6. Introducing Lea

7.3K 359 102
                                    

Lane bahkan sudah tidak sanggup lagi menggambarkan semuanya lewat kata-kata. Mungkin jika orang lain yang ada di posisi Lane sekarang, mereka akan mengatakan bahwa ada kupu-kupu yang berterbangan dari perut. Namun untuk Lane, ini lebih dari itu. Ini lebih terasa seperti naga-naga berukuran super besar dibanding kupu-kupu yang ukurannya tidak seberapa.

Lane berdeham, Ia mengangkat kepalanya yang semula berada di bahu Luke lalu bangkit berdiri. "Luke, ikut gue ke taman belakang sekarang," katanya sambil menarik tangan Luke untuk membuat cowok itu berdiri. Luke yang bingung, hanya mengikuti perintah dari Lane.

Lane terduduk di salah satu kursi santai yang ada di taman belakang rumahnya. Diikuti oleh Luke yang menempatkan diri di sebelahnya. Lalu Ia menatap Luke tepat di mata.

"Luke, gini, gue mau bilang maaf dulu sebelumnya," tutur nya kini sambil menunduk. "Gue bukannya gak suka sama lo apa gimana, tapi, Mama sama Papa gak ngebolehin anaknya pacaran. Jadi gue gak bisa janjiin lo apa-apa," lanjutnya.

Luke menganggukan kepalanya lalu mengusap rambut Lane. "Gue ngerti kalo lo gak boleh pacaran. Tapi, gak apa-apa 'kan, kalo kita bertingkah kayak orang yang pacaran? Maksud gue, kalaupun gue ketemu sama orangtua lo, gue tetep akan memperkenalkan diri sebagai teman Lane. Walaupun kita gak pacaran, gue tetep peduli dan ngelindungin lo segimana cowok yang ngelindungin dan meduliin ceweknya. Lagian, status juga gak ngejamin kalo sebuah hubungan bakalan berhasil. Lo ngerti maksud gue, 'kan?"

Lane merasakan sesuatu di dalam dirinya yang senang saat Luke mengucapkan kata kita. Lane tersenyum lalu berkata, "Jadi, gimana nih?" ujarnya kini sudah berani melihat ke arah mata Luke.

"I don't have much to offer, but I promise you can have the best of me," kata Luke sambil tersenyum.

"Sialan lo, gue jadi malu," balas Lane lalu menutup mukanya yang telah memerah.

Setidaknya sejauh ini semuanya baik-baik saja.

*

Lane menghempaskan tubuhnya ke sofa super nyaman alias tempat malas-malasan di ruang tengah. Tas ransel masih Ia gendong dan juga sepatu belum Ia lepas. Sekolah selalu terasa melelahkan bagi Lane. Kecuali kalau ada Luke. Dengan sisa tenaga yang ada, Ia melepas tas ranselnya lalu melesat ke arah dapur berniat untuk mengambil minum. Setelah mendapatkannya, Lane menggenggam gelas bening berisi air mineral di tangan kanan dan tas ransel yang Ia seret di tangan kiri kemudian berjalan ke kamarnya.

Setelah mengganti seragamnya dengan baju Papa yang longgar, sebuah pesan muncul di layar ponselnya.

Luke: Hai ini luke

Lane: Nikah yuk, gue cape sekolah

Luke: Tunggu sampe band gue cukup terkenal terus gue punya cukup uang ya sayang. Btw, bukain pintu dong gue dibawaaah

Lane bagaikan mendapatkan kekuatan super saat Luke bilang kalau Ia sudah ada di bawah. Ia berlari-lari menuruni tangga agar bisa cepat sampai ke pintu depan.

"Hai," sapa Luke dan Lane langsung menghambur ke pelukan cowok yang lebih tinggi darinya itu.

"Hugging someone taller than you is the best feeling ever. Because you feel protected." kata Lane tiba-tiba, masih berada di pelukan hangat seorang Luke dan siapa sangka kalau pembantu di rumah Lane menyaksikan mereka sambil tersenyum-senyum sendiri.

Luke melepas pelukannya lalu mengusap rambut Lane. "Anyway, gue bawain kentang dan eskrim dari McD kesukaan lo!" dan Lane pun bersorak lalu menarik Luke untuk masuk dan duduk di sofa yang tadi sempat menjadi pelampiasan Lane.

Kemudian mereka memakan makanan yang dibawakan oleh Luke. Sebelum ke rumah Lane, Luke menyempatkan untuk membeli makanan dulu karena Ia tahu tabiat Lane yang terkadang suka males makan.

"Eh Luke tapi jam 5 gue ada les," kata Lane sambil mencomot kentang lalu memasukkannya ke dalam mulut.

"Ooh gitu, ya udah, nanti gue sekalian anter lo ke tempat les terus sekalian pulang juga." lalu Lane mengangguk setuju.

Mereka sibuk berbincang sampai-sampai tidak terasa kalau kentang dan eskrim yang mereka miliki telah habis.

"Cie yang profile picture nya foto sama gue," ledek Lane sambil tersenyum jahil ke arah Luke.

"Cie yang lock screen nya foto sama gue juga," balas Luke kemudian mereka tertawa.

Lane berpamitan untuk mandi dan bersiap-siap sementara Luke menunggu sambil menonton berita yang ada di TV. Sok pinter memang. Setelah beberapa saat, Lane pun akhirnya kembali turun dan sudah siap untuk les. Luke bangkit berdiri dan mengantar Lane ke tempat les. Lalu mereka berpamitan kemudian Lane melangkahkan kakinya ke arah kelasnya. Saat Ia berjalan masuk, Ia melihat seorang cowok yang tidak lain adalah teman lama Luke. Namun, mereka tidak memiliki hubungan yang cukup baik.

Apa yang bakal Luke lakuin kalau Ia tahu ternyata Lane berada dalam kelas yang sama dengan teman nya itu untuk beberapa bulan ke depan?

Tentu saja Luke tidak akan merasa aman. Tidak pernah.

*

"Sydney! Itu garisnya kepanjangan!" gerutu Lane saat Sydney menarik garis di kertas karton tapi terlalu panjang. Saat ini mereka berdua sedang mengerjakan tugas kelompok––meskipun ini tidak bisa dibilang kelompok karena hanya terdiri dari mereka berdua––di salah satu food court dekat sekolah.

"Ya udah, pinjem penghapusnya," kata Sydney sambil meletakan telapak tangannya terbuka di depan Lane. Lane membuka tempat pensilnya, mengambil penghapus, lalu menutupnya kembali. Dan Ia melanjutkan browsing untuk bahan yang akan di tulis di kertas kartonnya. Namun ketika sebuah pesan mencuat dari notifikasi ponsel Lane.

Luke: Lane coba liat ke belakang

Lane: Apaan lu jangan ngerjain gue y. Lagi ngerjain tugas ini bersama sidni

Luke: Percaya padaku, sayang

Lane: Tidak!

Namun, karena rasa penasaran yang telah membuncah, Lane akhirnya menoleh ke arah belakang dan mendapatkan Luke yang sedang duduk menghadapnya bersama cewek yang tepat ada di depannya namun posisinya membelakangi Lane. Meja yang ditempati oleh Luke dan Lane hanya terhalang satu meja kosong.

Luke melambaikan tangannya lalu mengisyaratkan Lane untuk menghampirinya. Lane pun menurut dan mengabaikan teriakan dari Sydney.

"Sumpah, lo paparazzi abis!" kata Lane saat telah tiba di meja Luke.

Luke hanya tertawa kemudian berkata, "Kenalin, ini Lea. Temen sekelas gue waktu lagi MOS di Granville South," kata Luke lalu Lane menoleh ke arah Lea yang sedang memainkan ponselnya.

Sampai akhirnya Lea menengadahkan kepalanya ke atas untuk menatap Lane, barulah Lane berkata, "Hai, gue Lane."

"Lea," jawabnya.

Tanpa lo kasih tau juga gue udah tau nama lo, batin Lane sambil tersenyum sinis.

Lane, you such an oracle.

***

A/n:

Lane akhirnya ketemu sama Lea! Coba kasih tau pendapat kalian, kenapa Lane senyum sinis gitu HAHA

Dadah!

9 April 2015

Stand on the GroundWhere stories live. Discover now