Extra Chapter

5.7K 231 49
                                    

"Mana janji lo katanya mau nunjukin foto waktu itu," tagih Lane pada Luke yang sudah berjanji akan menunjukan sebuah foto.

Luke yang sedang memakan mac and cheese buatan Lane siang itu, kontan menghentikan kegiatannya. "Udah hampir dua taun tapi lo masih inget aja," balasnya.

Memang benar, sudah hampir dua tahun sejak kejadian Luke dan Lane yang secara kebetulan duduk bersampingan di kereta dalam perjalanan menuju Adelaide. Saat itu, Lane terlelap dari awal perjalanan hingga harus dibangunkan oleh petugas.

Cukup memalukan.

Pada awalnya, Luke tidak mengira bahwa itu adalah Lane karena cewek itu mengenakan beanie dan rambut menutupi sebagian wajahnya. Tapi, Luke hafal dengan jari-jari milik Lane juga parfumnya-Lane bukan tipikal orang yang sering ganti-ganti parfum.

Sudah hampir dua tahun pula Luke dan Lane menjalani hubungan seperti hampir empat tahun lalu. Ternyata, hanya tiga ratus enam puluh lima hari lah mereka tidak bersama-sama. Mungkin, satu tahun itu Tuhan takdirkan mereka untuk memperbaiki diri masing-masing.

Buktinya, kini hubungan mereka berjalan semakin baik. Bahkan pertengkaran pun masih bisa dihitung oleh jari.

Saat ini, Lane duduk di bangku universitas dan sudah sampai semester dua sementara Luke menjalani tur keliling kota bahkan negara bersama bandnya. Terdengar sangat keren mengingat beberapa tahun lalu Luke tidak lebih dari remaja letoy.

"Nih, scroll sendiri," kata Luke sambil memberikan ponselnya pada Lane. "Tapi kayaknya udah atas-atas banget deh. Itu kan foto lama," lanjutnya lalu menyuap satu sendok mac and cheese.

Jari milik Lane berada di layar ponsel Luke dan cewek itu terlihat menggulirnya. Ketika sudah men-scroll cukup jauh, akhirnya Lane menemukan foto yang dua tahun ini selalu di sembunyikan oleh Luke. "Gue sangat terlihat ngefans sama lo di foto itu," kata Luke tiap kali Lane menanyakan alasannya.

Tawa Lane meledak saat perempuan itu melihat foto yang ia cari sedari tadi. Di foto itu terlihat Lane yang sedang tidur, kepalanya tertunduk. Sementara wajah Luke terlihat tanpa ekspresi—mungkin takut ketahuan oleh orang di sekitarnya—ditambah dengan foto yang sedikit goyang karena guncangan selama perjalanan.

"Anjir muka lo," kata Lane diselingi ketawa. "Astaga ya ampun tolong rahang gue sakit anjing gara-gara ngakak," lanjut Lane dengan wajah yang memerah karena tertawa.

Luke menutup mukanya mungkin karena malu. "Tuh kan, lo ngetawain gue!" serunya. Lane masih terus tertawa karena melihat wajah Luke yang datar di dalam foto yang goyang itu.

"Eeeh, ada Luke. Hai, Bro!"

Kepala milik Lane dan Luke otomatis menoleh ke arah sumber suara. Terlihat David—Ayah Lane—yang baru pulang dari kantornya.

"Halo, Om!" sapa Luke lalu bersalaman dengan David. Ayah dari Lane itu kemudian duduk di salah satu sofa bersama mereka.

Sambil melonggarkan dasi yang ia gunakan, David bertanya, "Gimana turnya?"

"Lancar, Om, untungnya. Cape, sih. Cuman ... ya udah," balas Luke sambil mengangkat bahunya.

"Tur lancar, hubungan sama Lane juga lancar. Jadi, mau nikah kapan?" tanya David setengah bercanda.

"Papa!"

***

A/n:

HEHEHEH extra chapter nya cuman segitu abisan gue bingung bgt akzkskke mungkin ya MUNGKINNNN kalo memungkinkan nanti gue bikin extra chapter 2.0. okeoke

BTWWW

Gue baru aja post 2 cerita baru, 22nya ceritanya calum. heHEHEHHE BACA YAAaAa

Yang satu judulnya Rosy Clouds (punya gue sendiri), satu lagi Unrequited (collab sama maluminggu)

Okeoke tengkyu

17 Januari 2016

Stand on the GroundWhere stories live. Discover now