29x : 3 = 29

1.8K 270 9
                                    

Melirik ke laci meja kelas. Menemukan benda asing. Tanpa ragu-ragu, tangan mengambilnya. Benda berbentuk balok pipih, berwarna hitam, dan berpita biru itu sekarang ada di genggaman tangannya. Rafael yang baru tiba di kelas pun terheran-heran. Pagi-pagi mendapat kejutan.

Rafael melirik ke bangku depan masih kosong. Tidak sengaja melihat kotak yang sama ada di laci meja milik Alsa. Melirik ke bangku pojok depan sebelah kiri. Bola matanya malah bertemu Assen. Yang mana baru saja meletakkan tas di kursi. Ia memperhatikan Assen duduk dan mengambil barang yang sama di laci meja.

"Dari lo?" tanya Assen menebak, karena melihat benda di tangan Rafael.

Rafael mengangkat setengah tangan. "Gue juga dapat. Alsa juga."

Rafael memperhatikan Assen berjalan ke belakang sambil membawa kotaknya. Ia mengecek laci meja nomer tiga dari depan dan benar saja Dhira juga mendapatkannya.

Mereka pun memutuskan untuk membuka kotak berpita tersebut di tempat masing-masing. Rafael membuka tutup dan tersenyum.

Semangat Partner

Selembar kertas mini berwarna kuning. Rafael ambil kertas terdapat tulisan tinta hitam itu dan meletakkannya di samping kotak di atas meja.

Di bawah kertas, Rafael mendapatkan susu kotak 225 ml berjumlah tiga. Dengan varian berbeda ada rasa cokelat, kacang hijau, dan stroberi.

Tanpa bertanya, Rafael bisa menebak pasti dari dia. Perempuan kuat itu memang unik. Bukan hanya itu, ada secarik kertas juga.

Makasih udah sabar jadi partner belajar

Ga tau lo suka rasa apa daripada serba salah ya gue kasih aja tiga varian. Siapa tau salah satunya ada yang lo suka

Hadiah ini bentuk syukuran nilai dan peringkat UTS meningkat dari semester kemarin

Setelah ini ga akan ngerepotin lagi. Gue bisa belajar sendiri

- Lea

Di beri kado kecil seperti ini saja mampu membuat hati senang. Rafael berniat menemui Lea. Ia pun meletakkan tas dari pundak dan buru-buru meninggalkan kelas sambil membawa kotak.

~

Bergerak mencari ke kelas, tetapi tidak ada. Rafael berlari ke rooftop, juga tidak menemukan. Lalu, ke mana perginya Lea? Tidak mungkin dia belum tiba di sekolah.

Berjalan tanpa arah, Rafael menoleh ke sana dan kemari berharap melihat batang hidung perempuan yang di anggapnya kuat.

Itu dia.

Ternyata, ada di belakang gedung sekolah. Sedang bermain skateboard seorang diri.

Satu hal yang membuat Rafael kagum kepada Lea. Bukan hanya kuat menjalani hidup, tetapi juga lihai memainkan benda beroda itu. Lea tidak bermain sekadar di geser ke depan ke belakang saja. Namun, ia tekniknya memutar menggunakan kedua kaki tanpa terjatuh.

IngeniousOnde histórias criam vida. Descubra agora