7. Kelakuan Pandji

271 192 194
                                    


Malam. Maaf kali ini aku terlalu lama untuk UP.

♬ The Weeknd — Is there someone else? ♬

°°°°

Terdengar suara bel masuk yang menyambutku. Kali ini, aku sedikit telat memasuki sekolah, melewati jam biasanya.

Alasannya? karena dari semalam, aku susah untuk tidur. Aku selalu memikirkan perkataan Pandji, sebelum mengakhiri teleponnya. Kata-kata terakhir Pandji, yang ku ingat kurang lebih seperti;

"Kamu percaya?" Dia nanya tiba-tiba.

"Apa?"

"Segera, kamu akan jadi pacarku!"

"Haha." Tawaku, agar tak canggung.

"Percaya gak?"

"Musyrik!"

"Hahahah."

Ku dengar, gelak tawanya yang membesar, memenuhi gendang telinga ku. Mendengar suara tertawa yang begitu bebas, membuatku ikutan tersenyum.

Berbicara dengannya, membuatku melupakan segala sesuatu. Merasa, seolah-olah aku bisa berbicara dengannya dengan bebas. Kalau boleh jujur, aku mulai merasa nyaman dengannya.

"Lita!"

"Iya?"

"Aku suka kamu."

"Aku tau."

"Tau apa?"

"Kamu suka aku."

"Siapa?"

"Pandji."

Hari itu, detik itu. aku menyebut namanya, Untuk pertama kalinya. Entah kenapa, rasanya sangat deg-degan, padahal hanya sebut nama biasa saja. Tapi aku merasa, wajahku memerah.

"Nanti, ya." Katanya, "Kamu, jadi milikku."

"Kan udah?" Jawabku, namun sedikit ragu.

"Kapan?"

"Angkot." Aku menjawab dengan gugup, serius! aku malu saat menjawab.

"Kan lewat surat." Jeda, "Nanti, secara langsung."

"Sudah ya, selamat malam Lita!"

Aku tak menjawab, hanya menunggu dirinya mematikan sambungan telepon. Asal kamu tau, aku sedari tadi sedang menahan senyuman agar tidak terlalu terbawa suasana.

Aku takut jika orang tua ku mendengar suaraku yang sedang menahan teriak ini. Apalagi jika mendengar suaraku sedang berteleponan dengan Pandji.

Ah, gila! kenapa sih dia selalu bisa berbicara blak-blakan, bahkan membuatku selalu memikirkannya.

Lalu, aku tidur. Sebelum tidur, aku mengingat ucapan salam akhirnya.

HUGLOVE [on going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang