7

484 52 6
                                    

༶•┈┈┈┈┈┈୨♡୧┈┈┈┈┈•༶

✎  Happy Reading ✎

༶•┈┈┈┈┈┈୨♡୧┈┈┈┈┈•༶

Flashback on
Mei 2021

Gun pria manis tersebut berjalan dengan pelan, dirinya sekarang hendak menuju lantai bawah rumahnya.

Rumahnya cukup sepi. Ya, karena Adik nya yang baru kelas 9 sedang sekolah. Begitupun dengan Kakak tertuanya yang satu kelas dengannya, kelas 11.

Selisih umur keduanya hanya satu tahun, bagaimana bisa mereka satu kelas? Tanyakanlah hal itu pada kedua orang tuanya.

Kedua orang tuanya juga sedang berkerja. Sedangkan Gun, dirinya sedang tidak enak badan, menyebabkan dirinya tidak bisa masuk sekolah.

Gun menarik sebuah kursi didekat pantry dan duduk disana dengan sebuah botol susu ditangannya.

"Gun, kamu dimana?"

Gun menoleh saat mendengar suara wanita. Dirinya bangkit dari duduknya dan menuju ruang keluarga.

"Kak Veli, kenapa kesini?" Ujarnya kaget.

Veli Chaesya seorang wanita yang berstatus sebagai kekasih Kakak tertuanya tersebut tersenyum.

"Kamu ikut Kakak."

"Ngapain?"

"Ke rumah sakit, ambil obat kamu."

Gun mengangguk dan menuju kamarnya untuk mengganti baju. Dirinya ingat, jika tadi malam sang Kakak mengantarkannya untuk mengecek keadaannya.

Selepas selesai Gun turun dan pergi bersama kekasih Kakaknya tersebut. Keduanya menaiki taksi dan berlalu pergi.

"Kakak gak sekolah?" Tanya Gun.

"Gak, tadi ijin buat antar kamu." Sahut Veli.

Keduanya hanya berbicara tentang hal ringan. Hingga mobil berhenti di sebuah rumah sakit. Kitporn Hospital.

Gun kembali menginjakan kakinya untuk kedua kalinya disini, tadi malam sang Kakak sangat khawatir tentang keadaannya. Membuat Gun hanya pasrah saja di bawa menuju rumah sakit.

Veli menarik pelan tangan Gun dan membawanya menuju ruangan yang sudah di tunjukan. Saat masuk keduanya langsung duduk disebuah kursi yang berhadapan dengan dokter lelaki.

"Tn, Gun Atthaphan?"

Gun mengangguk.

"Pola makannya dijaga ya. Kamu punya masalah dilambung, jadi jangan terlalu sering makan makanan pedas."

"Terakhir kalinya kamu makan pedas kapan?" Tanya dokter tersebut.

"Dua hari lalu, sekitar tiga mangkuk dengan level super pedas."

Dokter tersenyum. "Makan pedas boleh. Tapi ada batasnya, lain kali diatur ya. Ini resepnya."

Veli, wanita tersebut menerima kertas berisi resep obat dari dokter tersebut dan mengangguk.

Anything?Where stories live. Discover now