AFSHEERA 06

30 4 0
                                    

♡♡

Saat ini jam menunjukan pukul 9 malam dan aku baru aja pulang dari restoran, tadi aku sempat makan malam bersama dengan fani dan rian tapi mereka pulang lebih dulu sedangkan aku karna ada yang harus cek makanya baru bisa pulang di pukul 9.

Sedari jam 7 tadi tlp ku terus berdering menampilkan nama kontak mamih disana yang membuatku malas mengangkatnya, tadi sempat ku angkat dan mamih memintaku untuk makan malam bersama dengan granpa, granma dan mamih dirumah granpa tapi ku tolak halus dan beralasan aku sudah makan malam.

Sampainya dihalaman rumah opah aku melihat ada mobil yang tak asing, membuat aku mempercepat jalanku menuju mansion dan saat ku masuk pandanganku tertuju kepada sepasang suami istri yang tersenyum kepadaku.

"mommy"ucapku yang langsung memeluk seseorang yang ku panggil mommy itu.

"hallo cantik, kangen ya sama mommy?"tanya momny yang membuatku langsung menatap wanita yang sudah ku anggap mamih kedua ku.

"sangat, kenapa baru temui adek? Kan adek rindu"jawabku membuat mereka tertawa.

"you okey swetty? "tanya daddy yang membuatku menganggukan kepalaku.

"daddy lega jika adek baik-baik aja"ucap daddy membuatku tersenyum.

"iya dad, eh tapi tadi adek baru aja ketemu sama ian dad"jawabku membuat mommy menatapku.

"iya mommy tau, sebentar lagi juga kesini"

Aku menganggukan kepalaku dan ikut ngobrol bareng bersama dengan omah, opah, daddy dan mommy tapi gak lama rian datang yang membuat suasana ruang tamu semakin ramai.

"boy, yang sopan ada omah dan opah"ucap daddy kepada putranya, ya rian adalah anak dari daddy dan mommy.

Sebenernya persahabatan aku dan Rian terjadi dari orang tua kami yang memang juga sahabatan dari jaman mereka dan berlanjut kepada kami, masa kecilku diisi dengan rian yang selalu bersamaku sampai saat ini.

"maaf opah, omah apa kabar? Maaf ya ian baru main hehehe"ucap Rian kepada opah dan omah.

"gapapa boy, opah tau kamu pasti sibuk kan"jawab opah kepada Rian.

"opah tau aja"

"boy, sudah bicara dengan ai?"tanya mommy membuat semua orang diam menatap Rian dan aku.

"ada apa mom? "tanyaku seraya menatap mommy.

"ada yang ingin kamu bicarakan dengan ai kan boy"

"apa itu? Tadi loe diem aja pas di resto, ada apa si? "tanyaku kepada Rian yang menatapku.

"Hmm, gua mau ngobrol berdua sama loe di taman depan bisa? "

"bisa, Yaudah yuk"jawbku setelah itu kami pamit untuk ketaman depan dekat halaman mansion.

Aku dan Rian duduk berdampingan di kursi taman yang memang disediakan disana,
"ada apa ian? Loe mau ngomong apa? "tanya ku kepada Rian.

"ai sory gua baru bilang ini sama loe, sebenernya gua gak mau ikut tapi ada tanggung jawab yang harus gua jalankan disana dan loe tau itu"

"maksud loe? "

"lusa, mommy daddy dan gua akan ke belanda kami pindah kesana mungkin selama 2 atau 3 tahun karna daddy baru aja membuka cabang perusahaan disana dan gua yang harus menjalankannya. Dan juga.. "

"dan juga apa? "tanyaku menatapnya.

"beasiswa master gua diterima di universitas yang gua mau, sorry ai gua harus ninggalin loe disaat kondisi loe lagi gak baik baik aja. Gua terus mikir apa keputusan yang gua ambil itu bener atau nggak"ucap Rian membuatku menggelengkan kepala.

"nggak ian, loe harus tetep kejar keinginan loe jangan pikirin gua Lagian disini juga ada fani. Gua bisa jamin kalo gua akan baik-baik aja, keputusan yang loe ambil udah sangat bener, gua dukung loe sampai loe kembali ke indonesia"

"thank you so, tapi sebelum itu boleh gua jujur? "

"apa? "

"salah gak si kalau gua berharap lebih sama loe"ucap Rian membuatku terdiam menatapnya.

"maksud loe? "

"gua suka sama loe"jawab rian membuatku langsung menggelengkan kepala.

"itu sangat salah ian, Karna gua gak pernah lebih anggap loe dari sekedar sahabat. Ian gua udah pernah bilang kan sama loe, sampai kapan pun gua gak mau merubah status kita jadi apapun selain sahabat dan saudara"ucapku membuat rian diam dan menundukan kepalanya.

Aku pegang pundaknya yang membuatnya menatapku dengan wajah sedihnya,
"bukan gua orangnya ian, tapi ada cewe lain yang mengharapkan kepastian dari loe tapi Cewe itu bukan gua"

"siapa? "

"Tifani, dia suka sama loe dari lama tapi dia gak berani ungkapin itu. Pergi ian, bilang jika loe juga menyayangi nya walaupun sekarang masih sebatas sahabat tapi gak kemungkinan kan kalau rasa itu akan berubah jadi cinta karna perhatian yang kalian berikan satu sama lain"ucapku membuat Rian menatapku tak yakin.

"tapi ai, gua mau pergi jauh apa dia mau ldr sama gua? "tanya Rian dengan wajah cemasnya.

"loe yakinin dia jika loe bisa menepati ucapan loe untuk bisa melewati ldr ini bersama dia, yakini juga dia kalau loe disana untuk kerja dan pendidikan. Kuncinya hanya satu, komunikasi harus selalu lancar"jawabku membuat rian menatapku dalam,seperti meyakinkan ucapanku dan aku hanya menganggukan kepala.

"nanti bilang sama mommy dan daddy kalau gua pergi sebentar, kalau mereka mau pulang duluan aja gapapa dan salam sama Opah juga omah maaf gua gak bisa pamit secara langsung mau perjuangin hati"ucap Rian seraya pergi masuk kedalam mobil membuatku tersenyum seraya menggelengkan kepalaku.

Aku melambaikan tangan ku saat Rian mengeluarkan mobilnya dan memberikannya semangat, demi sahabat apapun akan aku lakukan termasuk mengalah kalau pun aku memiliki perasaan yang masa dengan rian tapi nyatanya aku memang hanya menganggapnya sebagai sahabat atau saudara.

♡♡

AFSHEERA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang