Sepuluh!

39 7 0
                                    

Pagi ini, cuaca di hari Senin cukup bersahabat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi ini, cuaca di hari Senin cukup bersahabat. Menyemangatkan kembali pelajar SMA Tunas Sakti untuk kembali ke sekolah setelah libur selepas dari kegiatan LDKS yang cukup melelahkan. Kegiatan mereka diawali dengan upacara bendera dengan amanat Kepala Sekolah sekilas tentang kegiatan hari itu.

Walaupun kegiatan di sana sangat menguras energi, di sana juga mereka bisa belajar pentingnya saling berkomunikasi dan kerja sama. Tidak hanya peserta, panitia pun mengalami hal itu. Yang tadinya tidak terlalu akrab, di sana mereka bisa saling berinteraksi.

Kegiatan LDKS akan menjadi kenangan yang tidak akan mereka lupakan. Pun menjadi kegiatan bersejarah terakhir untuk kelas dua belas sekarang dan para OSIS angkatan saat ini.

Upacara telah selesai dilaksanakan. Semua murid dipersilahkan kembali memasuki kelasnya masing-masing.

"Begini, Kay. Bapak punya saran untuk pergantian OSIS, sistemnya diganti. Jadi, para calon OSIS selanjutnya tidak dipilih berdasarkan pilihan dari OSIS yang sekarang. Bapak ada ide, bagaimana kalau mereka sendiri yang mencalonkan sebagai calon OSIS angkatan selanjutnya?"

Selesai upacara tadi, Kayla bertemu Pak Hidayat saat melewati ruang guru. Guru berkepala tiga itu langsung memanggil Kayla dan mengatakan hal itu.

"Nanti saya konfirmasi lagi dengan osis yang lainnya ya, Pak."

Pak Hidayat menepuk bahu Kayla dengan tegas. "Yaudah, saya tunggu kabar baiknya," ucapnya seraya tersenyum.

Kayla mengangguk sekali. "Iya, Pak." Ia pun bergegas pergi ke kelasnya.

📌📌📌

Baru satu langkah memasuki kelasnya, Dafik sudah dihampiri oleh Ela. Gadis itu terlihat membawa sesuatu padanya.

"Lo belum dapet, kan? Inih." Ela menyodorkan sebuah wadah yang isinya terdapat lima potong kue bolu. "Semuanya udah dapet. Tinggal lo aja," lanjutnya.

Benar saja, saat melihat ke sekeliling, teman-temannya itu sedang menikmati kue bolu dari Ela. Bukan tanpa sebab gadis itu memberikan kue bolu. Hari ini adalah hari ulang tahun ibunya. Makanya, ibunya membuat kue untuk dibagikan pada teman-teman anaknya.

Dafik kembali menatap gadis itu. Mengulurkan tangannya mengambil satu potong kue bolu.

"Makasih, ya," ujarnya. Ela pun mengangguk senang. Kemudian berbalik pergi ke bangkunya.

📌📌📌

Pulang sekolah, entah kebetulan atau tidak, lagi-lagi Kayla seangkot dengan Dafik. Kali ini angkot tidak terlalu ramai, hanya ada mereka dan satu penumpang ibu-ibu yang membawa banyak belanjaan. Seperti habis dari pasar.

Awalnya kendaraan berwarna merah itu berjalan aman-aman saja, tapi tak lama kemudian angkot itu tiba-tiba berhenti mendadak. Mereka sampai hampir terjungkal ke depan.

"Angkotnya kenapa, Bang?" tanya penumpang ibu-ibu itu.

Abang angkot menggaruk tengkuk lehernya. "Duh, kayaknya mogok, Bu."

Kayla mengeluh dalam hati saat mendengar hal itu. Apalagi saat mendengar ucapan selanjutnya dari ibu itu.

"Yaudah deh saya turun di sini aja, udah lumayan deket juga."

"Maaf ya, Bu," ujar si Abang merasa bersalah.

Walaupun tidak diturunkan di tempat tujuan, ibu itu tetap membayar ongkosnya full. Kini tersisa dua penumpang saja. Kayla dan Dafik. Mereka masih diam di tempatnya.

"Kalian lanjut naik angkot yang lain aja, ya. Gapapa, gak usah bayar," ucapnya pada mereka.

Awalnya mereka saling terdiam. Kayla sempat melirik lelaki itu. Sedetik kemudian Dafik langsung turun. Sebelumnya, lelaki itu mengucapkan sesuatu.

"Saya bantu dorong, Bang sampai depan sana," katanya yang langsung berjalan ke belakang angkot. Mulai membantu mendorong.

"Gapapa nih?" tanya si Abang merasa tak enak.

"Iya gapapa. Ayok, Bang! Satu, dua, tiga!" teriak Dafik.

Sementara di dalam sana masih ada Kayla. Ia masih bingung dan tak percaya. Gadis itu kira, Dafik akan langsung pindah angkot. Ternyata, lelaki itu membantu mendorongnya.

Merasa tak enak di dalam, Kayla langsung turun dan menghampiri Dafik ke belakang. Membantunya mendorong.

"Kak Kayla ngapain di sini?" Dafik malah mengerutkan keningnya saat melihat kedatangan Kayla.

Kayla mendengkus sembari merotasikan matanya. "Menurut kamu?" balasnya dengan ketus. Kesal karena pertanyaan Dafik yang menurutnya tidak perlu untuk dijawab.

Kayla lebih memilih diam dan fokus mendorong dengan sekuat tenaga. Panas matahari yang sangat terik berhasil menguras energi mereka lebih cepat.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di tempat bengkel. Kayla mengusap pelipisnya yang dibanjiri keringat.

Si Abang menghampiri mereka. "Aduhh, makasih banyak, ya. Maaf jadi ngerepotin."

"Iyaa, sama-sama, Bang." Dafik menjawab dengan ramah seraya tersenyum.

Selepas peninggalannya yang sedang menghampiri tukang bengkel, mereka berdua saling diam.

Kayla masih menetralkan napasnya yang memburu sambil menunduk memegangi lututnya. Lelah sehabis mendorong angkot tadi. Berbeda dengan Kayla, Dafik terlihat biasa-biasa saja. Lelaki itu tidak kelihatan lelah sama sekali.

"Keliatan banget Kak Kayla jarang olahraga. Cuma dorong segitu aja udah capek."

Ck! Kayla berdecak dalam hati. Kenapa sih adik kelasnya itu selalu berbicara asal ceplos? Baru kali ini ada junior yang seperti itu padanya. Pikir Kayla.

Kayla yang merasa tersindir langsung menegakkan tubuhnya dan menatap Dafik seperti biasanya. Tajam dan sinis.

"Sok tau banget." Hanya kalimat itu yang Kayla ucapkan untuk membalas sindiran Dafik. Jujur saja, Kayla tidak punya banyak tenaga untuk marah-marah. Terlalu lemas dan sekarang tenggorokannya terasa kering.

Dafik terlihat pergi dari sana. Kayla yang melihatnya bersikap tak acuh. Tidak peduli lelaki itu mau pergi ke mana. Bahkan, meninggalkannya pun ia tidak peduli. Kayla hanya perlu menunggu angkot lainnya untuk mengantarkannya pulang ke rumah.

Beberapa menit dia menunggu, tapi angkot jurusan ke rumahnya tak kunjung lewat. Tidak biasanya seperti ini. Di detik selanjutnya, Kayla sedikit tersentak ketika sebotol minuman tiba-tiba terulur dari samping.

"Buat Kak Kayla."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ketua Osis & Adik KelasWhere stories live. Discover now