu, karena sukses mengerjakan soal ujian hari ini.

Lea memalingkan wajah dan berniat pergi. Namun, langkah kakinya mendadak terhenti usai salah satu di antara mereka memanggil namanya.

Datang menghampiri. "Lea."

Lea tersenyum canggung. Lagi-lagi menyilakan rambut. "Eh, Tante?"

"Belum di jemput?" tanya Renata ramah ada tegasnya. Memang begitu nada bicaranya.

"Belum Tante, tapi sebentar lagi datang. Hehe," kata Lea.

Berada di antara mereka, Alsa melipat tangan dan berdiri sedikit di belakang mamanya sembari memutar bola mata malas.

"Bagaimana tadi mengerjakan UTS nya, kesulitan?" tanya Renata.

IngeniousWhere stories live. Discover now