Day 6 - Droid 2301

30 10 4
                                    

Aku benar-benar terpesona pada pemandangan alam di hadapanku. Laut biru yang mempesona. Aroma laut yang asin langsung menusuk indera penciumanku. Embusan angin pantai menerpaku, membuat baju panjangnya berkibar. 

Pantai ini cukup teduh karena di sepanjang pantai banyak terdapat pohon pinus, serta hamparan pasir putih yang memukau. Pantainya juga bersih meski lokasinya di dekat perkampungan nelayan.

Dari pantai yang sering disebut pelabuhan itu aku menaiki perahu nelayan untuk menuju perairan yang cukup dalam sebelum memulai perjalanan bawah lautku.

Tentu saja aku tak sendiri, seorang diver profesional mendampingi kegiatan scuba diving-ku kali ini.

Di tengah laut, aku memeriksa lagi perlengkapan menyelamku.  Baju selam, masker, snorkel, fins, tabung oksigen, regulator, dan lainnya dengan teliti. Setelah semua siap, diver-ku memberi kode. Aku pun mulai turun dari perahu disusul olehnya.

Menikmati pemandangan bawah laut itu, ternyata memiliki keasyikan tersendiri. Berbagai ragam biota laut yang hidup berkeliaran di dalam air tersebut begitu memikat untuk ditatap. Mulai dari ikan-ikan karang yang beragam dan bewarna warni, rumput laut yang bergoyang-goyang, aneka terumbu karang baik karang keras maupun karang lunak yang berbagi bentuk, hingga plankton dan aneka biota laut lainnya.

Setelah puas menikmati pemandangan bawah laut yang eksotis, diver-ku mengajak untuk kembali ke permukaan.

"Ayo, ke sana! Kita berenang bersama ubur-ubur."

Aku menurut, berenang mengikutinya. Benar saja, di sana ada banyak ubur-ubur, tetapi sama sekali tidak menyengat. Ubur-ubur itu berwarna transparan kekuningan.

Baru saja tanganku hendak memegangnya, tiba-tiba tanganku terasa seperti disengat.

"Loh katanya ubur-ubur ini tidak menyengat?" protesku.

Seketika pemandangan di hadapanku berubah. Aku tidak lagi mengapung di perairan laut yang jernih, melainkan di atas kursi belajar di kamarku.

"Waktu liburan sudah habis," ucap sesosok robot yang biasa kupanggil Ando.

"Ando, lagi seru, tau!" kataku kesal sambil membuka kacamata khusus yang kupakai. "Bilang-bilang kek kalau mau matiin VR-nya!"

Ando, adalah robot droid keluaran terbaru di tahun 2301. Sosoknya amat jauh dari sebuah mesin, nyaris seperti manusia, bahkan dia bisa berimprovisasi dan mempunyai perasaan. Dia bahkan sering kujadikan tempat curhat.

Sebuah sentilan kencang mengenai dahiku.

"VR, VR! Droid! Ngomongin apa sih, lo? Bangun!" Suara lembut Ando berubah galak.

Aku pun membuka mata, kulihat Kak Ando berdiri dengan tangan bertolak pinggang di depanku.

'Astaga, aku mimpi ke masa depan,' batinku.

EMOJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang