Entah sudah berapa lama rumah ini kosong. Setahuku sejak nenek meninggal rumah ini ditinggali oleh Bude Tini, anak tertua nenek. Namun, kata Mama tahun lalu Bude Tini dibawa oleh anaknya untuk tinggal bersamanya di kota.
Meskipun tidak berpenghuni, rumah nenek selalu dibersihkan. Asisten rumah tangga yang dulu bekerja pada Bude, diamanatkan untuk tetap membersihkan rumah ini supaya sewaktu-waktu saat anak cucu nenek datang ke desa ada tempat untuk menginap yang nyaman sekaligus penuh kenangan.
Rumah nenek memang terbilang terpencil, berada di kaki Gunung Merbabu dengan suasana yang sejuk dan asri. Apalagi di bagian belakang rumah nenek masih ada kebun yang cukup luas dan biasa ditanami sayuran maupun bunga-bungaan.
Hari sudah senja ketika aku sekeluarga tiba di rumah nenek. Suara tonggeret bersahutan seolah menyambut kedatangan kami.
Aku berkeliling rumah ketika azan isya terdengar berkumandang. Tiba-tiba saat sampai di teras belakang, dari cahaya temaram, tampak sekumpulan serangga kecil berterbangan. Ekornya memancarkan kerlip cahaya bagai bintang di angkasa. Namun, bukan itu yang membuatku kebingungan.
Aku langsung memanggil adikku.
"Dik, kebun Mbah! Kebun Mbah ilang!" kataku panik.
Adikku mengarahkan pandangan ke arah yang kutunjukkan.
Kebun belakang rumah nenek yang biasanya ditanami sayuran maupun bunga-bungaan, kini dipenuhi rumput-rumput liar dan semak belukar.
"Astaga!" Katanya sambil menutup mulutnya yang terbuka.
"Kak, besok kita pinjam arit dan pacul, ya. Terus minta Papa beliin herbisida."
Aku tersenyum lalu mengangguk setuju.
Sepertinya aku tahu, dia pasti ingin membersihkan tanah di kebun nenek supaya saat melihat keluar tidak ada apa-apa di sana, termasuk rumput dan semak-semak perdu.
23-02-2022
Challenge hari ini adalah hasil gacha dari the most dangerous random prompt generator. Dan ini hasil yang kudapat:
KAMU SEDANG MEMBACA
EMOJI
Random30 Hari 30 Cerita Mengungkapkan emosi dan perasaan dalam jiwa lewat kata-kata dan emoji yang mewakilinya.