AFSHEERA 05

36 3 0
                                    

..

Setelah tadi aku ke kampus saat ini aku berada di jalan menuju perusahaan praditya, sepanjang jalan hp pribadi ku terus berdering yang membuat beberapa kali pak yosi menatapku lewat kaca.

"maaf nona"

"iya pak? "

"tuan muda telp saya dan minta bicara dengan nona"ucap pak yosi seraya memberikan hpnya.

"bilang aja, aku sudah otw"jawabku membuat pak yosi ragu berbicara kepada papih.

"bilang aja gapapa, jika pak yosi takut dengan papih dan akan kena marah papih tenang aja ada aku"lanjutku membuat pak yosi bicara kepada papih dan tlp itu langsung tertutup.

Sepanjang perjalanan menuju kantor aku hanya diam menatap hp publik ku saja yang berisi semua kepentingan pekerjaan, sosmedku semuanya ada di hp ini karna hp pribadiku hanya ada satu aplikasi yaitu hanya WA dan nomer yang ada disana pun hanya nomer-nomer orang terdekat aja.

Sampainya di labbi kantor aku langsung disambut oleh papih dan beberapa karyawan yang membuatku harus tersenyum kepada mereka semua, papih mengulurkan tangannta dengan malas aku ambil dan papih menggenggam tanganku.

"selamat datang di kantor cabang perusahaan praditya nona, nama saya angga dan saya akan menjadi asisten pribadi nona. Apapun yang nona butuhkan, saya siap direpotkan"ucap lelaki yang saat ini ada dihadapan.

"terimakasih, atas penyambutan nya"jawabku kepada semuanya.

"angga dewan direksi sudah ada diruang metting kan?"tanya Papih.

"iya tuan"

"Yaudah yuk sayang, Papih kenalkan kamu dengan dewan direksi"ucap Papih seraya menatapku sedangkan aku hanya menganggukan kepalaku lalu melepaskan genggaman tangan Papih.

Disepanjang jalan menuju ruang meeting aku hanya diam dan jam sudah menunjukan pukul 2 siang, aku berharap meeting kali ini tidak terlalu lama agar aku bisa ngecek restoran yang ada di kemang.

"selamat siang semuanya"ucap Papih saat aku, Papih dan angga memasuki ruang meetting.

"selamat siang juga tuan imam"jawab mereka semua dan aku hanya bisa memberikan senyumku.

Papih duduk di kursi kebesaranNya dan aku di sisinya,  sebenarnya aku sering kesini dulu saat usiaku 10 tahun tapi itu sudah sangat lama sekali gedungnya pun banyak sekali perubahan.

Saat ini Papih sedang membuka meeting dan berbicara di depan pimpinan direksi, setelah itu papih menatapku lalu memperkanalkan diriku kepada semua dewan direksi yang ada diruang meetting saat ini.

"saya percayakan perusaan ini kepada putri saya, Afsheera Aileen praditya"ucap Papih yang berdiri membuatku ikut berdiri seraya menundukan diriku bertanda hormat kepada mereka semua.

"maaf mencela tuan, tapi apakah bisa nona muda mengembangkan perusahaan ini? Maaf tuan tapi rasanya sangat sulit untuk di percaya"ucap salah satu dewan direksi yang merendahkanku.

Aku hanya diam mendengar pertanyaan itu dan menatap papih, yang terlihat biasa aja mendengar aku direndahkan didepan banyak orang.

"saya tau kalian pasti sangat sulit mempercayai putri saya yang saya beri amanah untuk mengembangkan perusahaan ini, tapi kita bisa beri waktu kepada putri saya untuk dia mengembangkan perusahaan ini dalam waktu 3 bulan"jawab Papih membuatku marah, ternyata ekspetasi ku terlalu tinggi akan jawaban Papih.

Pertanyaan yang ada di fikiranku saat ini adalah untuk apa Papih memberikan perusahaan ini jika dia tidak percaya kepadaku.

"walaupun begitu rasanya sangat besar ketidak percayaan kami tuan dengan nona Afsheera"

AFSHEERA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang