Nekat

110 130 87
                                    

Waktu berlalu sangat cepat tanpa terasa, hari ini adalah waktunya bagi Syafrela untuk pergi ke Jember karena besok adalah jadwal ujian SBMPTN-nya.

"Udah ga ada yang ketinggalan kak barangnya? Nanti pas udah sampai Jember telfon adek, kabarin biar ibu sama yang lain ga khawatir," ucap Meigita.

"Iya Bu, nanti pas sampai aku langsung kabarin adek," sahut Syafrela.

"Udah selesai kak? Temennya nunggu dimana?" tanya Farhan.

"Janjiannya langsung di stasiun yah," jawab Syafrela.

"Yaudah ayuk berangkat, salim dulu sama ibu," ucap Farhan.

"Bu, aku berangkat ya. Doain lancar ujiannya," ucap Syafrela sembari mencium punggung tangan Meigita.

"Iya sayang, hati-hati ya, kalau ada apa-apa langsung telfon," ucap Meigita yang sudah tau bahwa Syafrela akan naik kereta sendirian bukan bersama teman-temannya.

"Ayah sama kakak berangkat ya, assalamualaikum," pamit Farhan.

"Waalaikumussalam," jawab Meigita sedangkan Dita dan Bagas masih bergelut dengan selimutnya.

Setibanya di stasiun ada masalah yang membuat Syafrela bingung cara mengatasinya.

"Temen kamu dimana kak?" ucap Farhan.

"Masih di jalan kayaknya Yah, soalnya aku telfon ga diangkat," jawab Syafrela sembari berpura-pura menelfon temannya.

"Yaudah ayah tungguin disini," ucap Farhan lantas turun dari motornya memilih duduk di depan penjual bubur depan stasiun.

"Halo, lo dimana? Oh udah di dalem? Yaudah gue masuk juga," ucap Syafrela seperti orang sedang menelfon padahal tidak.

"Ayah, temen kakak udah di dalem ternyata, aku masuk dulu ya," ucap Syafrela berharap Farhan akan mengiyakan.

"Temenmu itu suruh keluar dulu, suruh jemput kesini," jawab Farhan.

"Aku ga enak Yah sama mereka, lagian tinggal masuk ini," ujar Syafrela dengan pikiran yang sudah benar-benar buntu.

"Di dalam itu bahaya, kalo ada copet gimana, suruh kesini temennya," ucap Farhan lagi.

Syafrela bingung setengah mati, akhirnya berpura-pura menelfon lagi.

"Ga diangkat yah, temen aku ga pegang hp kayaknya, aku masuk aja ya," ucap Syafrela.

"Yaudah ayah antar sampai dalem," kekeh Farhan lantas menyalakan kembali motornya.

"Gue harus gimana lagi ya ampun, siapa yang bakal gue akuin temen, ribet banget kalo jadi pembohong," batin Syafrela.

"Mohon maaf bapak, kalau mau masuk harus beli tiket parkir sepeda motornya," ucap penjaga gerbang stasiun.

"Kamu bawa uang kecil kak?," tanya Farhan.

"Ga ada, uang kakak lima puluh ribuan semua," ucap Syafrela kembali berbohong berharap ayahnya akan memilih untuk pergi bekerja.

"Yaudah yah, aku masuk sendiri aja. Lagian temen aku juga udah di dalem," ucap Syafrela lagi.

"Di dalam sudah banyak orang pak?" tanya Farhan pada penjaga gerbang.

"Sudah banyak pak, tadi ada sekitar tiga orang seumuran sama mbaknya masuk ke dalam," ucap penjaga tersebut.

"Yaudah kak masuk sana, ayah berangkat ya," ucap Farhan pada akhirnya membuat Syafrela kembali bernapas dengan tenang.

"Iya yah, aku masuk ya, assalamualaikum," ucap Syafrela lantas Salim dengan Farhan.

"Waalaikumussalam," jawab Farhan lantas pergi.

Dear SyafrelaWhere stories live. Discover now