TIGA PULUH LIMA

11.9K 1.1K 27
                                    

Assalamu'alikum guys. Udah pada bangun belum, atau justru ada yang belum tidur nih?

Btw gimana sama part sebelumnya? Masih mau lanjut dong, ya kan?

Aku mau nanya dulu nih,kalian nemu cerita ini darimana? Harus dijawab, gak jawab aku gedor rumah kalian satu-satu, wkwk.

Kesan dan pesan untuk cerita ini apa?

Kalau ada yang kurang kalian boleh kritik kok. Soalnya ilmu pengetahuan aku untuk menulis masih rendah. Masih belajar. Jadi kalian bisa kasih kritikan tapi yang membangun.

Oke deh itu aja. Tandai typo kalau ada, biar bisa cepat aku revisi.

Happy Reading:)

*****

Galang dan Thea masuk ke dalam. Mata mereka melotot terkejut ralat, hanya Thea saja. Karena Galang hanya menatap datar kedepan sana.

"Bi, tutup mata. Rara gak pakai jilbab, aurat. Kamu dosa lihat nya!" Pekik Thea.

"Kalau tutup mata gimana aku lawan Yuda, sayang?" Tanya Galang kesal. Sejak tadi Thea sangat menguji kesabarannya.

"Owwh kalau gitu langsung lawan aja, jangan diam-diaman kayak pasangan berantem aja kalian. Katanya ketua geng motor" Cibir Thea.

Gadis itu mundur ke belakang sedikit. Ia menduduki kursi yang sudah ada dalam ruangan itu.

Galang hanya menatap Thea datar. Gadis itu seakan siap melihat pertunjukkan seru yang akan dimulai.

"Ayo mulai! Malah lihat-lihatan. Awas loh kalian jadi jatuh cinta. Akunya malah jadi janda ntar"

Galang maju lebih dulu, melesatkan tendangan kearah Yuda. Laki-laki itu tampaknya sama hebatnya dengan Galang. Dari tadi mereka hanya serang dan tangkis saja. Tidak ada yang kalah di pertarungan itu.

Saat melihat Galang yang mendesak Yuda menjauh dari Rara, Thea segera mendekati Rara.

"Jilbab lo mana?" Tanya Thea, sambil membuka ikatan tali Rara.

Wajah Rara saat ini sangat kacau. Pipi basah, mata merah, rambut acak-acak. Kayak badut. Pikir Thea.

"Dilepas bang Yuda" Jawab Rara lirih.

"Udah nanti kita cari jilbab lo. Sekarang kita keluar dulu dari sini. Biar Galang yang urus Yuda. Kita menyelamatkan diri dulu!" Ajak Thea.

Sret.

Thea terkesiap saat pistol di saku belakang celananya ditarik. Ia menahan napas saat pistol itu mengarah ke keningnya. Jarak mereka hanya satu meter. Thea yakin tendangannya akan kalah cepat dengan lesatan peluru itu ke kepalanya.

" THEA!" Pekik Galang kalut. Ia takut Yuda menarik pelatuk tembak itu dan membolongi kepala Thea.

"Jangan coba-coba dekati gue atau kepala gadis kesayangan lo ini bakal gue bolongi!" Ancam Yuda.

Ntah bagaimana sampai Thea tak menyadari bahwa Yuda menarik pistolnya.

"Jangan. Gue gak akan maju, tapi lo tolong lepasin Thea!" Pinta Galang.

Mesin Waktu ( END)/ TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang