Unus • Principum

902 135 77
                                        

⚠Tw // Accident, Mention of Suicide, Death chara.

Enjoy Reading

•—God's Diary—•

Ini tentang suatu hari saat aku 18 tahun, yang mengubah hidupku

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Ini tentang suatu hari saat aku 18 tahun, yang mengubah hidupku.























Plak

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Plak

Lagi-lagi aku kena pukul tongkat golf milik ayah karena sebuah prestasi yang kulakukan.

Aku baru saja memenangkan medali emas untuk kompetisi bela diri karate yang ke 51 kali, namun apa yang orang tuaku berikan sebagai hadiah? Sebuah lebam merah baru disebelah bekas pukul lainnya yang membiru keunguan belum pudar, tidak apa mereka hanya marah sementara, beberapa menit kemudian keadaan sudah kembali normal.

Ya memang dari awal mereka melarangku untuk ikut serta dalam pertandingan bela diri atau semacamnya.
Tapi aku tidak bisa, ada dorongan kuat dalam diriku yang membuatku candu pada bidang tersebut.

Hanya karena aku perempuan, mereka selalu saja memarahiku. Memangnya salah kalau perempuan memakai sabuk hitam karate? Memangnya salah kalau perempuan lebih gemar bermain dengan sasak daripada bergelut di dapur? Justru aku melakukan ini karena aku perempuan! Sadar kalau dunia ini sudah dipenuhi orang jahat, dan satu-satunya yang paling bisa diandalkan ya... Diriku sendiri.

"Kau sudah di tahun ke-tiga Kirei! Harusnya kau fokus saja pada ujianmu!" bentak ibu setelah melayangkan satu pukulan lagi pada punggungku, tidak sakit sih, atau aku hanya terbiasa?

"apa yang ibu khawatirkan? Aku selalu meraih nilai sempurna dalam ujian semesterku! Aku bisa masuk universitas Tokyo tanpa tes hanya dengan medali emas yang pernah kusumbangkan pada negara!" timpalku tidak mau kalah.

"Kau perempuan!"

"lalu kenapa? Apa karate membuatku tidak bisa mengandung? Atau melahirkan?"

Ayah memijit pelipisnya mendengar balasanku "kau urus anak nakal ini," imbuhnya lalu melenggang meninggalkanku dengan ibu.

God's Diary • We're Levanters #1Donde viven las historias. Descúbrelo ahora