PROLOG

241 27 0
                                    

Hai guys, mungkin beberapa dari kalian sudah pernah baca cerita ini. Aku pernah upload cerita ini di wattpad dengan judul Lembayung Senja, kemudian aku memutuskan untuk pindah lapak ke salah satu platform, akhirnya balik lagi ke lapak ini dengan judul Sebatas Formalitas.

Semoga kalian tetap suka ya, tungguin terus setiap update cerita ini. Pokoknya aku akan selalu berusaha kasih yang terbaik.

Happy reading & jangan lupa tinggalkan jejak kalian ⭐

∆∆∆∆∆

Damian masih memikirkan pembicaraannya beberapa hari yang lalu dengan kedua orang tuanya dan omanya. Semua hal itu jika dipikirkan sangat berat dibandingkan menyelesaikan tugas-tugasnya di perusahaan. Bagaimana mungkin ia bisa menemukan wanita yang bisa ia nikahi dalam waktu satu bulan ini? Mereka pikir menikah itu hal yang mudah? Sampai-sampai memberikannya waktu seperti ini? Kalau ia gagal maka perjodohan itu pasti akan terjadi, dan ia tidak ingin sampai semua hal itu terjadi.

Hal yang membuatnya masih kepikiran sampai sekarang adalah wanita mana yang bisa ia nikahi dengan tujuan hanya sebuah pernikahan kontrak?  Rasanya hal itu sangat mustahil untuk dia dapatkan, apalagi di zaman sekarang semua itu bukan perkar yang mudah. Sebenarnya hal itu bukan jalan yang tepat untuk memecahkan masalah ini, tetapi tidak ada lagi cara lain.

Cukup keras memikirkan perihal itu, mata Damian menyipit melihat sosok wanita yang berada di depan rumahnya. Ia berhenti sejenak sambil mengelap keringat yang membanjiri dahi serta bagian lehernya. Ia melihat jam yang berada di pergelangan tangannya, ini masih pukul delapan pagi dan untuk apa gadis itu berada di depan rumahnya? Apalagi hanya diam seperti patung saja. Apa wanita itu tamu dari mamanya?

Damian yang sudah lelah karena habis berolahraga dan memikirkan masa depannya, sebaiknya ia menanyakan apa yang dilakukan oleh gadis itu. Ia kembali berlari kecil untuk sampai ke depan rumahnya. Setelah jaraknya semakin dekat, ia menyadari siapa gadis itu. Kalau tidak salah gadis itu adalah seseorang yang pernah ia tolong beberapa minggu yang lalu, yang juga salah satu pekerja di Emelia's Petshop yang ia temui beberapa hari yang lalu. Jadi ia sudah bisa menebak, sepertinya gadis itu mengantarkan kucingnya kesini.

Seakan dugaannya kali ini memang benar tentang seseorang di depannya itu. Kenapa? Karena sangat jelas gadis itu memegang dengan begitu erat tas kucing miliknya. Kucing kesayangan miliknya dan mamanya yang ia hantarkan beberapa hari yang lalu untuk dimandikan ke Emelia's Petshop. Kucing itu bernama Milly dengan warna putih bersih dan berjenis kelamin betina. Tetapi kenapa gadis itu pagi-pagi sekali mengantarkannya? Biasanya juga dia yang langsung menjemputnya kembali.

Langkah kaki Damian akhirnya terhenti di samping wanita itu dengan jarak hanya sepuluh langkah saja. "Ngapain anda berada di depan rumah saya?" Hanya sekedar basa-basi saja sebenarnya ia menanyakan hal itu.

Wanita itu adalah Senja yang masih teringat jelas namanya oleh Damian. Gadis itu langsung menoleh ke arah seseorang yang menyapanya. Matanya tidak bisa berbohong kalau ia menatap lelaki di depannya ini dengan penuh kagum, hal itu jelas terlihat dari tatapan mata bulatnya.

"Hei, anda siapa?" kembali Damian menyapa wanita itu dengan suara yang sedikit lebih keras dibandingkan semula.

Siapa wanita yang tidak dibuat menelan ludah seperti ini dengan tampilan lelaki di depannya itu begitu seksi. Baju olahraga yang menutup tubuhnya seperti seorang model, apalagi dengan rahang kokohnya itu. Senja yakin dibalik baju itu, pasti tercetak jelas pahatan indah yang tersimpan di sana.

Senja langsung menggelengkan kepalanya, sepertinya ia harus membenarkan isi pikirannya. "Astaga, kenapa aku berpikiran seperti itu? Ini masih pagi, tapi pikiranku sudah kemana-mana saja."

Sebatas Formalitas Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon