12

447 47 2
                                    

༶•┈┈┈┈┈┈୨♡୧┈┈┈┈┈•༶

✎ Happy Reading ✎

༶•┈┈┈┈┈┈୨♡୧┈┈┈┈┈•༶

"Panas banget."

Gun dengan susah payah menarik kopernya dibawah terik sinar matahari. Selepas mendapatkan tempat teduh ia dan pria disebelahnya berhenti disatu titik.

"Perasaan disana masih pagi deh, disini kok udah siang aja?" Bingungnya.

"Kan beda waktu Gun."

Gun memberikan cengirannya. "Al sama Lay mana?" Tanya Off.

Gun mengangkat bahunya tidak tau. "Habis turun dari pesawat mereka dua hilang gitu aja."

Off mengangguk, dan kembali fokus pada handphonenya. Gun melirik kesana kemari, ia dan Off kini berada disebuah halte yang berada didepan bandar udara internasional.

Sebenarnya Gun tadi sudah menyarankan agar menggunakan taksi bandara saja. Namun sang jangkung mengatakan sebuah mobil sudah menjemputnya. Tapi saat keduanya berada didepan bandara tidak ada mobil yang berhenti. Hanya ada mobil yang berlalu lalang keluar dan masuk bandara.

"Kita ke Mansion Ayah Kakak dulu, ya?"

Gun menoleh. Ia pikir Off akan ke apartnya, atau langsung membawa Gun pulang.

"Kenapa?"

"Nanti kamu tau." Jawab Off.

Ja mendekatkan wajahnya dan Gun, sekali lagi ia mencium wajah Gun bertubi-tubi. "Kakk!!! Gak bosan apa?! Dari pagi cium mulu." Kesalnya.

"Gimana Kakak bisa bosan coba? Orang itu kamu." Jawabnya.

Gun menghela nafas kasar mendengarnya. Lebih baik ia berdiam diri saja, tidak usah banyak tingkah. Karena sudah pasti wajahnya yang akan menjadi sasaran.

Tak lama sebuah BMW hitam berhenti didepan keduanya. Sang supir berjalan keluar dan meraih barang bawaan Gun dan Off. Kemudian menyimpan pada begasi.

"Mari masuk Tuan."

Off mengangguk dan membawa Gun masuk. Gun duduk dengan tenang pada kursi belakang, sampai sang jankung masuk dan kemudian mobil berjalan pelan.

"Ini seriusan kesana?" Tanya Gun.

Off yang tengah sibuk dengan handphonenya menoleh, ia mengangguk dan mengelus surai Gun. "Kenapa?"

"Gapapa..." Ujarnya dan menggeleng lemah.

Off mengeryit bingung. Pasti ada yang disembunyikan oleh pria disebelahnya, namun dirinya tidak ada niatan untuk bertanya.

1 hours later.

Gun yang sedari tadi hanya memperhatikan jalanan, menoleh kearah lain. Atensinya terpaku disana. Sebuah gerbang hitam yang menjulang tinggi didepan sana tak lama terbuka.

Mobil masuk dan berhenti didepan pintu utama sebuah Mansion berlantai dua dengan cat gading putih. Off melirik Gun yang hanya diam, ia tersenyum dan mengelus punggung tangan Gun.

"Ayo masuk."

Gun mengangguk lemah, ia dituntun oleh sang jangkung keluar dari mobil dan saat keluar, sebuah pintu utama terbuka menampilkan seorang lelaki berjas hitam lengkap.

Anything?Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt