Sayang

1.5K 68 1
                                    

Setelah selesai makan malam dan berdansa, mereka kembali ke kamar hotel untuk membersihkan diri dan tidur.

Jo telah siap dengan piyamanya dan kini sedang membersihkan make upnya di wastafel kamar mandi. Javier duduk di atas kasur dan menatap Jo di dalam kamar mandi yang terbuka.

Malam ini adalah malam pertama mereka menghabiskan malam bersama. Actually, ini malam kedua setelah malam pertama Jo mabuk dan mereka saling menyatakan cinta.

Tapi malam ini Jo dalam keadaan sadar dan mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun dan dalam satu tahun itu mereka hanya bertemu siang sampai sore hari. So, ini bisa dibilang malam pertama mereka tidur di atas kasur bersama.

Seberapa pentingkah tidur bersama? Maksudnya, tidur dalam artian yang sebenarnya. Penting sekali bagi mereka. Karena dengan begitu, mereka dapat merasakan rasa saling memiliki seutuhnya dan senormal mungkin di balik hubungan mereka yang memang tidak normal.Jo sudah selesai dengan make upnya, lalu dia menatap Javier yang sedari tadi memperhatikannya sambil tersenyum.

"What?" tanya Jo seraya naik ke atas kasur kemudian duduk merangkul Javier di sampingnya.

Javier membenarkan posisinya agar nyaman untuk Jo. "Aku sangat bahagia hari ini."

"Aku juga bahagia. Aku merasa benar-benar memilikimu seutuhnya, meski hanya sementara."

Javier mengelus kepala Jo yang bersandar di dadanya. "Aku ingin menikahimu Jo."

Jo terdiam. Sesuatu dalam dirinya terasa tercabik-cabik. Menikah? Tidak mungkin, meski aku pun sangat menginginkannya. Bagaimana dengan Mary? Hubungan ini jelas-jelas tidak mempunyai masa depan.

"Javier, jangan pernah kau ucapkan itu lagi," kata Jo dan matanya kembali berkaca-kaca. 

"Hubungan seperti ini, tidak mungkin sampai ke tahap itu. Meski kita menginginkannya."

Javier tidak menyalahkan apa yang dikatakan Jo. Tapi itu sangat berbenturan dengan hatinya. 

Hatinya ingin memiliki Jo seutuhnya selamanya. "Aku bisa menceraikan Mary."

Jo mendongak. "Jangan. Kau akan menyakiti Ivy."

Javier menatap Jo lekat. Di saat wanita simpanan lain pasti menginginkan lelakinya menceraikan istrinya, tapi Jo tidak demikian. Dia justru merelakan dirinya terus menderita dengan status yang tidak jelas dari pada Ivy terluka.

Javier mencium kening Jo dan seluruh cintanya dia tumpahkan dalam ciuman itu. Aku beruntung memilikimu. Maafkan aku.

Mereka tertidur dalam pelukan yang hangat dan penuh cinta. Tak ada seks malam ini. Hanya tidur dalam damai dengan perasaan yang saling menyatu.

Keesokan harinya, mereka pun kembali ke Philadelphia dan perjalanan singkat itu akan mereka kenang seumur hidup. Rasanya seperti berbulan madu meski hanya satu malam.

"Aku berencana untuk membelikan mobil untukmu. Bagaimana pendapatmu?" tanya Javier dalam perjalanan pulang menuju Philadelphia.

Jo melirik. "Mobil? Ya, aku memang punya rencana demikian. Aku sudah menabung dari setahun yang lalu. Bibi Ema pun tahu rencanaku."

"Simpan tabunganmu untuk keperluan lain. Biar aku yang membelikanmu mobil. Apa kita mau mampir dulu ke show room mobil?

"Kau yang membelikanku mobil? Bagaimana jika aku menolak?"

"Jika kau menolak, aku akan merasa tak berharga."

Jo menghela nafas dan mengerti ancaman itu. "Baiklah. Tapi, dengan satu syarat."

Cause I'M YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang