Learn Magic in Magic guide Book

273 36 19
                                    

Seorang gadis cantik masih bergelud di dalam mimpinya wajahnya sangat damai nan indah untuk di pandang.

"Nona bangun," ujar Ana pelayan Pricella.

Ana membuka gorden kamar membuat Pricella terusik akan cahaya matahari.

"Selamat pagi Ana," ujarku sambil mengucek mataku.

"Selamat pagi Nona, tumben sekali Nona susah dibangunin?" tanya Ana sambil memberi air untuk cuci muka.

Pricella membasuh wajahnya, "Ah.. Semalam aku membaca buku sampai larut malam."

"Begitu, mari saya bantu Nona mandi."

"Whatt!" teriakku kaget mendengar Ana ingin memandikannya.

Dikira gua bayi kali ya (Dengus batin Pricella)

"Ya Nona?" tanya Ana bingung dengan ucapanku.

"Bukan apa-apa, aku bisa mandi sendiri kau siapkan saja peralatan mandinya dan gaunku!" perintahku.

"Tapi Nona, memang Nona bisa mandi sendiri?" tanya Ana ragu biasanya Nonanya ini selalu dimandikan oleh dirinya dan juga dua pelayan lainnya.

Aku meringis mendengarnya. Hai...aku ini sudah berumur 18 tahun loh, ya kali aku dimandiin!

Emang ya orang jaman dulu apa-apa dimandiin, di siapin, dan bahkan ada pelayan pribadi. Kuno sekali, Huh!

Aku menggerakkan jariku, "No...No.. Aku bisa mandi sendiri, Pricella kan sudah besar."

"Baik Nona," ujar Ana mengangguk.

"Bagus," ujarku dan langsung masuk ke tempat pemandian.

***

Setelah sarapan pagi bersama saat ini aku sedang mengatar Ayah dan Kakak di pintu gerbang rumah.

"Ayah, Kakak hati-hati." Aku mengecup pipi mereka berdua.

"Kamu tidak apa-apa kan kami tinggal," ujar Ayah ragu.

Karena biasanya diantara mereka bertiga ada salah satu yang menemani Pricella. Sedangkan saat ini ketiganya ada urusan yang sangat penting.

Ibunya yang sudah berangakat dari awal karena ada masalah dengan bisnis yang ingin di pasarkan.

Sedangkan Ayah dan Kakak mempunyai misi masing-masing. Ya Kakakku masuk ke Guild bisa di bilang kakakku mempunyai pangkat junior karena dia baru beberapa minggu ikut bergabung di Guild Ayahku bekerja disana.

Pricella menggelengkan kepalanya, "Pricella sudah besar Ayah lagipula di rumah ada pelayan jadi Pricella nggak kesepian."

"Ayah merasa bersalah sama Pricella, gimana hari minggu kita pergi kepasar bersama?" ajak Ayah.

"Mauuu, Pricella udh lama nggak kepasar bareng Ayah!" jawabku antusias.

"Baiklah," Ayah mengacak-acak suraiku.

"Kakak juga berangkat ya dek," ujar Ka Razel.

Lalu mereka berdua menunggang kuda dan menjauh dari rumah.

Akupun berbalik dan masuk kerumah bersama Ana yang menggandeng tangan mungilku.

"Ana, aku ingin belajar dikamar. Jangan ganggu waktu belajarku ya Ana sampai aku memanggilmu," ucapku.

"Baik Nona, kalau begitu saya akan mengerjakan tugas saya yang belum selesai. Saya pamit undur diri Nona," Ana membungkukkan badannya dan berjalan menajauhi kamarku.

Royal Magic World Where stories live. Discover now