The Governoor

2.3K 63 0
                                    

Hari ini adalah hari yang paling menentukan bagi rakyat Pensylvania terlebih bagi Javier serta pesaingnya. Hari ini adalah hari pemilihan gubernur. Pemilihan dimulai pada pukul 7 pagi dan akan berakhir pada pukul 12 siang. Pengumuman siapa yang akan menjadi gubernur akan muncul pada pukul 4 sore.

Pagi ini rumah Javier sudah ramai dengan para timnya. Jo pun sudah dijemput oleh Tom ke rumah Javier. Jo akan didandani seanggun mungkin oleh tim penata rias karena dia akan mendampingi Javier ke tempat pemungutan suara. Dengan kata lain, hari ini Jo akan tampil di depan umum sebagai calon istri dari Javier. Jika Javier terpilih nanti, maka dia akan menjadi Nyonya Gubernur Pensylvania.

"Sudah selesai," ucap penata rias itu lalu dia pun membereskan peralatannya dan keluar dari kamar tamu yang dijadikan ruang rias.

Jo menatap dirinya di cermin. Dia memakai blazer berwarna navy dengan rok span selutut berwarna senada. Wajahnya didandani dengan dandanan yang tak berlebihan namun masih dapat menampilkan keanggunan dan kesederhanaan. Rambut panjangnya disanggul dengan cantiknya. Jo melakukan latihan pernafasan untuk menenangkan dirinya yang sedang gugup saat ini. Dia takut akan membuat Javier malu.

Jglek!

Pintu terbuka. Jo berharap Javier yang datang, namun saat dia membalikkan badannya Mary muncul dari balik pintu. Suasana mulai terasa canggung. Mary mendekat dengan ekspresi yang tidak dapat ditebak.

"Apakah dia marah karena hari ini dialah yang seharusnya mendampingi Javier?" pikir Jo dalam hati.

"Hai, Jo. Akhirnya kita bertemu kembali," kata Mary dengan seulas senyuman.

Jo membalas senyuman itu dengan penuh rasa canggung. Jo masih duduk di kursi meja rias. 

Mary duduk di pinggiran tempat tidur. Mereka berdua pun berhadapan.

Mary menghela nafas panjang. "Harusnya hari ini aku yang berada di situ," kata Mary menunjuk meja rias dengan tatapannya.

"Sudah kuduga," gumam Jo dalam hati. "A..aku.. aku minta maaf."

Mary menggeleng. "Tidak. Kau tidak perlu minta maaf. Kau pantas mendapatkannya."

Jo terkejut mendengar respon dari Mary. "Kau tidak marah?"

Mary tertawa kecil. "Aku tidak marah. Hanya sedikit ada rasa menyesal. Aku menyesal karena telah gagal dengan Javier."

"Aku tidak tahu harus berkata apa," Jo bingung menghadapi Mary saat ini. Terlebih karena satu sama lain sudah tahu posisinya kini dengan Javier. Mary adalah mantan istri dan Jo adalah calon istri.

"Aku belum sempat meminta maaf padamu, Jo. Sekarang aku sadar kalau cinta memang tidak bisa dipaksakan. Aku tidak bisa memaksakan Javier untuk mencintaiku," kata Mary dengan tatapan penuh keikhlasan.

"Apa kau baik-baik saja Mary?" tanya Jo.

Mary menatap Jo dan tersenyum. "Tidak pernah sebaik ini. Tanpa ikatan pernikahan, hubunganku dengan Javier berjalan dengan baik sebagai ayah dan ibu Ivy. Aku bahagia. Aku harap kau pun dapat membahagiakan Javier yang selama ini tidak pernah bisa kulakukan padanya."

Jo tersenyum. "Terima kasih Mary,"

Mary pun tersenyum dan mengangguk.

Jglek!

Pintu kembali terbuka dan kini Javier lah yang muncul dari balik pintu. Javier mengernyitkan dahinya melihat Mary dan Jo duduk bersama di hadapannya. Dia merasa was-was jika terjadi perselisihan di antara dua wanita yang memiliki ikatan dengannya itu.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Javier sambil mendekat.

Mary dan Jo pun tertawa kecil melihat kekhawatiran Javier. Mereka berdua berdiri setelah Javier berada di hadapan mereka.

Cause I'M YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang