Sword

236 29 0
                                    

Saat ini aku sedang bersama keluargaku berkumpul di ruang latihan berpedang menyaksikan duel antara Ayah dan Kakak.

"Kakak ... Semangatt!" teriakku menyemangati Kakak yang sedari tadi terpojok karena terus menerus mendapatkan serangan dari Ayah.

Tak..

Tak... Tak..

Tring..

Mereka berdua pedangnya berbentuk silang saling menahan satu sama lain.

"Hari ini aku tidak akan kalah Ayah!" ujar Ka Razel.

Tring..

Mereka berdua salto kebelakang, Ka Razel berlari dan menyerang Ayah dari belakang.

Tak.. Tak.. Tak..

Tak.. Tak..

Ka Razel terus menerus menyerang Ayah menggunakan pedangnya.

"Bagus Razel! Terus serang aku!" ujar Ayah bersemangat.

Ka Razel terus mengayunkan pedangnya dan tangan sebelahnya mengunci pergelangan tangan sang Ayah.

Bruk..

Ayah terjatuh ke tanah karena pukulan Ka Razel. Lalu Ayah menendang Ka Razel akhirnya Ayah terbebas dari Razel.

Ayah dengan cepat mengayunkan pedangnya terhadap Ka Razel dan Ka Razel bangkit menyerang kembali sang Ayah.

Tak.. Tak..

Tak..

Ayah mengunci pergelangan tangan Ka Razel dan memekul tengkuknya dan kakinya menendang pedang yang berada di genggaman Ka Razel.

Tring...

Pedang Ka Razel jatuh dan kalah. Pertandingan ini dimenangkan oleh Ayah.

Ayah lalu mengulurkan tangannya membantu Ka Razel berdiri.

"Huh aku belum bisa mengalahkan Ayah," ujar Ka Razel.

Ayah mengacak rambut Razel, "Kamu sudah cukup hebat tadi menyerangku, tapi kamu masih lemah terhadap tak tik lawanmu!"

Aku berlari kearah Ka Razel lalu menumbruk tubuhnya dengan sebuah pelukan, "Hebat! Kakak hebat."

Aku menatap Kakak keren melihat aksi bertarungnya dengan Ayah.

"Terimakasih Pricell," Kakak tersenyum lembut kearahku.

"Aku akan melindungi Pricella dan Kakak akan menjadi pedang untukmu saat kamu dalam bahaya," lanjutnya.

"Tidak!" teriakku.

"Pricella, itu tidak sopan!" tegas Ibu.

"Pricella tidak ingin menjadikan Kakak pedang disaat Pricella dalam bahaya!" ujarku tegas.

"Aku ingin bertarung bersama Kakak jika kita dalam keadaan bahaya!" lanjutku.

Ayah, Ibu, Ka Razel tertegun menatap mataku yang terdapat tekat yang begitu kuat.

"Kakak tidak akan membiarkan tangan adik Kakak mengangkat pedang!" ucap Ka Razel sambil mengenggam tangan putih Pricella.

"Lagian juga Pricella tidak bisa bermain pedang! Jadi Kakak yang akan melindungi Pricella," lanjutnya lagi.

"Kata siapa aku tidak bisa bermain pedang?" tanyaku lalu mengambil pedang  kayu yang berada di tangan Ayahku.

"Apa yang kamu lakuin Pricel?" tanya Ibu khawatir.

Royal Magic World Where stories live. Discover now