13

540 47 9
                                    

༶•┈┈┈┈┈┈୨♡୧┈┈┈┈┈•༶

✎ Happy Reading ✎

༶•┈┈┈┈┈┈୨♡୧┈┈┈┈┈•༶

Off menghela nafasnya lelah, ia memijit pelipisnya. Dan kemudian menutup matanya, tak lama ia membukanya kembali. Lalu kembali menghela nafas.

Ujian kali ini benar-benar menguras otaknya. Ia duduk dengan lesu dikursinya dan menangkupkan wajahnya.

"Kak."

"Gun?" Kagetnya.

Gun menarik satu kursi kosong dan duduk disebelah Off. Ia memberikan senyum terbaiknya dan mengeluarkan seseuatu yang ia bawa.

"Kakak pasti laper kan? Ayo makan sama Gun."

Off menghela nafasnya dan memberikan senyum tipis. Semenjak dua hari lalu keduanya hanya bertemu ketika jam istirahat dan waktu pulang, itu saja tidak memakan waktu lama. Dan dihari ketiga ini Gun membawanya bekal, seperti dihari hari sebelumnya. Padahal Off tidak memintanya sama sekali.

"Makasih Gun."

"Udah makan." Sahut Gun.

Off menurut dan menyuapkan satu sendok kedalam mulutnya. Ia tersenyum dan mengelus pucuk kepala Gun. Syukurlah tidak terlalu ada banyak murid yang menyadarinya, jika ada sudah dipastikan mereka tidak baik-baik saja.

"Makin hari makin enak aja." Puji Off.

Gun tersenyum malu. Sang jankung sangat hebat dalam memujinya. Padahal dulu ia sangat ingin dipuji oleh Off, namun ia tidak sadar akan pujian kecil yang Off berikan. Membuatnya mengira itu hanya ucapan belaka. Padahal pujian kecil seperti itu sangat lah berati baginya, namun ia yang tidak menyadarinya.

Gun membukakan tutup botol dan memberikannya pada Off. "Susah ya tadi?" Tanya Gun.

"Susah pasti. Cuma ya, terlalu nguras otak." Jelas Off.

Gun mengangkat tangannya untuk memijit pelepis Off. "Jangan terlalu dibebani Kak. Gak baik buat kesehatan."

Ia mengangguk dengan senyumnya. "Ohhya, Gun mau nanya."

"Nanya apa?"

Gun menarik tangannya dan menatap Off. "Gak lama lagi kan Kakak lulus. Terus basecamp yang dibelakang itu gimana?"

Off mengangguk paham. "Ya dikosongin, barang-barang yang ada didalamnya dibawa ke basecamp utama."

"Gak ribet?"

"Kalau bisa orang kenapa harus kita? Kakak tinggal keluar uang." Jelasnya.

Gun berdecih pelan. "Emm, pulang nanti Gun ikut ya."

"Kakak mau ke resto. Yakin mau ikut?"

Gun mengangguk antusias. "Boleh ya?"

"Oke-oke. Udah balik sana, bel mau bunyi."

Gun meraih kotak bekalnya dan bangkit dari duduknya. "Semagat Kak."

Ia memberikan senyamannya dan berlalu pergi. Off menghela nafas pelan dan menggelengkan kepalanya.

"Pacaran mulu."

Off menatap datar kedua pria didepannya. Mereka hanya mengacuhkan bahunya ringan dan duduk di mejanya.

"Udah jadian?" Tanya Tay.

Off menggeleng. "Belum."

"Yaiya lah. Pastinya semua sesuai rencana." Timpal Arm.

Anything?Where stories live. Discover now