6. Alex's Dark Side

346 182 90
                                    

Sembari menyelesaikan makan malamnya, Alex langsung pergi ke kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sembari menyelesaikan makan malamnya, Alex langsung pergi ke kamarnya. Mengganti baju santainya dengan pakaian serba hitam. Tak lupa topi dengan sepatu boot Dr Martens.

Sebelum melancarkan aksinya, ia menekan nomer seseorang dan tak lama seseorang yang ia telepon mengangkatnya.

Malam, bos. Ada apa?

“Kamu di mana?”

Saya di depan mansion dengan William.

Alex melangkahkan kakinya yang terbalut boot itu menuju balkon, “Saya mau kalian culik Evan, bawa dia ke gedung belakang kantor.”

Tapi bos, buat apa kita culik pak Evan––”

“Berisik kamu, Nico,” umpat pria itu setelah memutuskan teleponnya dengan sepihak.

Beberapa menit lamanya berdiam diri di kamar, pria itu akhirnya keluar. Namun siapa sangka, dirinya bakal bertemu dengan gadis bernama Vio itu.

“Pak Alex?” Vio terkejut.

Lantas, gadis itu meneliti seluruh pakaian yang Alex pakai. Ia mengernyit kebingungan, malam-malam begini dengan pakaian seperti itu hendak pergi ke mana pria itu.

Alex melepas topi hitamnya. “Ah, saya ada urusan sebentar.” Alex mengenakan topinya kembali, “Saya pergi dulu.”

Tak ambil pusing, Vio hanya mengangguk mengiyakan.

Langkah tegap pria itu langsung menuju ke bawah. Ia langsung menuju garasinya, terpampang jelas beberapa mobil dengan harga milyaran itu berjejer rapi.

Namun pria itu lebih memilih mobil Lamborghini dengan warna hitam favorite-nya. Ia segera menaiki dan melesat jauh ke tempat yang akan ia tuju.

Berhubung malam hari, jalanan akan terlihat sepi dan dirinya akan lebih cepat sampai ke gedung belakang kantornya.

Tak butuh waktu sepuluh menit, mobil hitam itu diparkirkan di depan gedung itu. Alex dapat melihat mobil Nico yang terparkir di ujung sana.

Alex tersenyum remeh, anak buahnya begitu cepat dalam urusan seperti ini.

Belum juga memasuki area gedung, ponselnya yang berada di saku berbunyi menandakan notifikasi muncul.

Nico

| Lantai 3

Alex membacanya sekilas lalu menyimpan kembali ponsel pintarnya itu.

Saat dirinya sudah berada di lantai tiga, Alex disuguhi pemandangan yang benar-benar membuatnya tersenyum licik.

Good job, Nico!” Alex memuji Nico yang berada jauh, sekitar lima belas meter di depannya.

SWEET REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang