Magic Book and Dimensional Space

311 44 10
                                    

Setelah makan malam malan bersama keluarganya Pricella saat ini sedang tiduran sambil menatap langit-langit kamarnya.

Aku kangen dengan Zeva dan Fanya, gimana ya kabar mereka? Apa mereka tau bahwa aku sudah meninggal? (batin Pricella)

Ahh Pricella jadi mengingat sahabatnya itu mereka berdua adalah orang yang selalu ada untuk Pricella bahkan dimana semua orang membenci Pricella hanya mereka berdua yang mempercayainya dan selalu membela dirinya.

Ia ingat dirinya sering membolos pelajaran dan suka menangis di rooftop saat Kakaknya menyakiti dirinya dan lebih membela Maya.

Maya selalu membuat ulah kepadanya dan dia selalu membuat hubunganku dengan Kak Leo semakin buruk, dia selalu menjadi orang yang terluka dan aku adalah antagonisnya.

Diriku selalu sakit saat Ka Leo selalu membelanya dan menyalahkan diriku padahal banyak saksi yang melihatnya tapi dia tetap menyalahkanku. Aneh bukan? Aku yang adik kandungnya tak pernah sekalipun dia membelaku, tapi dengan Maya yang statusnya adalah adik tiri tapi Ka Leo selalu membelanya?

Pricella menghela nafas kasar saat mengingatnya perlahan ia menutup matanya dan berseluncur ke alam mimpi.

***

Sedangkan di belahan dunia lain Ayahnya Claudia sedang berada di rumah sakit.

Saat ini penampilan Ayah Claudia berantakan kemeja putih bercampur darah dan wajahnya yang saat ini sedang kacau menunggu di luar ruangan UGD ditemani oleh Ka Leo dan Ka David yang sama berantakannya.

Lampu ruang UGD berganti berwarna merah menandakan sudah selesai tak lama seorang dokter keluar di ikuti oleh dua suster.

"Bagaimana keadaan Anak saya dok?" tanya Ayah.

"Bisa kita bicara sebentar Pak?" tanya Dokter itu.

"Bisa Pak! David, Leo kalian tunggu di sini!" ujarku.

Merekapun berjalan kearah ruangan dokter itu dan sampailah di ruangannya.

Dokter mengeluarkan hasil pemeriksaannya dan menunjukan kepadaku, "Saat aku memeriksanya banyak sekali tulang rusuk yang patah, tulang pipi yang bergeser, dan yang paling mengejutkan adalah Claudia mempunya penyakit jantung yang sepertinya penyakit itu sudah lama dan tak pernah di obati olehnya."

Degh...

Degh..

Jadi selama ini Claudia selalu menyembunyikan tentang penyakitnya kepada dirinya yang notabennya Ayahnya sendiri.

Ayah macam apa aku yang tidak tau menahu mengenai kondisi putriku. Selama ini yang ada di dalam otakku hanya membenci dirinya dan aku tidak pernah mengerti dirinya.

Air mataku lolos begitu saja dari pelupuk mataku. Aku telah gagal menjadi seorang Ayah. Aku yang seharusnya melindungi anakku malah aku yang sebagai Ayah mendorongnya ke jurang. Pantaskan dirinya di sebut sebagai Ayah?

Kilasan memori berputar di kepalaku kilasan dimana aku selalu menyiksanya, menyalahkannya, dan selalu membencinya.

"Pak.."

"Pak.."

Lamunanku buyar karena panggilan dari Dokter.

"Apa Bapak sebelumnya sudah tau mengenai penyakit ini? Dan sepertinya Anak Bapak mendapat kekerasan fisik dan juga batinnya," ujar Sang Dokter.

Aku mendongakkan kepalaku dan Dokter itu bingung akan reaksi Ayah dari si pasien.

"Benar anakku selalu mendapatkan siksaan dariku hikss... Aku selalu memukul kepalanya, pipinya, dan bahkan aku hiks hiks mencambuknya.."

Royal Magic World Where stories live. Discover now