RaKan || Part 25

291 13 0
                                    

Kembali lagi bersama Fira-!

Nggak usah lama-lama, yuk langsung baca aja!

Semoga suka♥︎

◆MARI BERBURU TYPO!◆

-----

Lagi, mentari mulai menampakkan wujudnya, setelah setengah hari bulan menggantikannya.

Berbanding terbalik dengan Arkan yang masih terlelap tenang di alam mimpinya. Seakan lupa bahwa hari ini ia harus pergi ke sekolah.

Kring ... kring ...

Alarm menyala dengan keras tepat di sisinya. Arkan yang merasa terganggu berdecak kesal, tangannya mencoba meraih alarm tersebut, dengan sengaja ia menjatuhkannya.

Brak!

"Oahmm, berisik." Kembali ia melanjutkan tidurnya.

Tok! Tok! Tok!

"Arkan bangun kamu!"

"ARKAN!"

Tok! Tok! Tok!

"Kenapa Bund?" Sonya menoleh, terlihat suaminya yang masih mengenakan pakaian olahraga.

"Ayah udah selesai olahraganya?" Alex mengangguk membenarkan.

"Kenapa teriak-teriak hmm?"

Sonya mencibir, "Ini loh anak kamu. Dibangunin susah banget, udah kayak simulasi mau meninggal aja."

"Biar Ayah yang bangunin."

"Bener loh? Awas aja kalau tetep nggak bangun juga."

Alex mengangguk. "Iya, udah sana. Bunda siapin sarapan aja."

"Yaudah aku ke bawah. Disuruh langsung mandi Yah, udah siang soalnya!"

Alex menggelengkan kepalanya tak habis pikir, padahal istrinya itu sudah tidak terlihat dari pandangannya. Namun suaranya masih saja menggelegar.

"Arkan!"

Tok! To—ceklek!

Terlihat raut wajah Arkan yang masih setengah sadar itu. "Hmm."

Memandang datar putranya, Alex menggelengkan kepala pelan. "Mandi, sekolah!"

"Hmm."

Brak!

Segera Arkan menutup kembali pintunya, sedangkan Alex yang masih di posisinya hanya menatap dingin pintu tersebut, kemudian ia melangkahkan kakinya untuk membersihkan badan.

Arkan hanya bisa mengumpat dalam keadaan masih mengantuk itu. Jika Ayahnya yang sudah membangunkannya, dan ia tidak segera bangun, itu berarti bertanda buruk. Ia harus mau menggantikan meeting sang Ayah selama satu minggu. Mengingat kejadian dulu, membuat Arkan berdecak kesal.

-----

"Mau sekolah atau mau jadi preman kamu Bang?" Arkan yang baru turun dari kamarnya mendegus kesal mendengar ucapan Bundanya.

"Mau sekolah Bund," jawabnya sembari mengambil sarapan yang sudah siapkan oleh Sonya.

"Ya lagian, sekolah kok pakaiannya kayak gitu. Baju nggak dimasukin, kancing atas nggak dikancing, dasi hilang kemana, rambut udah kayak kesetrum listrik," jawab Sonya pedas.

Arkan mendelik mendengar ucapan sang Bunda. "Ayah mana Bund?" Malas berdebat, Arkan lebih memilih mengganti topik percakapan.

"Belum ke bawah, masih mandi kali."

RaKan[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang