Calon Mantu

23 18 53
                                    

Sore hari itu cuaca kota Kediri sedang mendung, seakan-akan langit tahu keadaan Keivano. Gumpalan awan hitam itu mewakili kegundahan hati Keivano yang masih setia menunggu Syafrela sadar dari pingsannya. Dosis obat bius yang cukup besar membuat Syafrela tidur cukup lama atau mungkin sangat lama.

Hari semakin menggelap karena waktu semakin sore. Keivano sangat ingin memindahkan ruang rawat inap Syafrela ke kelas VVIP, namun dirinya tidak mungkin mengambil keputusan itu tanpa persetujuan orang tua Syafrela. Sedangkan Meigita dan Farhan sejak tadi belum kembali.

"Sya, sadar dong. Kamu ga capek apa tidur mulu dari tadi, mas kesini tuh mau ketemu kamu, mau ngobrol sama kamu, malah dikacangin," ucap Keivano namun tidak ada yang menjawab.

"Loh Tiara sama Zia kemana? Kamu siapa kok disini?" tanya Meigita heran.

"Maaf anda siapa ya?" Keivano balik bertanya.

"Saya ini ibunya Frela, kamu ini yang siapa?" jawab Meigita mulai emosi.

"Maaf tante saya tidak tahu, kenalin saya Keivano calon mantu tante," ucap Keivano kemudian menyalimi tangan Meigita.

Meigita tidak begitu memusingkan ucapan Keivano yang menyebut dirinya sendiri sebagai calon menantunya karena Meigita sudah paham maksud dari ucapan itu.

"Zia sama Tiara kemana?" tanya Meigita.

"Kayaknya masih di kantin tante. Oh iya saya mau minta izin sama tante, saya ingin Syafrela dipindahkan ke kamar VVIP saja? Disini terlalu ramai, apalagi berkumpul dengan orang yang sakitnya beragam, takutnya Syafrela semakin sakit," jelas Keivano.

"Kalo mindahnya iya-iya aja. Masalahnya biayanya mahal nak, kalo kelas VVIP itu ga bisa pakai BPJS, kelas 2 aja ga bisa. Kok ini malah mau VVIP," ucap Meigita.

"Biayanya saya yang tanggung, tante jangan khawatir masalah biayanya," ucap Keivano.

"Tunggu ayahnya Syafrela aja ya, tante ga enak kalau ambil keputusan sendiri," jawab Meigita.

"Maaf tante Gita, tadi Zia sama Tiara sama yang lain juga ke kantin dulu. Tapi Syafrela ada yang jaga kok," ucap Zia setelah kembali dari kantin dan melihat Meigita.

"Iya gapapa tante tau kok, ini orang yang jaga Frela masih disini, kalian pulang aja ya, udah sore takut dicariin sama orang tua kalian," ucap Meigita.

Mendengar hal itu, Zia dan yang lainnya mengangguk setuju lantas berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan Regan dan Daniel memutuskan menuruti ucapan Keivano untuk mencari penginapan untuk mereka berdua dan kembali ke Jember besok pagi sesuai jadwal kereta.

"Kamu kenal Frela dimana nak? Kalau ga salah nama kamu mirip sama orang yang Frela ceritain, atau bener kamu yang nawarin tante kerja di Cafe kamu?" tanya Meigita memecah kesunyian setelah yang lainnya pergi.

"Iya tante itu saya," sahut Keivano.

"Bu, ini siapa? Bukan temennya kak Frela deh perasaan, ga pernah liat mukanya," ucap Dita secara tiba-tiba saat datang bersama Farhan dan Bagas.

"Pacarnya kakak kamu," sahut Meigita dengan santai sedangkan Farhan yang mendengar hal itu hanya diam dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Yah, ini Keivano pacarnya Frela. Tadi dia nawarin gimana kalo Frela dipindah ke kamar VVIP aja, masalah biaya dia yang tanggung," ucap Meigita kepada Farhan bersamaan dengan itu Keivano menyalami tangan Farhan.

"Terserah ibu aja gimana enaknya," sahut Farhan.

Ucapan terserah itu diartikan sebagai suatu persetujuan oleh Meigita. Syafrela kemudian dipindahkan ke kamar VVIP setelah mengurus beberapa surat persetujuan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 30, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dear SyafrelaWhere stories live. Discover now