11

520 53 10
                                    

༶•┈┈┈┈┈┈୨♡୧┈┈┈┈┈•༶

✎ Happy Reading ✎

༶•┈┈┈┈┈┈୨♡୧┈┈┈┈┈•༶

"Kalian dua ada problem?"

Gun menoleh selepas Win melempar pertanyaan. Ia menggeleng dengan senyum tipisnya dan kembali memandang kedepan.

Ia kini tengah duduk dipinggir pantai dengan alas sebuah kain yang cukup besar. Didepan sana ada beberapa Inti yang tengah bermain, jam baru menunjukkan pukul 8 malam. Namun sepertinya itu tidak menjadi masalah untuk mereka bermain air.

Sekilas mata bulat tersebut melirik kearah Off yang hanya diam duduk tak jauh dari keduanya.

"Masa sih? Gak percaya gua."

Gun menghela nafas. "Kalau gua ceritain, jangan kaget ya.."

"Iya dehh." Sahut Win.

1 menit...

2 menit...

3 menit...

4 menit...

5 menit...

"Itu mah elo nya yang gak nyadarr!!"

"Win, kok ngegas sih? Telinga gua sakit." Ujar Gun dengan mengosok telinganya.

Win menghela nafas berat. "Kayanya semenjak dekat ama Off, lo jadi makin bego deh."

"Maksud lo?"

"Kan. Gua ngomong gitu aja pake segala nanya."

"Kan gua gak paham!!" Sarkas Gun.

"Itu cowo sering muji lo. Pake banget malahan, lo nya aja yang gak sadar."

"'Itu cowo' siapa lagi sih?!"

Win menepuk jidatnya. Harus perlu ekstra sabar. "Mungkin dia nya aja yang gak bisa ngomong secara langsung."

"Maksud lo Kak Off?" Sahut Gun.

"Mulut lo, pliss. Jangan nyaring-nyaring."

"Ya emang kenapa? Ada problem emang kalau Kak Off dengar?"

Senyum terpaksa muncul dikedua sudut bibir Win. Ia menetap Gun tajam dan kembali menghela nafas.

"Gua doain semoga Off gak mau pacaran sama lo."

"LOH? Win, kok lo gitu sih?!"

"Ya, kalau Kak Off gak mau gimana?"

Keduanya menoleh kebelakang. Dan mendapatkan seorang pria berperawakan China. Sekilas keduanya terkejut namun tak berselang lama karena Win yang memintanya untuk ikut bergabung.

"Maksud lo apa?" Tanya Gun.

"Ya, Kak Off kan emang gak mau pacaran." Sahut Lay enteng.

Anything?Where stories live. Discover now