AFSHEERA 08

35 2 0
                                    

..

Sampainya diresto kemang seperti ucapanku kepada Fani bahwa kami ingin mengisi perut yang membuat aku dan fani banyak memesan makanan, saat ini jam menunjukan pukul 5 sore dan dalam waktu 30 menit pesanan aku juga fani tersedia di meja kami.

"permisi kak"ucap steffani yang datang menghampiri diriku saat aku sedang menikmati makanan.

"iya stef, ada apa? "jawabku seraya menatapnya yang menatapku ragu.

"ada apa? Bicara saja"

"apa kakak punya waktu? Para koki ingin bicara tentang menu baru yang ada di restoran kita"ucap steffani membuatku berhenti menikmati makanan lalu menatap nya kembali.

"hari ini aku lelah banget, besok aja bagaimana? Insyallah aku luangkan waktu"

"baik kalau gitu kak, nanti aku akan bilang ke para koki"

"iya makasih ya steff"

"sama-sama kak"jawab steff yang bersiap akan pergi tapi ku tahan.

"oh ya, siapkan laporan 2 minggu ini ya nanti aku cek kalau ke malaman aku bawa pulang"ucapku.

"baik kak, kalau gitu aku permisi dulu"

"iya"

"udah jadi sultan, semakin jadi sultan gimana rasanya?"ucap fani membuatku menatapnya.

"sultan dari mana nya? Tetep aja semuanya milik papih, gua hanya menjalankan kalau pun uang dari perusahaan, sekolah atau kampus turun akan gua sumbangin ke panti asuahan mungkin"jawabku membuat fani menatapku.

"why? "

"ya gak kenapa-kenapa, hanya aja kehidupan udah lebih dari cukup. Penghasilan gua dari resto dan Afsheera cake's berhasil buat gua berdiri sendiri dikehidupan ini, dan gua gak butuh apapun saat ini"

"ya loe berhasil untuk itu, tapi loe gak akan bisa lupa kan resto kemang ini bukan hanya jeripayah loe tapi ada seseorang yang ikut berjuang di resto ini"ucap fani membuatku diam dan langsung teringat akan orang itu.

"iya"

"jawab jujur, gimana si perasaan loe saat ini ke dia?"tanya fani membuatku menatapnya.

"gua mau loe jujur Ai, kata hati loe bukan pikiran loe"lanjutnya yang membuatku menunduk.

"gua bohong fa, gua bilang sama tadi bahwa gua udah bisa hidup tanpa dia dan kehidupan gua sekarang juga gak butuh dia. Gua bohong, gua tipu diri gua sendiri nyatanya gua butuh dia bahkan dihati kecil gua pengen gua denger penjelasan dia tapi ego gua yang nolak akan itu"jawabku menatap fani.

"gua masih sayang sama dia, gua masih cinta sama dia, enam tahun bukan waktu yang sebentar buat gua bisa lupain dia dalam waktu 3 tahun. Nggak fa, walaupun dia pergi 6 tahun atau 10 tahun sulit buat gua lupain dia terlalu banyak kenangan antara gua sama dia apalagi restoran ini"lanjutku yang membuat fani mengusap punggungku.

"iya gua faham kok, sorry udah nanya itu"

"it's oke, no problem"

"eh ya, live musiknya mulai jam berapa si? "tanya fani yang membuatku melihat ke arah jam hp.

"sebentar lagi mungkin, biasa nya dijam segini sih yang rame"jawabku yang membuat fani menganggukan kepalanya.

Selesai makan dan ngobrol sebentar aku izin ke fani untuk ke kantor lebih dulu, seperti ucapan ku kepada steffani bahwa aku akan melihat laporan restoran dua minggu sekali.

Aku menyelesaikan laporan malam itu juga, jam juga sudah menunjukan pukul 6 sore dan azan magrib sudah berkumandang yang membuat aku langsung mengmbil whudu dan menunaikannya di ruanganku.

AFSHEERA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang