Sembilan!

41 9 0
                                    

"Mama bisa jemput Kayla? Kayla udah di sekolah

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"Mama bisa jemput Kayla? Kayla udah di sekolah."

"Aduhh, Kay, mama gak bisa, sayang. Coba kamu tanya papa. Ya?"

Kayla menghela napas kecewa mendengar balasan dari sang mama di telepon.

"Yaudah, Kay mama tutup, ya teleponnya."

"Iya, ma." Kayla menurunkan handphonenya dengan lesu, setelah sambungan dengan mamanya terputus.

Apa kata mamanya tadi? Menelepon papanya? Kayla tidak perlu melakukan itu, karena dia sudah tau jawaban yang akan diterimanya nanti.

"Naik angkot lagi," gumamnya sambil melemaskan kedua bahunya.

Sebenarnya ini bukan masalah untuknya. Kayla memang sudah terbiasa pulang naik angkutan umum tanpa meminta jemput pada orang tuanya. Hanya saja, keadaan sekarang sedang berbeda.

Kayla baru saja pulang dari perjalanan jauh. Badannya sedikit lemas. Apalagi dia membawa tas yang jauh lebih besar dari biasanya. Yang isinya pun perlengkapannya selama dia di sana.

Kenapa Kayla tidak naik ojek online saja? Jawabannya, yang pertama, Kayla tidak mengerti cara menggunakan aplikasi itu. Yang kedua, menurutnya, ongkos naik ojol jauh lebih mahal ketibang saat dirinya naik angkot, dan yang ketiga ... Kayla takut diculik seperti yang di film-film.

"Lo gak dijemput, Kay?" Lamunan Kayla seketika buyar ketika Ihan tiba-tiba menghampirinya. Ia lantas menggelengkan kepalanya.

"Suci mana?" tanyanya kemudian saat baru menyadari tidak ada gadis itu bersama Ihan.

"Ada di mobil gue. Dia lagi drop. Badannya lemes banget," jawabnya sembari menunjuk ke arah mobilnya yang baru saja diantarkan oleh supir pribadi ayahnya.

"Oh ya?" Baru ingin menghampiri mobil Ihan untuk melihat keadaan Suci, lelaki itu sudah menahannya terlebih dahulu.

"Gak usah, Kay. Suci lagi istirahat. Nanti gue kabarin lo kalo Suci udah lumayan sehat."

"Gitu?" gumam Kayla pelan. Ihan lantas mengangguk. "Lo mau sekalian bareng?" tawarnya.

Kayla langsung menggeleng. "Enggak, gak usah makasih. Lo harus cepet anterin Suci pulang 'kan biar dia bisa istirahat?"

"Terus lo?"

"Bisa naik angkot."

Ihan mengangguk. "Yaudah kalo gitu. Gue duluan, ya. Lo hati-hati."

Kayla mengangguk. "Iya."

Sebelum pergi, Ihan sempat menepuk bahu Kayla dua kali. Setelahnya, ia langsung pergi menghampiri mobilnya. Kayla tersenyum tipis melihat kepergian lelaki itu.

📌📌📌

Kayla mengulurkan tangan kanannya ketika hendak menyebrang. Ia terpaksa pulang naik angkot. Padahal hari sudah mulai gelap. Kayla melirik jam tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore.

Ketua Osis & Adik KelasWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu