Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kapal kami melaju dengan kecepatan sedang menuju laut lepas, kami sudah semakin akrab dengan mengisi perjalanan sambil mengobrol, melihat kehebatan senjata milik orang lain, ada juga yang sudah lihai menggunakannya seperti Sambara, Cakrawala, Chris, Rafael, dan Hans, sementara sebagian besar sisanya masih bingung bagaimana cara menggunakan weapon kami? Termasuk aku, yang saat ini duduk sebuah bangku panjang di bagian belakang kapal bersama Sagara dan Luna. Menaruh antusiasme tinggi pada teropong milik pangeran Sagara yang menurutku unik.
"Kirei, menurutmu apa fungsinya?" tanya Sagara mengamati lamat-lamat dua benda di tangannya.
"entahlah...coba pakai, apa yang kau lihat?"
Sagara segera berdiri ke pinggir kapal meneropong ke arah laut lepas "aku hanya melihat lautan....dan oh ada kapal lain di depan! Benderanya merah dan kuning."
"jangan-jangan itu kapal clè Miroh? Bukankah katanya mereka masih di pantai?" Sambara ikut bergabung dengan kami.
"aku melihat dua kapal," Sagara menyahut lagi.
"dua kapal? Apa Clè Yellow wood juga ada di sini?" tanya Luna
"tidak mungkin, peri Fleur bilang baru kita dan clè Miroh yang menyelesaikan misi sungai, kecuali kalau mereka baru saja tiba."
"ini belum 15 menit sejak kita meninggalkan sungai, Saga."
"lalu kapal milik siapa yang aku lihat?"
"mungkin hanya kapal lain yang kebetulan melintas," sahut Luna menengahi perdebatan kecil saudara kembar tersebut.
Tidak ingin lama-lama terjebak dengan ocehan mereka, aku memutuskan untuk menghampiri pangeran Ian yang menyendiri menatap lautan tidak jauh dari kami.
"Bagaimana perasaanmu?" tanyaku mengambil posisi disampingnya.
"jawaban apa yang kau harapkan Kirei? Setelah aku tidak diberikan trisula ku."
Lah...
Bukan itu maksudku,
Aku bertanya tentang bagaimana perasaannya berada di lautan yang merupakan rumahnya, setelah terpisah cukup lama.
Tapi entahlah, mungkin perasaannya sedang sensitif karena gagal mendapat weapon miliknya.
"kurasa peri Fleur benar... Trisula itu memiliki kekuatan yang sangat besar, jadi sebaiknya kau dapatkan jika sudah mengetahui kekuatanmu," timpalku berusaha memberi pengertian.
"bagaimana denganmu? Bukankah kau juga belum tahu kekuatanmu? Tapi sudah dapatkan lance ini?" Kenapa jadi melibatkanku sih?
"sebenarnya aku sudah mengetahui kekuatanku. Tapi belum kukatakan pada siapapun."
"benarkah? Apa?"
Ya bagaimanapun semua orang juga akan tahu nantinya, lagipula Pangeran Ian teman sekamarku, aku harus menjalin hubungan baik dengannya "Aku bisa baca dan kendalikan pikiran orang lain."