Tiga

25.1K 3.8K 168
                                    

Gue baru tau kalau habis koma, otak bisa kehilangan akal juga.

-Bizar

"Mau jadi pacar gue?"

Bizar terkejut dengan pertanyaan itu. Bahkan dia lebih terkejut daripada saat tau kalau Aydan juga menyukai si cengeng Natasya.

"Lo mau buat gue sama Aydan berantem?" ucap Bizar.

Duhhh, suaranya tuh enak banget didenger. Diajak sleepcall pasti nyaman banget, pikir Lusi.

"Kalian nggak akan berantem karena gue dan Aydan nggak ada apa-apa," jawab Lusi dengan senyuman.

Bizar diam untuk beberapa menit sebelum akhirnya memutuskan untuk mendekat. Dia mendudukkan diri di sebelah Lusi.

"Gue nggak tau apa rencana lo sekarang, tapi lo masih tunangannya."

"Gue nggak punya rencana apa-apa, Bi," ucap Lusi.

"Terus, atas dasar apa lo tiba-tiba ngajakin gue pacaran? Gue masih bersikap sopan sama lo karena lo tunangan temen gue. Apa efek dari koma separah ini?" kata Bizar.

Lusi senang mendengar suara Bizar. Apa yang terjadi ya jika Bizar di hari itu tidak menyatakan perasaannya ke Natasya, tapi ke Lusi? Apa itu boleh? Apa boleh Lusi mengubah alur cerita dunia komik ini?

Lusi menatap lekat wajah Bizar yang berada di sampingnya. Tak hanya Lusi, Bizar juga menatapnya dengan beribu pertanyaan yang menumpuk di kepala.

"Lo masih sakit?" tanya Bizar lagi kala melihat Lusi yang diam saja. Walaupun mereka tidak pernah dekat sebelumnya, tapi Bizar kenal Lauren dari lama. Karena Lauren, Aydan, dan Bizar berada dalam sekolah yang sama sejak duduk di bangku Taman Kanak-Kanak.

"LAUREN AWAS!" seru Dana dari lapangan. Lusi yang tak fokus karena sibuk memperhatikan Bizar jadi tidak tau bahwa ada bola yang terbang ke arahnya. Dengan sigap, Bizar bangkit dan menjadi tameng Lusi. Dia menyediakan punggungnya sebagai tempat bola itu mendarat, sementara Lusi sudah memejamkan mata sejak menyadarinya.

Posisi mereka yang begitu dekat membuat Lusi segera membuka mata. Dia melihat wajah tampan Bizar yang hanya berjarak satu jangka dari wajahnya. Entah mengapa, sejak bertemu Bizar pagi ini, Lusi mulai merasa serakah. Dia tidak hanya ingin menikmati kekayaan Lauren seperti rencana awalnya. Dia juga ingin memiliki Bizar.

Dia ingin Bizar menjadi miliknya.

"Lo tanya atas dasar apa gue ngajak pacaran?"

Lusi menangkup kedua pipi Bizar lalu memajukan wajahnya. Dia berikan sebuah ciuman ke bibir Bizar dengan mata terpejam. Saking kagetnya, Bizar sampai tak bisa berkutik. Dia diam dengan seluruh tubuh yang kaku. Teman-temannya di lapangan yang tak bisa melihat apa yang terjadi pun meneriaki namanya agar melempar bola kembali. Hal itulah yang membuat Bizar segera tersadar.

"Akal lo hilang?!" Bizar mendorong bahu Lusi menjauh darinya. Dia usap bibir bekas ciuman Lusi lalu mengambil bola yang diminta teman-temannya. "Benar apa kata Aydan, lo lebih murah daripada gorengan."

I'm In Love With A Second Lead Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang