f- Workout

3.1K 225 8
                                    

"Jimin?"

Jimin yang tengah berbaring santai sambil memainkan ponselnya menengok ketika ada suara yang memanggilnya. Tersenyum lucu ketika mendapati sang kekasih sedang berjalan mendekat kepadanya.

"Sedang apa?" Jimin menggeleng, menegakkan tubuhnya lalu memeluk sang kekasih yang berada tepat di hadapannya.

"Hanya bermain, aku bosan Kookie. Aku rindu Amy" adunya dengan suara yang teredam di perut sang kekasih.

Pria yang di panggil Kookie terkekeh gemas. Mengusap lembut rambut sang kekasih. "Ingin keluar bersama?"

Jimin sontak mendongak, menatap sang kekasih berbinar. "Kemana?"

"Kau ingin kemana?" Tanyanya balik.

Jimin terkekeh, "Terserah. Kemana pun asal bersama Kookie, aku suka" lanjutnya.

Jungkook tersenyum jahil, "Terserah?"

Jimin mengangguk.

"Kemana pun?"

Jimin berdecak sebal, "IYA! Kemanapun asal bersama Kookie!"

Jungkook tersenyum. "Baiklah, ayo bersiap. Pakai saja swetter oversize mu dan jangan lupa celana longgar mu Jimin. Aku tidak ingin kau memakai baju ketat!"

Peringatan sang kekasih membuat Jimin berdecak malas. Padahal baru saja dia ingin memakai celana bahan kulit yang ketat hingga menampilkan lekuk tubuhnya beserta kemeja besar kepunyaan Jungkook. Jimin sudah membayangkan semuanya. Betapa sempurnanya jika ia memakai setelan itu. Iya, sebelum kelinci bongsor menghancurkan imajinasinya.

"Menyebalkan" gunamnya sebal. Jungkook dan titahnya tak akan pernah bisa di tolelir. Tidak barang sekali pun. Dan Jimin tahu itu.

Setelah hampir lima belas menit, mereka siap. Berjalan beriringan menuju mobil Jungkook yang terparkir di basement apartemen mewah yang mereka tempati saat ini.

"Kau jauh lebih manis jika memakai setelan seperti ini, Hyung. Jadi berhenti merajuk" ucap Jungkook dengan mengusak rambut merah muda milik sang kekasih. Sedikit terkekeh melihat tingkah hyungnya.

"Kau menyebalkan Jungkook, kau tahu?" Jimin bersuara menggebu. Merajuk ala Jimin.

Jungkook hanya terkekeh. "Percaya pada ku, okay. Aku hanya ingin melindungi mu. Kita pergi untuk bersenang-senang. Bukan membuat mu celaka, mengerti?"

Ingin rasanya Jimin menjawab 'tidak' sambil berteriak. Dia akan di bawa kemana pun tak tahu. Jadi apa yang Jimin mengerti disini?

Jimin mendengus, lelah berdebat dengan sang kekasih. Terlebih disaat mereka akan melakukan kencan seperti ini. Ia tak ingin merusak suasana hanya karna setelan yang sepele seperti ini. "heng, aku mengerti" jawabnya.

Jungkook tersenyum. Mengagumi sosok sang kekasih yang rela mengalah. Jungkook tahu kok kalau sang kekasih sedang merajuk, dan ia juga tahu kalau sang kekasih sedang mencoba mengalah agak kencan ini berjalan lancar. Jungkook tahu dan mengerti itu.

.
.
.

"Kau- membawaku kemari?!" teriak Jimin. Ia reflek okay, dia tidak membayangkan acara kencan yang Jungkook rencanakan akan berakhir disini.

Jungkook menggangguk. "Kenapa? kau tak setuju? seingat ku kau yang memperboleh kan aku untuk memilih tempat, bukan?"

Jimin mengangguk di tengah keterjutannya. "Iya- tapi tidak disini juga Jungkook. Kau tahu kan kalau aku tidak suka tempat ini?"

Jungkook lagi-lagi mengangguk, terkekeh kecil melihat reaksi sang kekasih yang berlebihan. Lalu menggenggam tangan mungil sang kekasih yang pas di tangannya untuk masuk kedalam bersama. "Sudah, kita masuk dulu. Kau tak harus melakukannya. Cukup lihat dan temani aku"

ʜᴀᴘᴘʏ [ᴋᴍ]Where stories live. Discover now