An endless hope of happiness

1.5K 127 16
                                    

Senyum Jimin adalah hal pertama yang Jungkook lihat setelah seharian bekerja. Dan hal ini lah yang membuat lelahnya hilang.

Tidak lebay. Asal Jimin, Jungkook akan baik-baik saja.

"Sudah pulang? gimana kantor? mandi dulu yuk, aku udah siapin air panas. Terus ke meja makan ya. Minum air lemon" titah sang istri setelah ia mengambil tas milik Jungkook.

Jungkook hanya diam menyetujui sembari berjalan menuju kamar mandi di dekat dapur.

"Jangan lupa masukkan baju mu ke mesin cuci" Lagi-lagi Jungkook menurut tanpa protes. Rutinitas baru setelah pulang kerja.

"Jimin?" Hampir dua puluh menit Jungkook melakukan rutinitas mandinya. Jimin yang sedang mencuci pakaian milik Jungkook di mesin cuci menengok. Lalu memberikan satu-dua sendok sabun pakaian lalu meninggalkan cuciannya setelah mesinnya bekerja.

"Lapar? minum teh lemonnya dulu" titahnya sembari mengapit lengan sang suami. Jungkook sendiri hanya menurut dengan memeluk lengan sang istri.

"Hari ini bagaimana? Paman Ahn masih suka marah?" Jungkook mengangguk tanpa menjawab. Pria itu asik menatap paras rupawan milik sang istri.

"Jeongguk-"

"Anak-anak dimana?" tanyanya kemudian. Tapi tetap, menatap sang istri intens.

Jimin tersenyum lalu bangkit dari duduknya. Berjalan menuju kompor yang berisi rebusan sup tulang dan kimchi kesukaan Jungkook. Oh, ini makanan yang di request Jungkook pagi tadi.

"Anak-anak di kamar. Mungkin sedang tidur, entah. Nanti ku lihat. Aku belum menengoknya sejak memasak" tanyanya sedikit terengah.

Jungkook yang melihat segera menghampiri sang istri. "Biar aku saja. Kamu duduk, oke?"

Jimin hanya tersenyum. Menatap binar lelakinya yang tengah merengkuh tubuh nya dengan posesif, seolah takut jatuh. "Pelan-pelan" sesekali gunaman penuh kecemasan terdengar.

"Jangan memanjakan ku tuan Jeon Jeongguk. Aku baik-baik saja" kekehnya. Jungkook sendiri hanya mendengus. Lalu kembali ke kompor untuk mengecek masakan sang istri.

"Ini sudah selesai?" tanyanya.

"Belum, masukan telur dan daun bawang yang sudah aku siapkan. Aku akan keatas memanggil anak-anak"

Jungkook seketika memekik, "Duduk Jimin. Biar aku saja, astaga. Duduk diam. Akan aku panggil anak-anak setelah ini"

Jimin mengangguk sambil terkekeh. Sudah cukup, Jimin mau Jungkook saja.

.
.
.

"Bibuu, aku mau ke kamar ya. Mau buat pr. Terimakasih makan malamnya bibu" titah Jeon Jinan, putri mereka yang berumur 9 tahun.

"Okay sayang, mau bibu bantu?" Jinan menggeleng, "ngga usah bibu, Jinan bisa kok. Soalnya mudah"

"Atau mau ayah bantu?" Jinan menggeleng lagi. "Tidah usah ayaaahh. Udah ah Jinan ke atas ya. Ayah semangat cuci piringnya!"

Teriakan beserta cekikikan milik Jinan menguar bersamaan dengan dengusan milik ayahnya. Jungkook ini sebal sekali dengan Jinan yang sudah jail begini. Tengilnya minta ampun.

Jungkook semakin sebal jika hal itu di saksikan pula oleh Jimin. Istrinya ini akan terkekeh sembari mengoloknya, "Nah rasakan, itu aku kalo kamu jailin" kan- benar kan apa kata Jungkook. Jimin juga ikutan meledek.

Jungkook tak membalas. Ia lalu bangkit bersamaan dengan piring-piring kotor yang akan di cucinya. Sebelum itu, ia mencuri kecupan di bibir sang istri, tentu saja.

ʜᴀᴘᴘʏ [ᴋᴍ]Where stories live. Discover now