Chapter 8 : Foreign Man

169K 23.7K 537
                                    

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

🔸🔸🔸

Mobil yang sudah di modifikasi sedemikian rupa tersebut, berada di lintasan yang biasa di gunakan untuk latihan drif.

Sosok yang berada dalam mobil tersebut mengeraskan stir sewaktu membelok untuk mulai meluncur, kemudian membanting kemudi sebelum mobil keluar jalur. Sosok tersebut melanjutkannya dengan membanting kemudi untuk mempertahankan laju luncuran, ini merupakan tindakan untuk menyeimbangkan mobil yang di kemudikan.

Leandra Lloyd, mungkin Leandra adalah satu-satunya drifter nasional wanita yang selalu berpartisipasi dalam berbagai kejuaraan. Leandra tergabung dalam akademi drifting sejak tiga tahun yang lalu. Karena keputusan yang telah ia ambil, mungkin hari ini adalah hari terakhirnya bermain drift.

Mobil yang Leandra kemudikan begitu mendekati tikungan, ia menekan kopling dan pindah ke gigi 2. Kemudian ia menekan gas sampai sekitar 4000-5000 RPM. Saat Leandra melepas kopling, terjadi putaran kuat pada ban karena saat itu mesin sedang berputar cepat. Kekuatan besar mendadak ini membuat ban belakang berputar sangat cepat sampai kehilangan traksi dan bagian belakang mobil melintir.

Rasa tidak rela karena harus meninggalkan profesinya tentu ada, tapi Leandra sudah berpikir matang-matang tentang keputusannya. Ia tidak boleh egois dalam hal ini, perusahan peninggalan kakeknya lebih membutuhkannya. Ada beribu-ribu karyawan yang menggantungkan nasib disana, rasa kemanusiannya lebih mendominasi, jika perusahannya gulung tikar maka karyawan juga akan terkena imbasnya.

Leandra menghentikan laju kendaraan, menyudahi kegiatannya. Ia menumpukan kepalanya ke stir, "Besok aku akan menikah." Gumamnya dalam hati.

Leandra akan mengikuti alur yang di gariskan oleh Tuhan atas kehidupan keduanya ini. Yang terpenting ia bisa mewujudkan keinginan terbesar kakeknya dan merubah takdirnya untuk menikah dengan Dion. Selain dua hal tersebut, Leandra juga memiliki alasan lain untuk tetap menjalani pernikahannya dengan pria yang hingga kini belum pernah ia temui.

Tidak masalah bagi Leandra jika sementara harus mengabdikan hidupnya untuk merawat pria yang bernama Elliot itu. Setidaknya kekayaan Elliot melebihi dirinya. Dengan begitu, Elliot tidak akan berniat menguasai hartanya atau melenyapkannya. Pemikiran konyol dari Leandra, itu dikarenakan dirinya masih terbayang-bayang perbuatan Dion di masa lalu.

Leandra menaikkan wajahnya ketika mendengar deru mesin mobil. Ia melihat mobil sport yang Leandra perkirakan berharga fantastis berhenti tidak jauh dari keberadaannya. Leandra tidak mengenal mobil itu atau pun pemiliknya. Jelas mobil tersebut bukan mobil yang di gunakan untuk drifting, itu bukan mobil temannya yang ingin berlatih di lintasan ini.

Mobil tersebut berhenti dengan mesin dan lampu yang menyala. Leandra membiarkannya beberapa saat, tapi mobil tersebut tetap bergeming.

Leandra melajukan kendaraannya untuk mendekati mobil sport tersebut. Kini Leandra memutari mobil tersebut dengan teknik drifting. Kaca mobil disana terlalu gelap, Leandra tidak dapat melihat siapa yang berada di dalam.

Leandra melakukan gerakan memutar beberapa kali, menginjak kopling dan masuk ke gigi dua. Ketika Ia melepaskan kopling, hentakan daya membuat roda belakang berputar sangat cepat dan bagian belakang mobil akan berayun saat memutar. Akibatnya, di sekeliling mobil sport membentuk lingkaran dan mengeluarkan asap dari gesekan ban dengan aspal.

Ketika Leandra menyudahi aksinya, ia menurunkan kacanya, berhenti dengan jarak yang begitu dekat mensejajarkan pintu kemudinya dengan pintu kemudi mobil sport disana.

Pengemudi mobil sport menurunkan kaca. Dengan mengandalkan pencahayaan lampu kedua mobil disana, Leandra melihat sesosok pria di bangku kemudi menggunakan masker.

Pandangan Leandra dan pria bermasker tersebut bertubrukan, saling pandang beberapa saat dari bangku kemudi mereka masing-masing.

"Leandra Lloyd...." Suara maskulin terdengar dari balik masker.

"Apa kau penggemar rahasiaku?" Leandra berkata tanpa ekspresi, tapi matanya terus menatap sosok tersebut.

Dibalik masker, bibir pria itu berkedut. "Kau boleh menyebutnya seperti itu." Sahut pria bermasker itu.

"Sebaiknya kau beralih untuk menjadi penggemar drifter lain." Ujar Leandra.

"Kenapa?" Tanya pria itu.

"Karena mulai besok aku berhenti dari dunia ini." Leandra menjawab pertanyaan pria asing tersebut.

"Ah, sayang sekali." Sahut pria itu. "Kenapa?" Tanyanya kemudian.

"Karena calon suamiku melarangku." Leandra memberitahukan alasannya pada pria asing yang menjadi lawan bicaranya.

"Aku menebak, kau terpaksa menuruti permintaan calon suamimu." Sahut pria itu.

"Kau boleh menyebutnya seperti itu." Leandra mengiyakan tebakan pria itu.

Dari balik masker, pria itu menarik sudut bibirnya. Yang Leandra ucapkan barusan adalah kalimat yang sempat ia ucapkan untuk Leandra. "Pepatah mengatakan bahwa hidup tidak selalu berjalan sama seperti yang kita mau dan harapkan."

Leandra menatap seksama bola mata lawan bicaranya, "Seseorang terpaksa menjalani sesuatu karena tidak ada pilihan lain atau karena tidak berani menentukan pilihan." Leandra menyampaikan situasinya pada pria asing itu.

"Terkadang hidup ini makin menantang jika ada sesuatu yang terpaksa harus dilakukan." Pria bermasker itu menimpali perkataan Leandra.

Terlihat senyuman sekilas dari bibir Leandra, "Seseorang meyakini, ketika ia memulai dengan keterpaksaan, ia sedang berusaha meninggalkan satu takdir menuju takdir lainnya." Perkataan Leandra mengarah pada dirinya sendiri.

"Dalam hidup ini, ada banyak hal yang mula-mula terpaksa, lama-lama menjadi terbiasa. Satu hal yang kita tahu bahwa melakukan sesuatu secara terpaksa bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan." Sahut pria bermasker. "Semoga kelak kau bisa melakukan sesuatu tanpa ada kata terpaksa." Tambahnya.

Kali ini Leandra mengukir senyuman sambil menatap pria bermasker itu. "Ya. Semoga." Balas Leandra.

Leandra melirik jam di pergelangan tangannya, "Aku harus pergi sekarang. Senang mengobrol denganmu."

Pria bermasker itu hanya mengangguk untuk menjawabnya.

Leandra melajukan mobilnya untuk kembali ke rumah.

Mobil sport itu bergeming, sang pengemudi bermasker terus menatap mobil yang di kemudikan Leandra melalui spionnya.

Cerita ini murni hasil pemikiran sendiri, biar penulis makin encer mikirnya jangan lupa berikan dukungannya. Kalau malas coment, vote saja cukup.

Vote gak butuh waktu lama. Gak lebih dari 5 detik kok, bukan hal sulit bukan??? jadi jangan hanya menikmatinya tapi hargai juga jerih payah penulisnya ya....

Terima kasih. Sehat selalu untuk kalian.... 😉

It's My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang