Kabar

62 61 44
                                    

Hari silih berganti dari senin hingga senin kembali, bulan pun turut mengikuti. Tidak terasa hari ini adalah waktu dimana hasil tes SBMPTN diumumkan.

Tepat pukul 15.00 WIB pengumuman serentak dilakukan. Syafrela, Dita, Bagas, dan Meigita tengah berkumpul di ruang tamu untuk menunggu akankah ada kabar baik atau justru sebaliknya.

Jantung Syafrela berdetak tidak karuan, rasa gugup dan takut akan hasilnya terus menghantui pikirannya.

"Udah jam 3 kak, ayo buka cepetan," ucap Dita sangat antusias.

"Iya ini kakak lagi usaha login akunnya," sahut Syafrela.

Syafrela semakin dibuat gugup saat laman yang harus dikunjungi untuk melihat pengumuman menjadi sangat lambat untuk login akun. Hati dan pikirannya terus memperebutkan kabar apakah yang akan dirinya dapat.

"Kakak mau ke kamar mandi dulu, liatin ya, siapa tau bisa," ucap Syafrela lantas berjalan menuju kamar mandi.

Namun karena banyaknya yang mengakses, laman tersebut belum bisa Syafrela buka bahkan hingga malam harinya.

Keesokan harinya Syafrela harus menuju sekolah untuk mengambil ijazah SMAnya yang telah jadi.

"Aku berangkat bu, assalamualaikum," pamit Syafrela.

"Waalaikumussalam, hati-hati kak, oh iya pengumumannya belum bisa dibuka?" tanya Meigita.

"Belum bu, mungkin nanti kakak coba buka di komputer sekolah," ucap Syafrela kemudian keluar dari rumahnya.

Selama di perjalanan menuju sekolah pikiran Syafrela tidak tenang, seperti akan ada hal buruk yang terjadi kepada dirinya.

Hatinya resah, ada rasa ragu sejak Syafrela akan melakukan motornya tadi.

'Semoga bukan hasil buruk yang aku terima,' batin Syafrela.

Setibanya di sekolah Syafrela semakin resah, ketakutan itu semakin membesar dan mengganggu pikirannya. Syafrela bingung, apa yang dirinya takutkan sebenarnya, tentang kuliahnya atau justru tentang ijazahnya. Entahlah, Syafrela hanya bisa berdoa tentang keduanya.

Setelah pembagian ijazah oleh wali kelas, seluruh teman-temannya tidak ada yang langsung pulang, semuanya berkumpul di laboratorium komputer untuk mengecek hasil ujian SBMPTN.

"Frela," panggil Anita salah satu guru yang begitu akrab dengan Syafrela.

"Iya bu, ada apa ya Bu?" ucap Syafrela mendekat ke arah Bu Anita.

"Ibu mau minta tolong boleh?" tanya Anita.

"Boleh Bu," sahut Syafrela.

"Minta tolong antarkan paket ini ke kantor pos, ibu mau kesana sendiri tapi barusan kepala sekolah manggil katanya akan ada rapat dewan guru," jelas Anita.

"Iya Bu, gapapa biar saya antar paketnya ke kantor pos," ucap Syafrela.

Setelah menerima paket dan biaya kirimnya dari Anita, Syafrela menitipkan password dan username akunnya kepada Zia agar setelah kembali dari kantor pos, hasil ujiannya sudah selesai di lihat.

Syafrela melajukan motornya dengan kecepatan yang lebih lambat dari biasanya karena perasaan takut yang dirinya rasakan sejak tadi terasa semakin jelas.

'Gue kenapa sih sebenarnya, apa jangan-jangan Zia udah buka hasilnya terus ternyata gue ga lolos,' gumam Syafrela.

Setibanya di kantor pos Syafrela tidak memerlukan waktu lama untuk menyerahkan paketnya. Ketika tanda terima pengiriman paket sudah ada ditangannya Syafrela bergegas untuk segera kembali ke sekolah karena dirinya benar-benar penasaran dengan hasil ujian SBMPTN-nya.

Dear SyafrelaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ