16. Not Suspicious

101 53 32
                                    

Keesokan harinya, Alex menggerakkan setengah bodyguard-nya untuk menyamar di area supermarket dan mengintai sosok Jayden

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, Alex menggerakkan setengah bodyguard-nya untuk menyamar di area supermarket dan mengintai sosok Jayden. Barangkali pria bernama Jayden itu masih bepergian ke supermarket.

Alex kini tengah berkutat dengan laporan yang menumpuk di depannya. Apalagi kalau bukan soal pekerjaannya. Berkas yang harus ia tanda tangani menumpuk sebegitu banyaknya membuat Alex sesekali memijat pelipisnya.

Hingga waktu istirahat tiba, pria itu masih duduk di kursinya. Tangannya membolak-balikkan kertas yang ia pegang. Membaca satu persatu laporan yang tertumpuk.

"Permisi, Pak Alex." Suara Maureen membuat Alex menghentikan kegiatan membacanya.

"Ada perempuan di ruang tunggu. Dirinya memaksa untuk bertemu dengan Anda, katanya dirinya kenal dengan Anda."

Alex menautkan alisnya. "Siapa yang kamu maksud?"

"Saya tidak tau. Perempuan itu bilang bahwa kenal dengan Anda dan sepertinya ingin memberikan Anda makan siang."

"Suruh masuk ke ruangan saya."

"Anda yakin, Pak?"

"Apa barusan kamu membantah saya, Maureen?"

Maureen menggeleng. "Baik. Akan saya antar ke ruangan Pak Alex. Tunggu sebentar."

Selang beberapa menit lamanya, Maureen berdiri dengan seorang gadis. Berpakaian formal layaknya orang bekerja sambil membawa paper bag.

"Ini orangnya, Pak."

Alex menaikkan salah satu alisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alex menaikkan salah satu alisnya. Menatap Vio dari bawah hingga ujung kepalanya. Gadisnya sungguh terlihat dewasa layaknya orang kantoran pada umumnya.

"Hm. Silahkan tinggalkan ruangan saya."

Maureen pamit undur diri. Sebelum pergi, wanita itu juga bertanya-tanya pada dirinya. Sebelumnya, atasannya itu belum pernah membawa seorang perempuan ke dalam ruangannya. Apalagi saat ini gadis muda dengan entengnya masuk dan mendapat izin dari Alex.

Sepeninggal Maureen, Vio tak henti-hentinya menahan senyumnya.

"Kenapa ditahan?"

"Huh?" beo Vio.

SWEET REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang