Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
Sekembalinya di klinik, ruangan sudah kosong melompong, hanya ada Sambara di salah satu brankar, duduk bersandar dengan tangan tertusuk jarum infus.
"Semua orang mencarimu." sahutnya tanpa kutanya.
"Aku hanya habis dari toilet."
"Semua orang panik, mengira kau hilang atau kabur."
"Bagaimana denganmu?"
"Aku? Untuk apa aku panik? Kau tidak ada pun tidak akan membuatku mati."
Aku mengerlingkan mata mendengarnya "Maksudku bagaimana kau bisa di sini? Kukira kau pergi setelah dokter memeriksa keadaanmu tadi pagi."
"Oh, aku kemari untuk mendapat cairan energi. masih merasa agak lemas setelah insiden beberapa hari lalu." sebuah anggukan paham menjadi respon dari penuturannya, lantas aku ikut mendudukkan diri di ranjangku semula, tepat di sebelah Sambara, jadi aku menarik tirai pembatasnya agar tertutup berniat ingin menenangkan diri.
Krieett
Namun tak sampai 5 menit, tirai kembali terbuka dari arah lain dan menampilkan Chris dengan napas tersengal.
"Kirei! Kau dari mana saja?!" tanyanya
Aku mengernyitkan alis "Kau yang dari mana saja? Seperti habis dikejar hantu."
"Kami mencarimu, syukurlah aku melihatmu di belakang kastil tadi, jadi aku berlari mengejarmu, nanti hilang lagi."
"memangnya kenapa kalian berpikir begitu sih? Untuk apa juga aku kabur."
"Apapun itu..." Chris kemudian mencengkram kedua bahuku "Aku sudah tahu dimana asal racun itu..."
"Benarkah? Dari mana?"
"Dari sarapanmu. Dari sup yang dibuat Pangeran Ian." cecarnya
"Jangan mengada-ada! Aku sering memakannya, dia juga makan bersamaku! Pangeran Ian tidak mungkin berniat jahat padaku." sanggahku.
"Memang tidak. Dari awal bahan baku yang digunakan memang mengandung racun, hampir semua bahan hewani dan nabati di Gaia mengandung racun. Namun racun itu tidak berbahaya untuk kaum seperti kita, hanya berbahaya untuk...manusia biasa."
Aku berusaha mencerna perkataan Chris, oh pantas saja. "Sekarang aku manusia biasa..."
Chris mengangguk "Karena itu kau tidak kebal dengan kandungan bahan makanan di sini."
"Kalau begitu tak seharusnya kau menyalahkan Ian!"
"Aku tahu! Maka dari itu, hal ini tidak diketahui oleh siapapun, tenang saja, Ian tidak akan disalahkan. Ini semua salahku dan keluargaku yang membuatmu seperti ini, jadi kau tenang saja, aku akan bertanggung jawab menyelesaikannya." Tutur Chris mengklarifikasi tergesa mungkin agar aku tak langsung marah. Aku memang tidak berniat marah, sih.