Berhenti Main Cantik

968 65 0
                                    

Dari kejauhan, Jo menatap keharmonisan keluarga itu. Mary yang bersandar pada Javier dan di sampingnya ada seorang anak yang bahagia melihat kedua orangtuanya.Air mata Jo terus mengalir, sampai rombongan lain datang untuk memancing di tempat yang sama. Jo segera menghapus air matanya dan menghabiskan birnya.

Beberapa saat kemudian, Javier dan keluarganya kembali dengan hasil pancing yang cukup untuk dimakan bersama. Mata Jo sudah kembali normal seperti sedia kala.

"Sini biar aku bantu untuk membersihkan ikannya," kata Jo sambil meraih ember berisi 5 ekor ikan di tangan Javier tanpa memandangnya sama sekali.

"Baiklah, akan kusiapkan pembakarannya!" kata Mary, ceria.

Meskipun mata Jo tidak sembab, tapi dari suaranya yang agak berat Mary sudah dapat menyimpulkan bahwa dia telah memenangkan permainan.

Javier menangkap sesuatu yang aneh pada Jo, lalu dia melirik Mary yang terlihat ceria. Shit! Mary pasti mengatakan sesuatu.

"Jo, biar kami membantumu!" seru Ivy dan Amy berbarengan.

Mereka bertiga pun berjalan ke pinggiran sungai untuk membersihkan ikan. Beberapa meter dari tempat mereka, terlihat keluarga lain yang berjumlah enam orang tengah memancing. Air sungai hari ini lumayan tenang dan cocok untuk memancing.

Meskipun kadang-kadang, volume airnya bertambah secara mendadak dan terdapat arus jeram yang cukup membahayakan untuk anak kecil.

Ivy dan Amy rupanya bukan membantu, melainkan bermain air. Jo terus membersihkan ikan sambil sesekali memantau kedua anak itu dan debit air.

Semua ikan sudah bersih, Jo sudah memasukkannya ke dalam ember.

"Ayo girls, kita bakar ikannya!" seru Jo.

Layaknya anak-anak, Ivy dan Amy tidak dapat diganggu ketika asyik bermain. Sampai Jo mendengar suara air mulai berisik dan gulungan jeram dari kejauhan mulai mendekat.Jo melihat rombongan keluarga di sampingnya yang mulai berlarian ke tepi sungai. Sementara Jo berlari ke tengah sungai menyelamatakan Ivy dan Amy.

"Hei! Hei!" teriak orang-orang yang melihat Jo dan anak-anak di tengah sungai.

Javier  dan Mary melihat ke arah yang diteriaki orang-orang. Javier segera berlari menuju sungai, sementara Mary mematung.

Ivy segera berlari ketika ayahnya berlari ke arahnya. Jo segera mendorong Amy dan Javier menangkapnya. Namun debit air semakin tinggi dan jeram sudah menyapu Jo.

Jo segera melemaskan tubuhnya saat jeram menerpa. Dia pernah bermain body rafting dan jeram seperti ini sudah familiar baginya.

Orang-orang yang melihat menyaksikan dengan histeris. Mary mendekat dan memegang anak-anak yang Javier selamatkan. Sementara Javier terlihat gusar melihat Jo yang tersapu air.

Jo dapat mengendalikan dirinya di dalam air sampai menunggu air tenang, tapi batu sungai membentur kepalanya keras hingga ia tak sadarkan diri.Javier menangkap tubuh Jo yang mengapung. Dengan segera dia berenang ke arah kekasihnya dan mengangkatnya dari air.

Orang-orang segera berkerumun begitu Jo dibaringkan tak sadarkan diri di tepi sungai oleh Javier.

Apa dia mati? Mary.

Tidak. Tidak. Tidak. Jo, tetaplah bersamaku. Javier.

Javier segera memberikan pertolongan pertama pada Jo, dengan memberikan kompresi pada dada Jo beberapa kali kemudian memberikannya nafas bantuan dari mulut ke mulut.Orang-orang menunggu dengan cemas. Jo tersadar. Mary menatap dengan penuh emosi pemandangan di depannya. Javier yang terlihat tidak ingin kehilangan Jo.

Tak lama, Jo terbatuk dan memuntahkan air dari dalam mulutnya. "Uhuk! Uhuk!"

Semua orang bernafas lega, kecuali Mary. Kenapa tidak mati saja kau!

Baru saja dia mendapatkan kemenangannya, kini dia kembali kalah. Kali ini dia memutuskan untuk tidak akan main cantik lagi. Jo harus segera menyingkir dari suaminya.

Acara memancing selesai. Mary diperintahkan Javier untuk membawa anak-anak ke villa untuk makan siang dan bermain agar tidak syok atas kejadian barusan.

Sementara Javier dan seorang kepala keluarga dari rombongan di sebelahnya tadi mengantar Jo pulang. Mary duduk geram di sofa, kemudian menelepon seseorang.

"Alfonso?" ucap Mary, sesaat dia melirik Ivy dan Ivy terlihat asyik bermain bersama Amy tanpa menghiraukannya. "Aku merindukanmu. Temui aku besok sore."

Setelah menelepon Alfonso, Mary menelepon lagi.

"Halo? Aku ingin kita bertemu besok pagi. Ada pekerjaan untukmu!" kata Mary dengan nada tegas.***"Ya Tuhan! Apa yang terjadi!" teriak Bibi Ema begitu melihat Jo dibopong Javier dengan keadaan basah kuyup.

"Aku tidak apa-apa Bi," jawab Jo lemas.

"Tadi dia terseret jeram di sungai," kata lelaki yang ikut mengantarnya.

Javier segera membawa Jo ke dalam kamarnya, sementara Bibi Ema membuatkan minuman hangat dan lelaki yang ikut membantunya duduk di sofa.

Setelah Jo berbaring di tempat tidur, refleks Javier berusaha membuka kancing kemeja Jo.Jo segera menggenggam kancing bajunya. "Apa yang kau lakukan?"

"Buka bajumu! Kau basah kuyup!" kata Javier.

"Kau sudah gila! Pergi dari sini! Biar aku melakukannya sendiri. Bibi akan kena serangan jantung jika kau membukakan bajuku!" gerutu Jo.

Javier mau tak mau harus menyetujuinya. Dia pun keluar dari kamar Jo dan membiarkan Jo berganti pakaian.

Bibi Ema kemudian masuk sambil membawakan minuman hangat untuk Jo. Lelaki yang ikut mengantar Jo sudah pergi lebih dulu. Pakaian Javier sudah mulai mengering.

Bibi Ema keluar dari kamar Jo.

"Tuan, terima kasih sudah menolong Jo untuk yang kesekian kalinya. Aku tidak tahu lagi harus membalasnya dengan apa!" ucap Bibi Ema.

"Kau bisa membuatkanku kopi," balas Javier sambil tersenyum.

Bibi Ema menghela nafas lega, kemudian pergi ke dapur. Javier sudah tidak tahan untuk melihat keadaan Jo. Dia segera masuk ke dalam kamarnya dan terlihat Jo sudah terlentang di balik selimut dengan pakaian keringnya.

Saat Javier masuk, Jo segera membalikkan badannya membelakangi Javier. Javier duduk di tepian tempat tidur.

"Kau pergilah. Mary dan Ivy pasti mencemaskanmu," ucap Jo lirih.

"Ada apa Jo? Apa Mary mengatakan sesuatu?" tanya Javier.

Jo menggeleng. Mary tidak salah. Aku yang salah.

"Javier, bisakah kau tinggalkan aku? Aku lelah, aku ingin istirahat," kata Jo lalu menarik selimutnya sampai leher dan memejamkan mata.

Javier tertunduk dalam. Dia sangat ingin menemani Jo saat ini. Tapi keadaannya sangat tidak memungkinkan. Javier adalah orang yang serba bisa. Tidak ada yang tidak bisa dia lakukan. Namun kini dia menemukan sesuatu yang tidak bisa dia lakukan. Menemani Jo saat ini.

Javier pun terpaksa pergi dari kamar Jo dan membiarkannya istirahat. Ekspresi wajahnya dengan segera dia kembalikan senormal mungkin saat bertemu Bibi Ema.

Javier duduk di meja makan kemudian menyeruput kopi yang sudah Bibi Ema sediakan.

"Aku sudah menelepon dokterku untuk datang memeriksa keadaan Jo. Bibi tidak usah khawatir," kata Javier.

Bibi Ema menggenggam tangan Javier. "Semoga Tuhan memberkatimu."

Javier mengangguk, kemudian bangkit dan pamit untuk kembali ke villa dengan langkah gontai.

♤♤♤

Cause I'M YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang