2. Lelaki tampan

693 274 158
                                    


Pagi itu, di kota Jogja tanggal 14 Juli 2022. Aku turun dari mobil Ayah yang selalu mengantarku sekolah.

Aku jalan dengan memainkan ponsel di tangan kananku. Mendengar suara motor yang ramai, aku menolehkan arah pandangku ke depan.

Sekumpulan orang berseragam SMA yang sama denganku memakai motor dan memasuki gerbang bersama. Suaranya agak berisik, Aku masih ingat suara-suara itu.

Tapi ada satu motor yang di tumpangi oleh lelaki yang menurutku cukup tampan, bahkan sangat tampan.

Motor itu memelan, mensejajarkan dengan langkah kakiku. sepertinya sengaja. Buktinya ia terus menatapku dengan tersenyum.

Dasar aneh! pikirku saat itu.

Akibat selalu mengikuti peraturan dari ayah, yang tidak mengizinkan aku keluar terlalu jauh. Membuat diriku tidak terlalu mengenal dunia luar apalagi bebas, jadinya aku berjaga-jaga saja mana tau orang yang disampingku ingin berniat buruk padaku.

"Selamat pagi!" Sapanya.

Aku yang mendengar hanya melihat sekilas, lalu kembali menatap layar ponsel, yang sebenarnya tidak ku apakan, hanya menggeser-geser saja.

"Pagi." Ku jawab, dengan sesekali melihatnya dari ujung mata.

Lelaki itu tetap saja disampingku, hingga dimana dirinya memberikan sebuah surat dari saku jaketnya, tanpa memberhentikan motor.

"Ambil, bacanya saat sudah dikelas ya."

"Kenapa?" Kutolehkan kepala menghadap dirinya, mana tau memang penting sampai memberiku surat.

Namun dari raut wajahnya, sepertinya tidak.

"Hanya surat biasa, bukan resep masakan yang ku berikan."

Aku hanya tersenyum tipis menanggapi lelucon dia, bukan karena aku cuek, hanya saja ini terlalu cepat untuk bergurau dengan orang yang bahkan belum ku kenal namanya.

"Sampai jumpa lagi hari ini, Lita!" Ujar orang itu, lalu melajukan motornya melewati gerbang.

Aku tidak tau harus menampilkan raut wajah seperti apa. Aku beneran tidak mengetahui siapa dirinya, dan mengapa dia mengetahui siapa nama panggilan ku.

Nampak baju seragamnya itu dikeluarkan. kalau guru sampai tau, sudah pasti anak itu mendapatkan jeweran.

°°°°

Waktu istirahat tiba, aku yang baru ingat dengan surat tadi pun, mengambilnya dari saku seragamku.

Tampak seperti surat biasa, Lalu aku ingat dengan leluconnya yang bilang ini bukan resep masakan. Anak TK saja bahkan tau surat ini bukan sebuah resep, dasar lelaki aneh. Untung saja tampan.

Eh apa yang baru aku pikirkan tadi.

Dengan penasaran aku membuka surat itu, tulisannya seperti tulisan dokter saja!

Tapi ini memang masih bisa dibaca olehku. untung saja ada toleransinya, jika tidak, sudah ku pastikan surat ini akan aku bakar karena tidak tahan membaca tulisannya.

Rasa heranku membuka surat ini, isinya adalah:

"Lita, Thalita Clazenka. Benar bukan? Sudah jelas benar. Jika salah, salahkan saja kepala sekolah, dia yang memberiku nama panjang aslimu. sudah hanya itu saja."

Aku hanya mendengus kesal, mengapa lelaki tampan otaknya selalu saja bermasalah. hanya ini saja sampai menyuruhku membukanya di kelas, dasar!

Tiba-tiba saja pundak ku disentuh oleh seseorang, rupanya itu rahma. Teman kelasku.

Ia mengajak diriku untuk pergi ke kantin. Aku pun mengiyakan. Toh, aku juga tidak ada alasan menolaknya, didampingi dengan rasa lapar dalam perutku.

°°°°

Kantin ini sangat ramai. Untung saja tadi aku dan rahma diajak bergabung dengan fahmi. Nova, Rani juga ada disana, jadi aku menerima ajakannya.

Sambil memakan bakso yang ku pesan. Aku hanya menyimak Fahmi yang banyak bicara tentang ini itu yang bagi ku membosankan dan klasik.

Mungkin karena dari awal aku sudah tidak konsentrasi dengannya. Aku hanya memikirkan tentang, siapa kah lelaki yang memberiku surat aneh tadi.

Tersadar dengan lamunanku. Aku merasakan tatapan seseorang dari arah belakang, tidak tau benar atau tidak, Hanya firasat.

Menolehkan kepala menghadap belakang, tanpa membalikkan tubuh, dan Yap!

Lelaki itu, sang penyurat tadi pagi. Yang sedang menatap ku dengan senyuman kecil diwajahnya.

Aku dengan cepat membalikkan. Merinding. Dia seperti preman yang ingin menagih hutang secara halus.

°°°°

Sudah tiba dirumah. Sejak pulang tadi memang sudah mendung, dan sekarang akhirnya hujan itu pun turun. Aku hanya mengerjakan tugas di meja belajarku, sambil menatap jendela yang menampilkan suasana di luar.

Aku kembali memikirkan surat itu. Sepertinya benar dugaanku. Bahwa sang surat itu adalah Playboy, terbukti bahwa sekarang dia pasti sedang mendekati ku.

Bukannya pede, hanya saja, gerak-geriknya sudah pasti gampang ditebak oleh orang lain. Apalagi aku.

Tapi jika benar dia mendekatiku, dia harus tau bahwa aku ini orangnya selektif dan gampang ilfeel!

°°°°

TERIMAKASIH SUDAH BACA JUGA VOTE CERITA INI, SAMPAI JUMPA DI CHAP HUGLOVE LAINNYA BYE ❗

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TERIMAKASIH SUDAH BACA JUGA VOTE CERITA INI, SAMPAI JUMPA DI CHAP HUGLOVE LAINNYA BYE

HUGLOVE [on going] Where stories live. Discover now