EMPAT BELAS

11.4K 1.4K 78
                                    

Assalamu'alikum guys. Terimakasih untuk kalian yang mau membaca dan mendukung cerita ini. Makasih juga untuk yang udah kasih keritikan dan saran yang membangun. Untuk tanda baca, aku usahain akan di rubah jadi lebih baik. Tapi jika masih ada ke salahkan, itu adalah ketidak sengajaan. In syaa Allah begitu cerita ini END, aku akan perbaiki tanda bacanya. Makasih ya udah diingatkan:).

Ada yang nungguin cerita ini kan?.

Tandai typo kalau ada.

Happy Reading untuk kalian:)

****



Satu minggu. Thea menunggu Galang selama itu, walau mereka tetap berkomunikasi lewat saluran telepon, tapi tetap saja itu jarang di lakukan.

"Loh Thea gak berangkat sekolah?" Tanya Mama Erin.

"Thea nungguin Galang, Ma. Kak hari ini Galang pulang ke rumah. katanya Thea suruh nungguin disini aja. Nanti berangkat bareng" Jawab Thea.

Gadis itu sudah duduk cantik di depan teras rumah. Ia tak sabar bertemu dengan Galang.

Thea berkali-kali melihat arloji di tangannya. Gadis dengan kerudung segi empat berwarna putih itu sesekali juga melihat ke arah gerbang rumah. Ini sudah hampir jam tujuh, namun Galang belum datang.

"Apa Galang ingkar janji lagi ya, kayak minggu kemarin dia bilang mau jemput ke kelas, tahu nya dia malah ke Bandung" Gumam Thea lesu.

Melihat jam yang semakin bertambah, Thea bangkit dan hendak memanggil sopir rumah itu, namun suara deru motor yang memasuki gerbang rumah membuat Thea tersenyum dan menoleh.

"Assalamu'alikum cantik" Sapa Galang, dengan senyum manis tercetak di bibirnya.

"Wa'alaikumussalam, suami Thea"Balas Thea malu.

"Ayo naik!".

Tanpa banyak bicara, Thea menaiki belakang motor Galang. Gadis itu memeluk Galang erat. Ia rindu laki-laki ini, sangat malah.

"Aku pikir kamu gak akan jemput, kamu ingkar janji lagi kayak sebelum pergi ke Bandung. Bilang nya mau jemput aku ke kelas buat ke kantin bareng, tahunya kamu ke Bandung!".

Galang menatap wajah Thea yang menyandar di bahunya, lewat kaca spion motor.

"Maaf ya, aku gak akan ninggalin kamu gitu aja kali ini. Sebelum pergi aku bakal izin deh!".

"Harus lah. Aku kan istri kamu!" Ucap Thea tegas. Ia ingin menegaskan bahwa dia milik Galang dan Galang adalah milik nya. Gak ada siapapun itu termasuk Rara.

Mereka berdua melepas rindu yang sudah di tabung selama satu minggu. Diatas motor Galang, Thea menghirup dalam aroma parfum laki-laki itu.

Motor Galang memasuki parkiran motor siswa, berbarengan dengan anak Aodra.

Thea melepas helmnya, keningnya mengeryit saat menyadari ada cewek menggunakan hijab di boncengan Aziz.

Deg.

Hati Thea berdebar, saat tahu siapa perempuan itu.

"Dia, kenapa bisa ada disini?" Pikir Thea.

Thea menatap Galang. Senyum Galang terulas untuk perempuan yang belum Thea ketahui siapa dia. Apa mungkin dia Rara.

"Assalamu'alikum". Suara lembut milik perempuan itu rasanya begitu mengganggu di telinga Thea.

"Wa'alaikumussalam".

"Dia siapa?" Tanya Thea, menatap intens gadis yang memiliki wajah mirip dengan nya.

"Oh, hai. Aku Rara, kamu Thea kan?, Galang udah cerita katanya di Jakarta ada yang mirip banget sama aku. Ternyata bener ya".

Mesin Waktu ( END)/ TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang