si lucu dan pria mawar

332 31 1
                                    

21 Januari 2019

Ini kali pertama bukan? Ya, ini pertama kalinya aku melihat mu.
Diperjalanan menuju kantor ku pukul 07.45 pagi itu aku memutuskan bahwa, aku jatuh pada pesona mu.
Pria dengan setelan biru muda.

24 Januari 2019

Hai, apa kabar mu? Kedua kali nya mataku bertemu dan ia enggan berpaling dari mu. Ada yang berbeda- oh tidak, kau sama. Hanya saja kau semakin menggemaskan dengan kacamata kotak mu.
Hei, kau terlihat panik, apa kau baik? aku harap iya. Apapun itu, semoga hari mu menyenangkan!
Pria yang hari ini memakai kacamata kotak.

25  Januari 2019

Halo, kita bertemu lagi. Apa kabar mu? kau terlihat semakin mengagumkan. Dan aku enggan untuk melepas pandang padamu.
Kau terlihat sibuk pagi ini- dan menggemaskan juga, seperti kemarin. Apa kau perlu bantuan dengan buket itu? dia terlihat akan menelan mu haha.
Kau terlihat semakin mungil jika membawa buket itu. Jadi- bisakah aku yang membawakannya untuk mu?
Pria berbaju kuning yang memakai appron "day beauty flowers"?

4 Februari 2019

Hari ini, pagi ini aku putuskan untuk mengunjungi mu. Oh maaf atas kelancangan ku karna diam diam mengintip dimana tempat kerjamu. Aku merindukan mu- terdengar creepy, tapi maafkan aku jika aku bersungguh sungguh.
Aku melihatmu. Kau terlihat lelah dengan senyuman yang tidak pernah pudar. Entah saat kau menyambut pelanggan mu atau kau yang tengah bercengkrama dengan bunga bunga yang ku rasa, mereka kalah telak dengan cantik mu.
Hei, pria yang tengah menyusun buket, bisa kah kau berbagi senyum manis mu dengan ku setiap hari?

8 Februari 2019

For the first time kau membalas tatapan ku. Mungkin terlihat menyeramkan untukmu. Tapi kau malah menunjukkan senyum manis mu alih-alih ekspresi ketakutan karna terus-terusan ku tatap. Jangan begitu, jangan terlalu baik pada orang lain.
Aku tidak bisa menjagamu selalu, pria dengan topi beanie yang menggemaskan.

14 Februari 2019

Pagi itu pukul 10 pagi, aku mengantri untuk dapat bertatap muka dengan mu. Untuk pertama kalinya.
"Oh hai, pria berjas di subway?" sapa mu untuk pertama kalinya. Aku mengangguk dengan canggung, total lemas dengan suara manis yang keluar dari bibir mu. "Untuk kekasih mu?" tanya mu sembari membungkus buket berisi 100 tangkai mawar pesanan ku. "Ya, tapi kami belum", jawabku dan kau membalasnya dengan doa agar usahaku dalam mengatakan cinta berjalan dengan lancar. Aku mengamini dalam hati, berucap keras agar Tuhan mengabulkan doa mu. "maaf, bisa kau lebih cepat? aku harus memberikannya dalam 15 menit", maaf membuat mu panik, tapi sungguh- aku gugup setengah mati.
Lima belas menit berlalu dan aku kembali di hadapan mu. Tersenyum membalas tatapan bingung mu, "Kenapa kembali? apa kau di tolak?", aku menggeleng, "belum tau. Aku baru saja akan memastikan" kataku yang lalu menyerahkan 100 tangkai mawar yang kau susun sebelumnya. "Untukku?" aku mengangguk, "ya, tolong berikan aku jawaban. Aku- meninggalkan nomorku disana. Tolong hubungi aku"

Siang itu- menjadi hari yang berat sekaligus melegakan untukku. Pertama, aku mengetahui namamu. Jimin, Park Jimin. Bahkan nama mu sangat indah. Yang kedua, pengakuan ku. Ya setidaknya begitu. Setidaknya tugasku saat ini hanya menunggu respon mu bukan? aku menunggu mu, Park Jimin. Pria cantik yang menggunakan setelan satin berwarna pink.

15 Februari 2019

Sehari setelah kau mendapat nomor ponselku dan aku belum mendapat pesan mengenai keputusan mu. Hari ini pun rasanya aneh, aku rindu karena tidak melihat mu kali ini.
Hei, apa kau baik? atau kau menghindari orang aneh seperti ku?
Hei, Park Jimin, aku rindu.

20 Februari 2019

Pukul 20.30 malam itu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Kau terlihat lelah. Apa kau baik?, "hei, pria mawar?" sapa mu ketika kita bertukar tatapan mata. "kau baik? kau terlihat lelah", kau hanya mengangguk lalu tersenyum setelah menerima sebotol air putih dariku, "terimakasih". Setelahnya hening. Aku yang terfokus dengan dirimu dan kau yang menunduk dalam. Tak ingin ku ganggu, jadi cukup aku menatapmu. "hei, pria mawar-", "Jungkook, panggil aku Jungkook", kau terkekeh sebentar, memudarkan segala lelah yang ada pada diriku, "em- maaf karena tidak menghubungi mu. Apa nomor itu masih aktif?" tanya mu. Aku mengangguk ragu, "kalau Jimin tidak mau membalas, its okay. Aku baik, jangan hiraukan aku. Aku pasti terlihat menyeramkan" kataku yang malah mendapat kekehan ringan untuk kesekian kalinya. "Tidak, tidak aneh. Besok- aku akan mengirim pesan. Apa boleh?" aku tentu saja mengangguk antusias, aku akan sangat menunggu. "aku harus turun sekarang, hati hati di jalan Jungkook-ssi" katamu sembari melambaikan tangan. Tepat sebelum pintu terbuka, aku menghentikan langkah mu, "hati hati Jimin-ssi--"

Samar ku lihat sapuan merah jambu di kedua pipi mu. Semoga pertanda baik, pria dengan hoodie kebesaran dan koper ditangan.

22 Februari 2019

Aku disini, menunggumu yang tengah tersenyum untuk pelanggan terakhir mu. "hi, kau sudah datang pria mawar?", sapa mu sembari terkekeh, "kau benar-benar akan memanggilku pria mawar?", kau mengangguk diiringi bulan sabit yang menghiasi matamu. "tentu saja. Kau pria mawar yang memberiku 100 tangkai mawar yang ku rangkai sendiri. Kau harus memakai nama itu!" katamu penuh semangat. Terkadang, aku ingin dengan lancang memelukmu. Seperti sekarang ini, aku gemas, ingin memeluk.

Di malam itu, ditengah banyaknya pasangan yang menikmati taman kota kau berucap, "tidak ada yang tidak melelahkan di dunia ini, pria mawar. Namun daripada mengeluh, bukan kah lebih baik jika kita menikmatinya? dan setelah kita benar benar lelah, kita cari arah pulang dan beristirahat. Aku harap kamu menemukan jalan pulang menuju rumah mu pria mawar. Kau pria yang baik dan menyenangkan".
Aku terpaku. Kau- apakah kau menolak ku?"

29 Februari 2019

Pertemuan kedua kita setelah seminggu tidak bertemu. Jujur saja aku rindu. Teramat rindu. Tapi mengingat malam itu, aku ragu. Aku takut kau sebenarnya tidak nyaman dengan ku. Tapi sore ini, kau menghubungiku. Mengajakku makan malam. Yah, aku rasa aku kalah dengan rindu.

"Maaf soal terakhir kali kita bertemu. Setelah ku pikir-pikir, ada yang salah dengan pemilihan kata dan timing yang tidak tepat. Kau tau pria mawar- ah maksudku Jungkook-ssi? aku hanya, yah hanya berkata random. Bukan maksud ku untuk mendorong mu menjauh, aku- maafkan aku" katamu dengan terbata. Sedikit lega, karna kau memahami ketakutan ku.

Malam itu, kita bersama. Menghilangkan kecanggungan dan lebih santai dari pada sebelumnya. "Jimin-ssi, aku harap aku menemukan jalan pulang ke rumah ku, bersama mu". Kataku dengan gugup setelah mengantar sampai depan rumah mu. Tapi ku pikir kau suka. Karna akupun begitu, pipi merah jambu mu kembali terlihat.

1 September 2019

Kita bertemu- lagi. Setelah puluhan malam kita rutin bertemu diantara tugas ku untuk mengantar mu pulang. Kita bertemu, setelah kau mengatakan akan pergi ke luar kota dan tidak dapat menepati janjimu untuk bertemu malam ini. Lalu kemudian dengan tiba-tiba kita bertemu, di depan pintu apartemen ku dengan setelan santai bercampur manis milikmu, satu buket tiger lily dan dua box berisi kue dan hadiah ulang tahun, untukku.

"Selamat ulang tahun, pria mawar ku!" teriak mu didepan wajah ku tepat setelah aku membuka pintu. Tahun yang menyenangkan dengan pria manis sepertimu. "Jimin-ah, aku akan membalas mu" kau terkekeh, "silahkan. Aku tidak akan terkejut, bulan depan aku pasti akan ingat", "tidak, akan ku lakukan tahun depan saja. Jadi ayo selalu seperti ini"

Lagi-lagi aku senang melihat semburat merah muda di pipi mu.

-tbc.

.
.
.

haaii, apakabar?
kalian paham kan cerita ini gimana?
jadi, cerita ini semacam buku diary atau highlight gimana pria mawar aka jungkook bertemu si lucu aka jimin. jadi, kalian lagi di dongengin, gimana pergerakan hubungan jungkook dan jimin.

akan ada beberapa chapter tambahan, mungkin. karna aku ngerasa ini agak nanggung- iyakan? atau udah gini aja?

let me know guyss.
please bilang ke aku soal diary nya si pria mawar gimana.
harus lanjut atau udah disini aja akhirnya, hehe.

thankyou💜

ʜᴀᴘᴘʏ [ᴋᴍ]Where stories live. Discover now