a- Gay

13K 488 27
                                    

"Jungkook-ah"

"Hah?"

"Sedang apa?" pria yang lebih tua bertanya sambil terkekeh melihat wajah konyol milik adik termuda di dorm ini. Ingin sekali menoyor kepalanya sebelum melihat wajah murung milik adik kecilnya.

"Hei, ada masalah? kau bisa cerita kalau kau mau"

Ucapnya lagi. Pria yang lebih muda bergeming. Membenarkan duduknya yang semula terlihat tidak nyaman karena kakinya tertekuk pagar pembatas didepannya.

"Yaa, kalau tak mau ya sudah. Tapi biarkan aku disini oke. Aku juga ingin menikmati kota Seoul yang gemerlap di malam hari"

Yang lebih tua menghendikkan bahu. Memutuskan untuk ikut duduk bersila di lantai, disamping pria yang jauh lebih muda darinya. Penolakan keras dilayangkan jika sewaktu-waktu pria muda ini mengusirnya.

Setelahnya hening. Keduanya mulai larut dalam pandangan dan masalahnya masing-masing.

"Jin hyung"

Yang tua sedikit tersentak. Tak menduga jika pria yang sedari tadi ia coba ajak bicara dan mengabaikannya, mengucap sepatah kata.

"Oh astaga, ku kira kau bisu" kekehnya garing. Lalu berhenti setelah melihat raut wajah sang adik tak berubah. Tetap datar. "Ada apa?"

Yang muda menggeleng, lalu menghela napas berat.

"Ada masalah ya? apa masalah mu berat?"

Pertanyaan yang tak serta merta pria muda itu jawab. Cukup membingungkan.

"Aku tak tahu, apakah ini disebut masalah atau tidak. Aku hanya.."

Pria yang lebih tua mencoba mengendarkan penglihatannya. Mencoba seolah mengabaikan namun menyimak. "Jangan terlalu lama jika ingin bercerita disini, Kook. Udara malam tidak pernah baik untuk kesehatan. Terlebih untuk tulang tua ku"

Lagi-lagi pria yang lebih tua terkekeh. Melontarkan Jokes yang Jungkook rasa tak lucu- untuk saat ini.

"Ini membingungkan. Aku.."

Yang lebih tua mendengus. Gemas melihat Jungkook yang berucap tak jelas. "Cepat katakan apa masalah mu Kook. Kau membuatku gemas. Ingin rasanya melemparmu dari lantai 15 ini"

Gerutuan hyung tertua tak dihiraukan Jungkook. Dia hanya belum siap, belum paham, sebenarnya, ada apa dengan dirinya? dengan hatinya?

"Hyung.. Menurut mu bagaimana dengan gay.."

Jin reflek menatap Jungkook. Menuntut penjelasan yang jauh lebih jelas dari pertanyaan yang sepenuhnya ambigu.

"Ya, bagaimana pendapat mu soal gay. Ya kau tau, hubungan sesama jenis didalam sebuah grup seperti ini sangat mungkin terjadi" ucapnya lalu menatap yang tua.

Jin yang paham hanya terkekeh. Sejujurnya dia tak masalah soal itu. Toh cinta itu tak bisa memilih. Cinta tumbuh bukan karena diminta, tapi tumbuh karena terbiasa.

"Aku tak keberatan"

"Oh benarkah?!" Jin hyung hanya menatap heran Jungkook yang terlalu bersemangat.

"Oh maksudku, benarkah?" Jungkook yang buru-buru meralat nada dan kata dalam pertanyaanya. Ia hanya mendengus setelah mendengar suara kekehan khas milih hyungnya ini.

"Ya, kau tahu? cinta bukan suatu hal yang bisa kita kontrol. Mau bagaimana pun, cinta datang karna sendirinya. Kebiasaan, rasa nyaman. Yeah kau tau? kita sudah tujuh tahun melewati masa sulit senang bersama. Saling menyemangati satu sama lain, saling menjaga satu sama lain, dan saling menyayangi satu sama lain. Dan ya Jungkook, tak masalah jika kau ingin serius dengan Jimin. Aku paham bagaimana rasanya"

ʜᴀᴘᴘʏ [ᴋᴍ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang