Empat!

68 12 0
                                    

Hari ini adalah waktunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini adalah waktunya. Hari dimana mereka akan melaksanakan LDKS di daerah Bogor. Pagi ini, para panitia LDKS sedang sibuk-sibuknya. Termasuk Kayla yang sudah berada di sekolah padahal matahari belum muncul.

Kayla tidak sendiri, ada Suci juga yang sudah datang. Mereka memakai seragam olahraga, tak lupa dengan kalung tanda pengenal yang menggantung di leher mereka. Mereka sudah sepakat, seragam panitia dan peserta dibedakan ketika akan berangkat. Peserta memakai seragam putih abu-abu.

Waktu terus berputar seraya murid-murid yang mulai berdatangan. Murid yang sudah datang langsung diperintahkan untuk menunggu di aula.

Kayla menghampiri Danu. "Bis gimana, Nu?"

Danu yang sedang bergurau dengan temannya langsung menoleh. "Aman, Kay. Bisnya udah dateng. Tuh, ada di depan sekolah," ujarnya sembari menunjuk ke arah luar dengan dagunya.

Kayla mengangguk. "Oh yaudah, kamu bilang ke supirnya suruh masuk aja."

Danu mengangguk paham. "Oke, siap."

📌📌📌

Kayla mengedarkan pandangannya ke penjuru aula. Tingkahnya seperti sedang mencari seseorang. Kayla beralih menatap papan berjalan yang selalu ia bawa. Terdapat absen peserta di sana.

"Apaan sih? Kok aku jadi nyariin dia?" gumam Kayla saat menyadari tingkah lakunya.

"Kay!" Tiba-tiba Suci menghampiri Kayla. "Udah jam segini nih. Mau dilangsungin aja upacara pembukaannya?" tanyanya.

Kayla melihat jam tangannya. "Yaudah, mulai aja." Suci pun mengangguk.

Para peserta yang sudah datang diperintahkan untuk berbaris terlebih dahulu karena akan ada pengarahan dari Kepala Sekolah. Di saat semuanya mendengarkan arahan dari Pak Hidayat, berbeda dengan Kayla yang sedari kelihatan tidak fokus.

Selang beberapa menit, Pak Hidayat selesai memberikan arahan. Kayla melirik jam tangannya lagi. Jam sudah menunjukkan kalau waktunya mereka berangkat karena sesuai yang ada di rundown acara.

"Ini mau langsung diabsen aja, Kay?" tanya Suci.

"Tolong kamu absenin, ya? Aku ke sana sebentar," ujar Kayla memberikan papan berjalannya pada Suci.

"Okey."

📌📌📌

"Gimana? Semuanya lancar, Kay?"

Kayla tersenyum. "Alhamdulillah, sejauh ini lancar, Pak."

Pak Hidayat tersenyum seraya manggut-manggut. "Alhamdulillah. Bapak percayakan semuanya pada kamu dan panitia yang lainnya, ya? Semoga acaranya lancar dan semuanya diberi keselamatan."

"Aamiin. Terima kasih, Pak."

"Yaudah, kamu lanjut lagi." Sebelum pergi, Pak Hidayat sempat menepuk dua kali bahu Kayla.

📌📌📌

"Si Dafik ke mana dah? Dia ikut LDKS, kan?" tanya Bima saat teman yang dicarinya itu tak kunjung datang. Padahal panitia sedang mengabsen.

"Pasti ikut lah, masa enggak," balas Reza mengingat kalau LDKS semuanya wajib ikut, dan pastinya Dafik ikut juga. "Coba deh lo chat atau telepon gitu."

Tak sengaja Kayla mendengar percakapan dua adik kelasnya itu yang sekelas dengan Dafik.

"Udah, gak usah, tuh udah ada orangnya," celetuk Ida, teman perempuan mereka, menghentikan Bima yang ingin menelepon Dafik.

Sontak Kayla menyapukan pandangannya mencari sosok lelaki itu. Tepat di dekat pintu aula, berdiri sosok yang dicarinya sejak tadi dengan menggendong tas besar.

Kayla melihat Dafik menghampiri Bima dan yang lainnya.

"Lo ke mana aja, Fik? Untung gak ditinggalin lo!" cetus Bima.

Dafik menggaruk tengkuknya. "Kesiangan," jawabnya seraya terkekeh.

"MUHAMMAD DAFIK?"

Lelaki itu langsung menoleh ketika namanya dipanggil oleh Suci. Dafik langsung mengangkat tangannya sebagai tanda hadir.

Entah kenapa, Kayla merasa lega melihatnya.

📌📌📌

Jam sudah menunjukkan pukul 09.15. Sudah 15 menit berlalu bus berangkat. Terdapat tiga bus yang membawa mereka. Para panitia dibagi untuk berada di masing-masing bus. Kayla berada di bus 1 bersama Ihan, Suci, dan panitia lainnya.

Para panitia duduk di kursi paling belakang. Selama di perjalanan, banyak yang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Bahkan ada adik kelas yang membawa ukulele. Lumayan, buat hiburan di dalam bus supaya tidak bosan.

Kayla melipat tangannya di depan, menoleh ke samping dan menghela napasnya saat melihat Suci dan Ihan sedang berswafoto. Dasar bucin!

Hm. Mereka pacaran.

Kayla menoleh lagi ke sebelahnya. Melihat Tika sedang asik dengan pacarnya, Irgi. Lagi-lagi Kayla menghela napasnya kasar. Bukan. Kayla bukan iri. Malah tidak sama sekali. Cuma, yaa ... matanya selalu sakit kalau melihat hal itu.

Kayla memilih untuk mendengarkan musik dengan headset miliknya. Menyetel lagu milik Maroon 5 yang berjudul Memories. Kayla menikmati alunan lagu itu sampai tatapan matanya berhenti pada salah satu peserta yang sedang bernyanyi bersama teman-temannya di depan sana.

Kayla terus memperhatikannya dengan tatapan datar.

"Fik, ini cuma perasaan gue aja apa emang beneran. Kayaknya dari tadi kak Kayla ngeliatin lo deh." Ternyata Bima menyadarinya. Sementara Dafik langsung mengalihkan pandangannya. Benar saja, Ketua Osisnya itu sedang menatap ke arahnya. Namun, hanya sebentar. Kayla langsung mengalihkan pandangannya lagi saat ketangkap basah olehnya.

"Lo bikin masalah lagi, Fik sama dia? Liat tuh! Tatapannya aja kek mau bunuh lo," timpal Arza hiperbola.

"Yang masalah hp itu gimana, Fik? Pasti nama lo ditulis di buku hitamnya kak Kayla, kan?" tanyanya kemudian.

Dafik menjawab dengan anggukan kepala.

"Lo gak sendiri, Fik. Nama gue juga ditulis di sana," ujar Bima miris sambil merangkul lelaki itu.

"Emangnya bahaya banget, ya kalo nama kita ditulis di sana?" tanya Dafik karena belum tau.

Bima dan Arza saling pandang. Kemudian, Bima menoleh pada Dafik.

"Bahaya banget. Intinya lo jangan lagi buat masalah deh, kalo lo mau aman di sini. Kalo nama lo ditulis di sana yang ketiga kalinya, lo bakal mampus!"

Dafik bergedik ngeri mendengar cerita dari Bima. Semenakutkan itu, kah? Dafik menoleh lagi pada Kayla. Mencari apakah benar yang dikatakan oleh Bima kalau Kayla semenakutnya itu?

 Mencari apakah benar yang dikatakan oleh Bima kalau Kayla semenakutnya itu?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ketua Osis & Adik KelasWhere stories live. Discover now