Nongkrong

114 137 130
                                    

Hari minggu adalah waktu yang tepat untuk bermalas-malasan, setelah membantu menyelesaikan pekerjaan rumah, Syafrela akan tidur sepanjang hari serta bangun hanya untuk makan dan sholat. Itulah kegiatan yang biasa Syafrela lakukan, namun karena ada janji dengan teman-temannya mau tidak mau, Syafrela harus bangun pagi agar pekerjaan rumahnya bisa selesai saat temannya datang.

"Kaaaak bangun kata ibu, bantu ibu cuci baju," teriak Dita yang entah sejak kapan sudah berada dalam kamar Syafrela.

"Iya bentar lagi kakak nyusul," sahut Syafrela.

Syafrela masih mengumpulkan niat untuk bangkit dari tempat tidurnya, seperti halnya perempuan di luaran sana, setiap mau melakukan sesuatu harus mengumpulkan niat yang memakan waktu lama.

"Kaaaak banguuun, suruh cepet nyuci kata ibu, katanya kakak mau keluar hari ini," teriak Dita entah dari mana.

"Iyaa iyaa," sahut Syafrela lantas bangkit dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi untuk mencuci baju.

"Ditaaa, ini bajunya jemur dulu, kakak mau mandi," teriak Syafrela setelah selesai mencuci semua baju.

"Bentar kak, Dita masih makan," sahut Dita.

Selesai mandi Syafrela menuju ke kamarnya, namun melihat Dita yang masih makan di depan televisi membuatnya sedikit dongkol.

"Dek itu baju disuruh cuci pagi-pagi biar cepet kering, kalo lo makannya sambil liat tv kapan selesainya, lagian masih pagi udah makan aja lo," ucap Syafrela.

"Namanya orang laper mana kenal waktu kak, bentar lagi juga langsung aku jemur, ga bakal lama juga," sahut Dita.

"Terserah lo," ucap Syafrela lantas menuju kamarnya.

Setelah rapi dengan pakaian dan tasnya, Syafrela menemui ibunya untuk izin berangkat karena teman-temannya menunggu di depan minimarket dekat rumahnya.

"Bu, aku berangkat ya, temenku nunggu depan minimarket soalnya. Ayah udah berangkat ya Bu? Kok ga kelihatan dari tadi," ucap Syafrela.

"Ada dikamar, lagi kurang enak badan katanya. Jadi ga kerja dulu," jelas Meigita.

"Ooh yaudah nanti aku pamit juga ke ayah, assalamualaikum Bu," pamit Syafrela sembari mencium punggung tangan Meigita.

"Ayaaah," teriak Syafrela sembari berjalan menuju kamar orang tuanya, "Frela berangkat ya Yah, assalamualaikum," pamit Syafrela dan mencium punggung tangan Farhan.

Meski sedikit jauh dari rumahnya, meminta teman-temannya menunggu di minimarket adalah hal yang tepat menurut Syafrela, karena jika tau akan pergi dengan teman laki-lakinya mungkin akhirnya tidak jadi pergi karena orang tuanya pasti melarang.

"Yuk berangkat, sorry ya gue lama," ucap Syafrela setelah tiba di depan minimarket.

"Yuk lah gas, santai aja kali kita juga baru ngumpul," jawab Lucas.

"Yaudah yuk, gue sama Michel, Zia sama Lucas, lo sama Deon ya Frel," jelas Tiara.

"Iya," sahut Syafrela bersamaan dengan ketiga lelaki itu menghidupkan mesin motor masing-masing.

"Yuk naik!" ucap Deon.

"Iya," sahut Syafrela.

"Deon lo dibelakang aja ya, Tiara sama Michel didepan, gue ditengah," ucap Lucas.

"Siap," sahut Michel dan Deon bersamaan lantas melajukan motornya.

Selama diperjalanan Syafrela sedikit canggung, karena dulu saat masih kelas sebelas dirinya pernah memiliki masalah hati dengan Deon. Meski sudah terselesaikan, namun berada di satu motor seperti sekarang masih membuat Syafrela sedikit canggung.

Dear SyafrelaWhere stories live. Discover now