Rakan || Part 2

1.5K 106 4
                                    

"Tak ada yang menyenangkan selain persahabatan yang indah."

-----

"Wih ... pak bos dateng nih!" pekik seorang cowok yang sedang bermain catur. Cowok yang disebut pak bos itu hanya berdehem saja.

"Tumben telat lo Ar?" tanya Gibran.

"Ada urusan tadi," jawabnya kemudian duduk diantara para sahabatnya.

"Gimana sama masalah geng Gaksa itu bos? Mereka nantangin kita nih," ucap Rama.

"Kesana sekarang, kita bawa lima puluh anggota aja!" titah cowok tersebut yang diketahui bernama Arkan.

"Yakin lo Ar? Mereka tuh licik," tanya Nathan sembari memperingati.

"Bener tuh bos," timpal Farel yang diangguki oleh Doni.

"Lo semua lupa, kalau kita lebih dari licik?" ucapnya dengan seringai yang bertengger manis di bibirnya.

Setelah mengatakan hal tersebut, Arkan langsung saja meninggalkan teman-temannya yang masih duduk santai di markas tersebut.

-----

"Dateng juga lo," ucap Rian sengit, yang merupakan ketua dari geng Gaksa.

"Gue bukan pengecut kayak lo!" balas Arkan tak kalah sengit. Rian yang mendengar hal itu pun langsung menggertakkan gigi-giginya.

"Bacot lo, serang!" titah Rian dan anggota geng Gaksa langsung menyerang.

Arkan tak tinggal diam, dia langsung memberi bogeman kepada Rian. Rian yang tak terima pun membalasnya. Para anggota dari geng Rifox dan geng Gaksa pun saling serang dan tak ada mau yang mengalah. Tiba-tiba dari arah belakang ada yang memukul Arkan menggunakan balok kayu yang membuat Arkan tersungkur ke tanah.

Gibran yang melihat itu pun tak tinggal diam, Gibran langsung menyerangnya dengan membabi buta, sedangkan Doni langsung menolong Arkan. Arkan yang tak terima langsung memukul Rian lagi dan lagi. Tak lama kemudian anggota geng Gaksa pun sudah tumbang dikalahkan oleh geng Rifox.

"Gue akan bikin lo dan geng lo itu tekuk lutut dihadapan gue nanti!" ucap Rian sebelum meninggalkan jalanan tersebut.

"Cabut!" perintah Arkan kemudian langsung meninggalkan jalanan dan diikuti oleh para anggotanya.

-----

Kini Arkan dkk dan juga para anggota Rifox sedang berada di markasnya dan sedang membersihkan luka bekas mereka tawuran.

"Pelan-pelan sat!" pekik Rama saat Doni sengaja menekan lukanya. Doni yang mendengar itu malah tambah menekan lukanya sehingga membuat Rama meringis.

"Mau kemana lo bos?" tanya Nathan saat melihat Arkan mengambil jaket dan kunci motornya.

"Balik, Bunda gue udah telpon tadi," jawab Arkan seadanya.

"Aciee, anak Bunda!" pekik Farel saat Arkan sudah berada di ambang pintu. Mereka yang masih berada di markas pun langsung tertawa lirih mendengar ucapan Farel.

Kalau mereka tertawa kencang, takut rubahnya ngamuk.

"Bacot!" sarkas Arkan disertai tatapan tajamnya, kemudian dia langsung meninggalkan halaman markas.

-----

Cuaca yang mendung membuat Ara tambah memeluk tubuhnya sendiri, kini Ara sedang berjalan pulang ke rumahnya setelah dari mini market untuk membeli keju pesanan sang Mamah.

Ara yang sedang asyik menonton acara kesukaannya di televisi seketika terganggu dengan pekikan Hani.

"Ara!" ucap Hani dari arah dapur. Melihat anaknya yang tak kunjung turun akhirnya mau tak mau dia ke kamar—Ara—putrinya.

"Ara!" pekik Hani sekali lagi saat berada di ambang pintu kamar Ara. Ara yang mendengar itu pun langsung menoleh ke sumber suara.

"Iya, kenapa Mah?" tanya Ara dan langsung mematikan televisinya.

"Tolongin Mamah dong, beliin keju di mini market, soalnya keju yang ada di kulkas udah habis," ucap Hani.

"Ishh ... kenapa nggak Gilang aja sih Mah?" kesal Ara.

"Adek kamu itu belum pulang, lagi buat kerja kelompok katanya, jadi kamu aja yah yang tolongin Mamah," bujuk Hani, Ara yang mendengar itu pun mau tak mau menyetujuinya.

"Ya udah iya, Ara ganti baju dulu. Mamah ke bawah aja," jawab Ara, kemudian Hani meninggalkan kamar putrinya tersebut.

"Yah, yah, yah ... kok hujan sih." Ara yang sedang jalan mau tak mau langsung mempercepat langkahnya.

"Yah, malah tambah besar lagi nih hujan." Ara yang kedinginan akhirnya menggosokkan kedua telapak tangannya agar mengurangi rasa dinginnya.

Ara memilih untuk meneduh di toko yang sedang tutup dari pada harus basah kuyup, sekitar sepuluh menit hujan malah bertambah deras. Tiba-tiba terdengar deru motor yang mengalihkan perhatiannya.

-----

Arkan meninggalkan teman-temannya yang masih meledeknya, di tengah perjalanan tiba-tiba hujan turun tapa di undang. Mau tak mau akhirnya Arkan menghentikan laju motornya di depan toko yang tutup, dia tak sendiri ada orang lain yang meneduh di tempat tersebut.

Ara yang merasa ada seseorang duduk di sampingnya langsung menoleh.

Ara terkejut saat melihat orang yang di sampingnya itu penuh lebam di muka, jiwa menolongnya seketika bergejolak. "Lah, lo kok bisa gini?" tanya Ara memberanikan diri. Sedangkan yang ditanya hanya menaikan satu alisnya kemudian menggidikkan bahunya acuh. Toh dia tak kenal dengan orang itu.

"Ditanya tuh jawab kek." Ara yang merasa dicueki akhirnya menatap orang tersebut dengan kesal.

"Urusan lo?" tanyanya datar tanpa mengalihkan pandangannya pada Ara.

"Ishh tuh luka lo bisa infeksi kalau nggak dibersihin, lo mau kalau muka lo nggak diobati ntar tuh luka bengkak terus ada nanahnya! Ihh ... gue mah ogah," cerocos Ara, kemudian dia membuka sling bag yang selalu ia bawa dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sana. "Sini gue obatin." sambung Ara.

"Siapa lo?" kini Arkan mulai menengok ke arah Ara.

"Gue? Gue manusia yang peduli sesama manusia! Udah lah lo diem aja sini biar gue obatin luka lo." Ara tak menghiraukan tatapan tajam dari Arkan. Bahkan Ara malah dengan berani menekan lukanya sehingga membuat Arkan meringis kesakitan.

"Lo sengaja?" ucap Arkan sinis saat lukanya sengaja ditekan oleh Ara.

"Nggak tuh," balas Ara cuek.

Arkan hanya diam setelah Ara mengatakan itu, dirinya sedang bingung kenapa dia tak menolak saat Ara mengobati lukanya. Padahal sebelumnya dia tak pernah mau diobati orang lain selain Bundanya.

Lo kenapa Arkan come on. Batinnya terus berperang hingga ucapan Ara menyadarkannya.

"Hujannya udah berhenti nih, gue balik dulu yah. Itu lukanya kalau di rumah dibersihin lagi!" teriak Ara saat dirinya sudah memasuki taxi. Sedangkan Arkan hanya meliriknya sebentar, kemudian menaiki motornya acuh.










Jangan lupa vote, comen, and krisarnya ya🌝

Semoga kalian suka sama ceritaku

Next nggak nih??

❤2 Juni 2020❤

RaKan[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang