3. Sang penyurat

496 257 140
                                    


°°°°

Hari ini adalah hari Minggu, Aku baru saja pulang dari pasar menemani Bunda belanja. Saat sampai depan pintu, bibi ku menyerahkan sebuah surat.

"Ada surat non, katanya buat Lita."

Aku langsung mengambilnya, sambil berucap terimakasih kepada bibi. Bacanya nanti saja ketika aku sudah selesai bersih-bersih tentunya.

Setelah itu aku membuka surat yang diberikan oleh bibi. Dan isinya adalah:

"Bismillahirrahmanirrahim. Dengan ini saya putra Indonesia, mengaku, ingin berjumpa dengan Thalita Clazenka. Pada hari; Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu. Minggunya jangan, nanti Lita bosan."

Entah ada apa denganku saat itu, saat membacanya aku tertawa kecil dan senyum-senyum sendiri.

Dari awal aku sudah tau siapa yang memberikan surat ini. Pasti sang penyurat, tebak ku.

Aku sudah kelas XII, jangan tanya kenapa aku tidak mengetahui siapa dia. Saat kelas X aku masih di Jakarta, dan baru kelas XI aku pindah, itupun masih dibagi 2 sesi, ganjil genap.

Tapi sekarang sudah kembali normal, dan sekolah ku kini menggabungkan seluruhnya. Aku dulu sesi genap, sepertinya sang penyurat adalah sesi ganjil, mungkin karena itu aku tidak mengetahui siapa sang penyurat ini.

Oh, Tuhan. Siapa sih, dia itu!
Maksudku, selain seorang penyurat, aku ingin mengetahui siapa dia sesungguhnya, nama saja aku tidak tau dan mengapa aku senyum-senyum sedari tadi.

Aku keluar kamar, dan minum segelas air putih, untuk menetralkan detak jantung ku.

Sial! Aku malah membayangkan wajahnya. Segera ku tutup mata untuk mengusir wajah orang itu, karena itu tidak penting!

Aku seperti orang gila dibuatnya, tidak tau namanya saja sudah bisa membuat ku seperti ini. Dasar cowok aneh.

"Kakak kenapa?" Astaga! Aku lupa jika adik ku, ada di meja makan. Yang artinya saat diriku bertingkah aneh, dia sudah menyadarinya.

Aku ada tiga bersaudara. Kaka pertama ku sudah menikah di Jakarta, aku anak kedua. sedangkan adikku anak ketiga, lelaki, dan dia sudah kelas X, SMA nya berbeda denganku. memang dari SD kami tidak mau untuk satu sekolah.

"Makan apa dek? Kakak mau juga deh." Jawab ku mengalihkan pertanyaan, dan ikut makan bersamanya.

°°°°

Sore ini ku habiskan dengan bersepeda, hanya mengelilingi komplek saja. sesekali menyapa para ibu-ibu yang sedang berkumpul, entah itu merumpi ataupun menyiram tanaman bareng.

Mampir untuk membeli cemilan yang dijual abang-abang disana. Aku hanya membeli cilok, Cilung, dan Telur gulung.

Duduk di bangku taman untuk memakannya, dengan pemandangan para anak-anak yang sedang bermain.

Saatku sedang asik memakan, tiba-tiba saja ada seorang anak kecil memberikan ku surat, serta satu bunga mawar merah di lengannya.

Surat lagi?

Sudah pasti sang penyurat, hari ini Dua kali dirinya memberikan ku surat tanpa menunjukkan wajahnya.

Darimana dia tau rumahku, dan kenapa dia bisa tau bahwa ku ada di taman ini. Apa dia seorang stalker?

Mengedarkan pandangan ku ke sekeliling taman, mana tau saja ku bisa menemukan wujudnya yang sedang menatapku kan.

Namun, ternyata tidak ada.

Aku hanya tersenyum kepada anak kecil itu, dan mengambil alih surat serta bunga darinya.

Awalnya ingin membuka di rumah saja, tapi karena ku penasaran, akhirnya ku buka sekarang.

"Kau pasti penasaran siapa aku. Besok kau pasti tau, percayalah. Aku pun tau siapa Tuhanmu. Allah kan? Sama."

Sudah itu saja. Suratnya hanya sedikit di kertas kecil. sangat tidak berguna bagiku, tapi tetap saja aku menyimpannya disaku celana.

Setelah selesai menghabiskan semua cemilan ku, Akhirnya pulang.

Anginnya sungguh sejuk, bisa membuatku tenang. Saat sampai dirumah, aku disambut telepon rumah yang berbunyi.

Ternyata itu sepupuku, Kayla dari Jakarta. Hingga magrib aku menghabiskan waktu dengan berbincang dengannya, sungguh seru sekali. Kami hanya bertukar kabar dan sesekali bercerita lucu.

Kemudian setelah isya, ku habiskan waktu untuk mendengarkan bundaku yang sedang bercerita di kamarku tentang pertemanannya dulu.

Sangat lucu melihat bundaku yang heboh dengan masa remajanya. Dia mengambil sebuah album dan memperlihatkan foto-foto dirinya dulu saat di pantai bareng para temannya.

°°°°

°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


APA KESANMU TENTANG CHAPTER INI?

❗SEE U DI CHAPTER SELANJUTNYA, THANK YOU UNTUK VOTE NYA ❗

HUGLOVE [on going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang